Pekerja menyelesaikan pembuatan produk di kios sentra kerajinan berbahan rotan di kawasan Pondok Gede, Jakarta Timur, Senin, 13 September 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Industri

7 Tren Bisnis Tahun 2022 untuk Dongkrak Penghasilan UMKM

  • Hal-hal penting yang harus diperhatikan pelaku UMKM dalam mengikuti tren bisnis di tahun 2022 untuk mendongkrak penghasilan.
Industri
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA – Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan oleh pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk mendongkrak penghasilan sesuai dengan tren bisnis di tahun 2022

Dalam jangka waktu dua tahun terakhir, telah terjadi perubahan besar tentang tata cara memulai bisnis skala kecil hingga menengah. Seiring dengan berjalannya waktu, tren bisnis pun terus berubah dan sangat penting bagi para wirausahawan untuk beradaptasi dengan segala perkembangan. 

Dalam laporan Future of Commerce tahunan yang dicatat oleh Shopify, terangkum informasi terkait dengan tujuh tren bisnis yang harus diperhatikan oleh para wirausahawan dalam menjalankan UMKM di tahun 2022, termasuk apa saja yang diminati oleh audiens pada umumnya, bagaimana mendapatkan keunggulan dalam mendistribusi produk, dan rencana investasi untuk perkembangan usaha. 

Lewat kuisioner yang diajukan kepada sejumlah pemilik bisnis dan konsumen, Shopify merangkum tujuh tren bisnis di tahun 2022.

1. Prioritaskan customer experience

Para pelaku UMKM harus tahu bahwa pengalaman yang tidak terlupakan bagi pelanggan adalah hal yang penting untuk membangun loyalitas dan memungkinkan terjadinya repurchase (pembelian kembali). 

Menurut studi yang dilakukan oleh Forrester Consulting, 27% pengusaha mengatakan bahwa peningkatan pengalaman pelanggan adalah prioritas pertama atau kedua dalam menjalankan bisnis di tahun 2022. 

Ketika konsumen ditanyai apa yang menurut mereka berharga dalam pengalaman berbelanja via online, 77% memilih foto produk yang akurat sebagai jawaban. Dengan kata lain, kualitas foto produk adalah faktor untuk meningkatkan pengalaman konsumen. 

Pengalaman konsumen lain yang perlu dipertimbangkan adalah penyajian informasi. 76% konsumen menilai deskripsi produk adalah suatu hal yang sangat penting bagi pengalaman mereka.

Semakin mudah informasi untuk ditemukan dan dicerna, konsumen pun akan semakin menganggap pembelian produk sebagai pengalaman yang bernilai. 

Naturalisasi bahasa pun menjadi unsur penting dalam perdagangan lintas negara. 74% konsumen menganggap, penyajian produk dengan bahasa lokal yang mereka gunakan membuat pengalaman berbelanja mereka terasa lebih bernilai. 71% konsumen pun mengatakan hal senada terkait mata uang lokal yang mereka gunakan. 

Yang terakhir berkaitan dengan ulasan konsumen lain. 70% konsumen mengindetifikasi ulangan pembeli lain sebagai sesuatu yang berharga bagi pengalaman berbelanja mereka. 

2. Fokus pada toko online atau marketplace

Bahkan bagi pelaku bisnis berskala besar pun penjualan online adalah kunci pertumbuhan yang sangat penting.

Mengacu pada data yang dihimpun, 54% pelaku bisnis mengatakan bahwa mereka harus fokus pada pemasukan dari toko online untuk mencapai target mereka di tahun 2022. 

49% dari mereka pun berencana untuk meningkatkan investasi di toko online milik perusahaan mereka, salah satunya dengan mengevaluasi desain untuk meningkatkan UX (user experience). 

Sangat penting untuk membuat desain yang menarik secara visual dan berfungsi dengan baik di perangkat seluler. 

Sementara itu, 56% dari pelaku bisnis memaparkan rencana untuk meningkatkan investasi mereka juga di marketplace. Rencana ini merupakan strategi yang cerdas karena 55% konsumen mengatakan bahwa mereka biasa berbelanja dari marketplace

Promosi di media sosial masih menjadi faktor penting dalam pertumbuhan bisnis UMKM. 49% pelaku bisnis berencana untuk meningkatkan investasi dalam promosi produk di media sosial dengan cara membina komunitas online dan bekerja sama dengan influencer.

3. Optimalkan deskripsi, ulasan, dan komunikasi

Salah satu faktor penghambat dalam ekspansi ke marketplace adalah ketatnya persaingan. 40% dari pemilik bisnis mengatakan, mereka sudah berekspetasi akan peningkatan persaingan yang dapat menghalangi mereka untuk mencapai target. 

