<p>Ilustrasi emas batangan. / Pixabay</p>
Gaya Hidup

8 Alasan Pentingnya Berinvestasi di Emas

  • JAKARTA – Berbagai macam instrumen investasi bisa menjadi pilihan Anda dalam berinvestasi saat ini, emas salah satunya. Selama berabad-abad, orang terus memegang emas karena berbagai alasan. Masyarakat, dan sekarang ekonomi, telah memberi nilai pada emas, sehingga nilai emas kian langgeng. Emas adalah logam tempat kita bergantung ketika bentuk mata uang lain tidak berfungsi, yang berarti […]

Gaya Hidup
Gloria Natalia Dolorosa

Gloria Natalia Dolorosa

Author

JAKARTA – Berbagai macam instrumen investasi bisa menjadi pilihan Anda dalam berinvestasi saat ini, emas salah satunya.

Selama berabad-abad, orang terus memegang emas karena berbagai alasan. Masyarakat, dan sekarang ekonomi, telah memberi nilai pada emas, sehingga nilai emas kian langgeng.

Emas adalah logam tempat kita bergantung ketika bentuk mata uang lain tidak berfungsi, yang berarti emas selalu memiliki nilai sebagai jaminan di masa-masa sulit.

Emas menjadi bagian penting dari portofolio investasi yang terdiversifikasi karena kenaikan harganya sebagai respons terhadap peristiwa yang menyebabkan nilai investasi kertas, seperti saham dan obligasi, menurun.

Meskipun harga emas bisa bergejolak dalam jangka pendek, nilainya selalu dipertahankan dalam jangka panjang. Selama bertahun-tahun, emas berfungsi sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan erosi mata uang utama. Dengan demikian, emas merupakan investasi yang layak dipertimbangkan.

Berikut delapan alasan praktis, dikutip dari Investopedia, sebagai bahan pertimbangan Anda memiliki emas saat ini.

Nilai Sejarah

Tidak seperti mata uang kertas, koin, atau aset lain, emas telah mempertahankan nilainya selama berabad-abad. Orang melihat emas sebagai cara untuk mewariskan dan mempertahankan kekayaan mereka dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Sejak zaman kuno, orang telah menghargai sifat unik dari logam mulia. Emas tidak menimbulkan korosi dan dapat dilelehkan di atas api biasa yang membuatnya mudah digarap menjadi koin.

Melemahnya Dolar AS

Meskipun dolar AS adalah salah satu mata uang cadangan terpenting di dunia, ketika nilai dolar jatuh terhadap mata uang lain seperti yang terjadi antara 1998 dan 2008, hal ini sering kali mendorong orang membeli emas. Situasi ini membuat harga emas naik.

Harga emas naik hampir tiga kali lipat antara tahun 1998 dan 2008. Harganya mencapai US$1.000 per ons pada awal 2008 dan hampir dua kali lipat antara tahun 2008 dan 2012, yakni sekitar US$1.800-1.900.

Penurunan dolar AS terjadi karena sejumlah alasan, termasuk anggaran negara yang besar dan defisit perdagangan serta peningkatan jumlah uang beredar.

Lindung Nilai Inflasi

Emas secara historis menjadi pelindung nilai yang sangat baik terhadap inflasi karena harganya cenderung naik ketika biaya hidup meningkat. Selama 50 tahun terakhir, investor telah melihat harga emas melonjak dan pasar saham anjlok selama tahun-tahun inflasi tinggi.

Ini terjadi ketika mata uang fiat kehilangan daya belinya karena inflasi, emas cenderung dihargai dalam unit mata uang tersebut dan cenderung muncul bersamaan dengan yang lain.

Selain itu, emas dipandang sebagai penyimpan nilai yang baik sehingga orang mungkin didorong untuk membeli emas ketika mereka yakin bahwa mata uang lokal mereka kehilangan nilainya.

Perlindungan Deflasi

Deflasi didefinisikan sebagai periode di mana harga-harga turun, ketika aktivitas bisnis melambat, dan ekonomi dibebani utang lebih. Great Depression pernah terjadi pada tahun 1930-an, lantas deflasi dalam jumlah kecil terjadi setelah krisis keuangan 2008 di beberapa negara.

Selama masa depresi, daya beli emas relatif melonjak, sementara harga-harga lain turun tajam. Ini karena orang memilih untuk menimbun uang tunai, dan tempat paling aman untuk menyimpan uang tunai adalah di emas dan koin emas pada saat itu.

Ketidakpastikan Geopolitik

Emas mempertahankan nilainya tidak hanya pada saat ketidakpastian keuangan, tetapi saat ketidakpastian geopolitik. Ini sering disebut “komoditas krisis”, karena orang-orang melarikan diri ke tempat yang relatif aman ketika ketegangan dunia meningkat.

Selama masa seperti itu, emas sering kali mengungguli investasi lain. Misal, harga emas mengalami beberapa pergerakan harga yang cukup besar sebagai respons terhadap krisis yang terjadi di Uni Eropa.

Harganya sering kali naik paling tinggi ketika kepercayaan pada pemerintah rendah.

Batasan Suplai

Sebagian besar pasokan emas di pasar sejak 1990-an berasal dari penjualan emas batangan dari brankas bank sentral global. Penjualan oleh bank sentral global ini sangat melambat pada tahun 2008.

Pada saat yang sama, produksi emas baru dari tambang telah menurun sejak tahun 2000.

Menurut BullionVault.com, hasil tambang emas tahunan turun dari 2.573 metrik ton pada tahun 2000 menjadi 2.444 metrik ton pada tahun 2007.

Diperlukan waktu 5 hingga 10 tahun untuk membawa tambang baru ke tahap produksi. Sebagai aturan umum, pengurangan pasokan emas membuat harganya meningkat.

Meningkatnya Permintaan

Pada tahun-tahun sebelumnya, peningkatan kekayaan negara-negara pasar berkembang mendorong permintaan emas. Di banyak negara ini, emas terjalin dengan budaya.

India adalah salah satu negara konsumen emas terbesar di dunia. Emas memiliki banyak kegunaan di sana, termasuk sebagai perhiasan.

Dengan demikian, musim pernikahan India pada bulan Oktober secara tradisional merupakan waktu dalam setahun yang menunjukkan tingginya permintaan emas global, meski pernah turun pada 2012.

Di China, di mana emas batangan adalah bentuk tabungan tradisional, permintaan emas kuat.

Permintaan emas juga meningkat di kalangan investor. Banyak investor mulai melihat komoditas, terutama emas, sebagai tempat investasi.

Faktanya, SPDR Gold Trust, menjadi salah satu ETF terbesar di Amerika Serikat, sekaligus salah satu pemegang emas batangan terbesar di dunia pada 2008, hanya empat tahun setelah didirikan.

Diversifikasi Portofolio

Kunci diversifikasi adalah menemukan investasi yang tidak berkorelasi erat satu sama lain. Emas secara historis memiliki korelasi negatif dengan saham dan instrumen keuangan lainnya.

Sejarah membuktikan hal ini. Tahun 1970-an bagus untuk emas, tapi buruk untuk saham. Tahun 1980-an dan 1990-an bagus untuk saham, tapi tidak baik emas. Tahun 2008 saham turun secara substansial karena konsumen bermigrasi ke emas.

Investor yang melakukan diversifikasi dengan tepat menggabungkan emas dengan saham dan obligasi dalam portofolionya. Tujuannya, mengurangi volatilitas dan risiko secara keseluruhan.