Presiden Jokowi meninjau pengolahan bijih nikel di Pabrik Smelter, Konawe, Sultra, Senin, 27 Desember 2021
Industri

7 Smelter Terbesar yang Beroperasi di Indonesia

  • Presiden Joko Widodo bersikeras untuk menyetop ekspor bahan mentah. Sehingga Indonesia hanya boleh mengekspor produk jadi dan minimal produk setengah jadi

Industri

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – Presiden Joko Widodo bersikeras untuk menyetop ekspor bahan mentah. Sehingga Indonesia hanya boleh mengekspor produk jadi dan minimal produk setengah jadi. 

Untuk itu, Jokowi terus mengakselerasi pembangunan hilirisasi untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, memberikan nilai tambah. Salah satu upaya yang dilakukan adalah membangun smelter. 

Smelter adalah fasilitas pengolahan hasil tambang yang berfungsi meningkatkan kandungan logam seperti timah, nikel, tembaga, emas, dan perak hingga mencapai tingkat yang memenuhi standar sebagai bahan baku produk akhir. Proses tersebut telah meliputi pembersihan mineral logam dari pengotor dan pemurnian. 

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengebut pembangunan 32 fasilitas smelter untuk mencapai target 53 smelter yang beroperasi pada 2023-2024, dari saat ini 21 yang sudah beroperasi. 

Berdasarkan data Kementerian ESDM, berikut ini adalah 7 smelter terbesar di Indonesia yang sudah selesai dibangun: 

1. PT Well Harvest Winning Alumina Refinery 

PT Well Harvest Winning Alumina Refinery (PT WHW Alumina Refinery) berlokasi di Ketapang, Kalimantan Barat. Smelter ini memiliki kapasitas produksi sebesar 1.000.000 tons per year (tpy) smelter grade alumina (SGA). Selain itu smelter ini juga mempunyai kapasitas input sebesar 4.039.200 tpy bauksit. 

2. PT Tsingshan Steel Indonesia 

PT Tsingshan Steel Indonesia terletak di Morowali, Sulawesi Tengah dengan kapasitas produksi sebesar 507.000 tpy nickel pig iron (NPI) atau bahan baku stanless steel. Perusahaan ini juga mempunyai kapasitas input sebesar 4.500.000 tpy. 

3. PT Indonesia Chemical Alumina 

PT Indonesia Chemical Alumina berlokasi di Tayan, Kalimantan Barat memiliki kapasitas produksi sebesar 300.000 tpy chemical grade alumina (CGA). PT Indonesia Chemical Alumina juga memiliki kapasitas input sebesar 1.000.000 tpy. 

4. PT Sulawesi Mining Investment 

PT Sulawesi Mining Investment terletak di Morowali, Sulawesi Tengah memiliki kapasitas produksi sebesar 300.000 tpy NPI. Selain itu, smelter ini memiliki kapasitas pengolahan dan pemurnian bijih nikel sebesar 3.000.000 tpy. 

5. PT Smelting 

PT Smelting yang berlokasi Gresik, Jawa Timur memiliki kapasitas produksi sebesar 300.000 tpy katoda tembaga. Perusahaan ini bergerak dalam pengolahan dan pemurnian bijih tembaga di Indonesia, baik yang diperoleh dari PT Freeport Indonesia, PT Amman Mineral Nusa Tenggara, maupun yang lainnya. Adapun smelter ini memiliki kapasitas input sebesar 1.000.000 tpy. 

6. PT Megah Surya Pertiwi – 198.158 tpy ferronickel (FeNi) 

Memiliki kapasitas produksi 198.158 tpy ferronickel (FeNi), perusahaan ini bergerak dalam bidang pengolahan dan pemurnian bijih nikel dengan kapasitas input sebesar 2.079.733 tpy. 

7. PT Wanatiara Persada 

Masih di pengolahan dan pemurnian nikel, PT Wanatiara Persada memiliki kapasitas produksi sebesar 161.740 tpy FeNi dan kapasitas input sebesar 2.229.656 tpy.