<p>Transaksi OVO dapat dilakukan di berbagai mitra yang telah menyediakan aplikasi pembayaran dompet digital. / Facebook @OVOIDN</p>
Fintech

70 Persen e-Money Dikuasai Perusahaan Non-bank, OVO Rajanya

  • Riset dari Momentum Works bertajuk Blooming e-commerce in Indonesia menunjukkan perusahaan non-bank makin menguasai pasar e-money di Indonesia.
Fintech
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Riset dari Momentum Works bertajuk Blooming e-commerce in Indonesia menunjukkan perusahaan non-bank makin menguasai pasar e-money di Indonesia. Pada 2015, pasar e-money dipegang oleh 20 perusahaan yang terdiri atas non-bank 55% (11 perusahaan) dan 45% berasal dari sektor perbankan (9 perusahaan).

Empat tahun berselang, tepatnya 2019, terdapat peningkatan signifikan jumlah pemain yakni menjadi 40 perusahaan. Rinciannya, perusahaan non-bank sebanyak 70% (28 perusahaan) dan 30% (12 perusahaan) adalah bank. 

Dari 70% produk e-money dari perusahaan non-bank, terdapat lima pemain utama yang menguasi 80% total pasar pada 2019. Kelimanya adalah OVO (37%), Gopay (17%), Mandiri (13%), DANA (10%), dan ShopeePay (6%). 

Terus menanjakknya tren e-money juga terekam dari data Bank Indonesia yang menunjukkan pertumbuhan nilai transaksi antara 2018-2020 meroket 334% dari US$3,3 miliar menjadi US$14,1 miliar.

Rata-rata nilai per transaksi juga tumbuh hampir tiga kali lipat selama periode tersebut. Khususnya terdorong oleh meningkatnya rata-rata transaksi di e-commerce.

Tak heran, sebab berkembangnya nilai transaksi e-money juga tercermin dari meningkatnya tren investasi ke sektor perdagangan digital dan pembayaran seperti e-money di Indonesia. Pada 2014, total investasi yang masuk ke sektor perdagangan digital tercatat senilai US$111 juta. Sementara pada 2020, angka investasinya melejit menjadi US$699 juta.

Begitu pula di sektor pembayaran digital, pada 2014, investasi yang disuntikkan di sektor ini hanya US$1 juta, sedangkan pada 2020 nilai investasinya sudah meroket jadi US$457 juta.

Tak hanya e-money, OVO juga berhasil menguasai dompet digital independen di Indonesia dengan jumlah pengguna aktif per bulan mencapai 20,8 juta per Mei 2021. Disusul oleh DANA (13,5 juta), dan LinkAja (7,2 juta).

Pesaingnya, yakni dompet digital tertanam pada suatu platform (non-independen) dipimpin oleh ShopeePay dengan jumlah pengguna aktif per bulan hingga lebih dari 10 juta per Mei 2021.