Ilustrasi transaksi saham AS di aplikasi Reku.
Fintech

70 Persen Pembeli Saham AS Berasal dari Milenial dan Gen Z

  • Meskipun sebagian besar investor muda baru memiliki pengalaman berinvestasi kurang dari tiga tahun, potensi keuntungan yang ditawarkan Saham AS menjadi daya tarik utama bagi mereka.

Fintech

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA – Tren investasi di kalangan anak muda, terutama generasi milenial dan Gen Z, terus menunjukkan peningkatan signifikan. Hal ini terlihat dari dominasi mereka sebagai investor pada platform Saham AS yang baru diluncurkan oleh Reku, penyedia investasi aset global seperti kripto dan Saham AS. 

Berdasarkan data yang disampaikan Jesse Choi, Co-CEO Reku, sekitar 70% pengguna Saham AS di platform tersebut berasal dari generasi milenial dan Gen Z.

“Kami melihat adanya ketertarikan besar dari kalangan muda untuk berinvestasi. Salah satu alasan utamanya adalah kemudahan akses, di mana investor dapat memulai investasi Saham AS hanya dengan US$1. Selain itu, fitur yang sederhana dan mudah digunakan juga membantu mengurangi hambatan, sehingga proses investasi tidak lagi menjadi sesuatu yang membingungkan atau menakutkan bagi mereka,” kata Jesse melalui keterangan yang diterima TrenAsia, Rabu, 23 Oktober 2024. 

Pengalaman Terbatas, Potensi Keuntungan Tinggi

Meskipun sebagian besar investor muda baru memiliki pengalaman berinvestasi kurang dari tiga tahun, potensi keuntungan yang ditawarkan Saham AS menjadi daya tarik utama bagi mereka. Jesse menekankan bahwa investor muda cenderung mencari instrumen investasi yang stabil namun tetap mampu memberikan imbal hasil optimal dibandingkan aset yang sudah mereka miliki sebelumnya.

“Saham AS, khususnya dalam jangka panjang, terbukti memiliki pertumbuhan yang stabil. Selama dekade terakhir, saham ini mengalami kenaikan rata-rata sebesar 15% per tahun, menjadikannya pilihan yang baik untuk diversifikasi portofolio,” tambah Jesse. Dengan performa tersebut, Reku optimistis bahwa jumlah investor muda akan terus bertambah di masa depan.

Jesse juga menyatakan keyakinannya bahwa tren investasi di kalangan milenial dan Gen Z akan terus meningkat pada 2024 dan 2025. “Kami yakin tren ini akan tumbuh lebih pesat dalam beberapa tahun ke depan, seiring dengan pengembangan produk dan fitur-fitur baru yang akan semakin memudahkan akses investasi Saham AS bagi generasi muda,” jelasnya.

Literasi Keuangan Gen Z Masih Rendah

Meskipun tren investasi di kalangan anak muda meningkat, Jesse menggarisbawahi pentingnya peningkatan literasi keuangan. Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tingkat literasi keuangan Gen Z di Indonesia masih cukup rendah, yaitu hanya 44,04%. Angka ini bahkan lebih rendah 3,94% dibandingkan tingkat literasi generasi milenial.

Sebagai tanggapan terhadap tantangan literasi keuangan ini, Reku terus mengedukasi masyarakat, termasuk generasi muda, tentang pentingnya literasi keuangan. “Dari penelitian yang kami lakukan, sekitar 40% masyarakat masih mengalami kesulitan memahami informasi terkait Saham AS. Oleh karena itu, kami menghadirkan fitur Insights yang menyajikan data dengan metode yang mudah dipahami, sehingga membantu investor membuat keputusan yang lebih tepat,” ungkap Jesse.

Fitur Reku untuk Mempermudah Keputusan Investasi

Melalui fitur Insights, investor dapat mengakses berita terkini terkait Saham AS, memantau perbincangan di media sosial, dan mendapatkan notifikasi ketika saham tertentu menjadi viral melalui Buzz Score. 

Selain itu, mereka juga dapat memantau harga saham yang sedang diskon dengan menggunakan Valuation Score serta mengidentifikasi perusahaan yang memiliki fundamental kuat melalui Quality Score.

Tak hanya itu, fitur Packs juga menjadi favorit di kalangan investor muda. Fitur ini memungkinkan mereka untuk berinvestasi dalam beberapa Saham AS yang berkinerja positif sekaligus, termasuk mengikuti jejak investasi investor global terkenal seperti Nancy Pelosi dan Harvard Endowment Fund.

Meningkatkan Literasi dan Inklusi Keuangan

Ke depan, Reku berencana untuk terus mengembangkan fitur-fitur serta program edukasi yang bertujuan menjembatani investor muda dengan investasi Saham AS, sekaligus meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di masyarakat. “Kami tidak hanya ingin membantu investor memulai investasi, tetapi juga berkomitmen untuk meningkatkan literasi keuangan, khususnya di kalangan milenial dan Gen Z di Indonesia,” pungkas Jesse.