Mengacu pada data Future of Commerce, para konsumen memberitahu apa yang mereka anggap sebagai pengaruh signifikan dalam keputusan mereka saat membeli produk dari brand tertentu. 

Pengaruh pertama adalah jaminan kualitas, dan 61% konsumen menganggap hal itu sebagai suatu hal yang penting. Oleh karena itu, sebaiknya pemilik usaha menambahkan informasi terkait hal tersebut di deskripsi produk.

60% konsumen pun mengatakan, pengalaman layanan dari konsumen lain dapat memberi pengaruh yang signifikan. Dengan penilaian dari konsumen lain, loyalitas sudah dapat dibangun bahkan sebelum pembelian pertama. 

Selanjutnya, 58% konsumen lebih cenderung memilih untuk berbelanja di toko yang mempermudah mereka untuk menjalin komunikasi. Artinya, menyediakan sebanyak mungkin saluran komunikasi, entah itu melalui e-mail, media sosial, atau chat adalah hal yang perlu diperhatikan. 

4. Solusi dalam permasalahan supply-chain (rantai pasokan)

Pandemi telah berdampak kepada kusutnya rantai pasokan yang dapat merugikan berbagai macam jenis usaha, termasuk UMKM.

40% konsumen mengatakan, penundaan rantai pasokan global telah berdampak kepada pesanan mereka, dan 28% dari mereka khawatir hal itu dapat mempengaruhi mereka dalam memilih produk. Kekhawatiran utama mereka berkaitan dengan penundaan dan biaya pengiriman tambahan. 

Oleh karena itu, 45% dari pemilik bisnis pun memaparkan rencana mereka untuk berinvestasi pada kapasitas manufaktur, 44% berencana untuk berinvestasi dalam peningkatan kolaborasi dengan mitra yang berhubungan dengan rantai pasokan, dan 44% berencana untuk berinvestasi dalam peningkatan kecepatan rantai pasokan. 

5. Pengiriman yang lebih cepat dan transparan

Bisnis berskala besar mengutamakan pengiriman yang cepat dan transparan, dan hal itu pun akan berdampak kepada ekspetasi konsumen terhadap bisnis-bisnis lainnya. 

Kebanyakan pelaku bisnis mengidentifikasi tiga area dalam aspek pengiriman produk untuk tahun 2022, yakni mengurangi biaya pengiriman dengan tarif gratis atau tetap, meningkatkan fleksibilitas kebijakan pengiriman dan retur, serta mengubah strategi pengiriman untuk mengurangi kemungkinan penundaan.

76% konsumen menganggap pengiriman gratis memiliki pengaruh yang sangat signifikan pada keputusan mereka untuk berbelanja online

68% dari mereka pun lebih memilih untuk berbelanja di toko yang menjamin produk akan sampai di hari yang sama atau sehari setelahnya, dan 56% memilih toko yang waktu pengiriman produknya dapat diatur sesuka hati. 

Transparansi pengiriman yang direpresentasikan oleh kemampuan untuk menunjukan proses pengiriman dengan jelas pun menjadi faktor penting bagi pelaku bisnis dan konsumen.

49% pemilik bisnis berencana untuk berinvestasi dalam transparansi pengiriman untuk tahun 2022 dan 46% konsumen menilai transparansi pengiriman adalah nilai tambah bagi mereka. 

6. Mempermudah pengiriman internasional

E-commerce memungkinkan pengguna internet di seluruh dunia untuk berbelanja dalam skala global, dan sangat penting bagi para pelaku usaha untuk bisa mengirim produk ke mana saja. 

Akan tetapi, saat ini kebanyakan pelanggan masih ragu untuk berbelanja produk lintas negara. 43% mengatakan mereka tidak mau membayar biaya tambahan yang besar, dan mereka khawatir pengiriman akan memakan waktu yang sangat lama.

Oleh karena itu, pelaku usaha di tahun ini sebaiknya mulai mencari solusi untuk mengoptimalkan toko dalam perdagangan internasional, misalnya terkait dengan penyesuaian harga, pajak lokal, dan pengaturan tarif pengiriman internasional yang jelas. 

7. Optimalkan produk ramah lingkungan

Baik pemilik bisnis maupun konsumen sadar dan prihatin terkait dampak perdagangan terhadap lingkungan.

Selama setahun ke depan, 46% pemilik bisnis berencana untuk berinovasi dalam produk yang dapat mudah didaur ulang, 39% meningkatkan efisiensi proses manufaktur, dan 39% berencana untuk mengoptimalkan bahan baku ramah lingkungan.

Untuk membangun praktik bisnis yang ramah lilngkungan, pemilik usaha dapat memulai berbagai langkah seperti peningkatan edukasi bagi konsumen, mengimbangi emisi karbon, dan menggunakan media sosial untuk menyampaikan pesan terkait produk lingkungan kepada audiens.