<p>Ilustrasi. Sumber: kemenperin.go.id</p>
Industri

70 Persen Buyer Luar Negeri Tangguhkan Pesanan Furnitur

  • JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkapkan adanya penangguhan pembelian hingga 70 persen terhadap produk furnitur dan craft di Indonesia. Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih mengungkapkan, penangguhan tersebut dipicu oleh situasi sulit akibat pandemi virus corona (COVID-18). “Berdasarkan pantauan kami, pelaku IKM kerajinan turut merasakan dampak COVID-19. Di smaping penangguhan, […]

Industri

Aprilia Ciptaning

JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkapkan adanya penangguhan pembelian hingga 70 persen terhadap produk furnitur dan craft di Indonesia.

Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih mengungkapkan, penangguhan tersebut dipicu oleh situasi sulit akibat pandemi virus corona (COVID-18).

“Berdasarkan pantauan kami, pelaku IKM kerajinan turut merasakan dampak COVID-19. Di smaping penangguhan, buyer luar negeri juga melakukan pembatalan pemesanan mencapai 3-5 persen,” ungkap Gati dalam siaran tertulis, Kamis, 16 April 2020.

Selain itu, lanjutnya, berhentinya aktivitas operasional pelabuhan juga menjadi faktor terkendalanya distribusi produk. Hal ini berakibat pada menurunnya aktivitas ekspor yang membuat cashflow perusahaan terganggu.

“Bahkan, kredit yang dibayarkan berpotensi mengalami kemacetan,” ucap Gati.

Berdasarkan data Kemenperin, selama ini IKM furnitur dan kerajinan memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian nasional. Melalui capaian ekspor, neraca perdagangan insudtri furnitur mengalami surplus pada Januari 2019 dengan nilai ekspor sebesar USD 113,36 juta. Angka tersebut naik 8,2 persen dibandingkan Desember tahun 2018.

Selanjutnya, nilai ekspor dari produk kerajinan nasional pada Januari-November 2018 juga mencapai US$823 juta, naik dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya, yakni sebesar US$820 juta.

“Industri kerajinan di Indonesia jumlahnya cukup banyak. Lebih dari 700 ribu unit usaha dengan serapan tenaga kerja sebanyak 1,32 juta orang,” jelas Gati.

Tak hanya berdampak pada ekspor, pandemic COVID-19, ungkapnya, juga berdampak terhadap ketersediaan dan harga bahan baku yang mengalami kenaikan akibat penurunan volume impor. Perusahaan juga memangkas produksi dan membatasi jumlah karyawan yang bekerja karena harus menerapkan protokol physical distancing.

Oleh karena itu, pihaknya berupaya menjaga pasar tujuan ekspor para pelaku IKM agar pembeli tetap melanjutkan pemesanannya.

“Kami akan menugaskan petugas Pusat Promosi Perdagangan Indonesia (Indonesian Trade Promotion Center/ITPC) dan atase perdagangan untuk memberikan pengumuman kepada para buyers agar ordernya tidak dibatalkan,” kata Gati.