Kecemasan pada anak
Rumah & Keluarga

8 Tips Menjelaskan Konflik dan Perang Kepada Anak Anda

  • Melalui laman resminya, organisasi internasional yang menangani masalah anak-anak Unicef, berbagi 8 tips menjelaskan konflik dan perang kepada anak-anak.
Rumah & Keluarga
Rumpi Rahayu

Rumpi Rahayu

Author

JAKARTA - Berita tentang konflik dan peperangan yang tengah memenuhi media tentu bisa menimbulkan perasaan ketakutan, kesedihan, kemarahan, bahkan kecemasan di mana pun Anda tinggal. 

Melalui laman resminya, organisasi internasional yang menangani masalah anak-anak Unicef, berbagi 8 tips menjelaskan konflik dan perang kepada anak-anak. 

1. Cari Tahu Apa yang Mereka Ketahui dan Bagaimana Perasaan Mereka

Pilih waktu dan tempat yang tepat di mana Anda dapat berdiskusi dan anak Anda akan merasa nyaman berbicara dengan bebas, seperti saat makan bersama keluarga. Cobalah untuk menghindari membicarakan topik tersebut sebelum tidur.

Ini adalah kesempatan untuk meyakinkan mereka dan mungkin mengoreksi informasi tidak akurat yang mungkin mereka temukan baik online, di TV, di sekolah, atau dari teman.

Penting untuk tidak meremehkan atau mengabaikan kekhawatiran mereka. Jika mereka mengajukan pertanyaan yang mungkin tampak ekstrem bagi Anda, seperti “Apakah kita semua akan mati?”, yakinkan mereka bahwa hal itu tidak akan terjadi, namun cobalah juga mencari tahu apa yang mereka dengar dan mengapa mereka mengkhawatirkan hal tersebut. kejadian. Jika Anda bisa memahami dari mana kekhawatiran itu berasal, kemungkinan besar Anda bisa meyakinkan mereka.

2. Tetap Tenang dan Sesuaikan Bahasa dengan Usia Anak

Anak-anak mempunyai hak untuk mengetahui apa yang terjadi di dunia, namun orang dewasa juga mempunyai tanggung jawab untuk menjaga mereka aman dari tekanan. Saat menjelaskan gunakan bahasa yang sesuai dengan usianya, perhatikan reaksinya, dan peka terhadap tingkat kecemasannya.

Gunakan bahasa yang sesuai dengan usianya, perhatikan reaksinya, dan peka terhadap tingkat kecemasannya.

Sebisa mungkin, yakinkan anak Anda bahwa mereka aman dari bahaya apapun. Ingatkan mereka bahwa banyak orang yang bekerja keras di seluruh dunia untuk menghentikan konflik dan menemukan perdamaian.  

3. Sebarkan Rasa Kasih Sayang, Bukan Stigma

Konflik seringkali membawa serta prasangka dan diskriminasi. Hindari label seperti “orang jahat” atau “jahat” dan gunakanlah hal tersebut sebagai kesempatan untuk mendorong rasa kasih sayang, misalnya terhadap keluarga yang terpaksa meninggalkan rumah mereka.

4. Fokus Pada Sikap Saling Membantu

Penting bagi anak-anak untuk mengetahui bahwa orang-orang saling membantu dengan tindakan keberanian dan kebaikan. Temukan kisah-kisah positif, seperti para tim pertolongan pertama yang membantu masyarakat, atau generasi muda yang menyerukan perdamaian.

Perasaan melakukan sesuatu, betapapun kecilnya, sering kali dapat mendatangkan kenyamanan yang luar biasa.

5. Tutup Percakapan dengan Hati-Hati

Saat Anda mengakhiri percakapan, penting untuk memastikan bahwa Anda tidak meninggalkan anak Anda dalam keadaan tertekan. Cobalah untuk menilai tingkat kecemasannya dengan memperhatikan bahasa tubuhnya, pertimbangkan apakah dia menggunakan nada suara yang biasa dan memperhatikan pernapasannya.

6. Lanjutkan untuk Check In

Ketika berita konflik terus berlanjut, Anda harus terus berkomunikasi kepada anak Anda untuk mengetahui kabarnya. Bagaimana perasaan mereka? Apakah mereka memiliki pertanyaan atau hal baru yang ingin mereka bicarakan dengan Anda?

7. Batasi Membanjirnya Berita

Berhati-hatilah dengan seberapa terpaparnya anak-anak Anda terhadap berita peperangan. Pertimbangkan untuk mematikan berita ketika ada anak-anak di sekitar. 

Sebisa mungkin, cobalah menciptakan gangguan positif seperti bermain game atau berjalan-jalan bersama.

8. Jaga Diri

Anda dapat membantu anak-anak Anda dengan lebih baik jika Anda juga mampu mengatasinya. 

Jika Anda merasa cemas atau kesal, luangkan waktu untuk diri sendiri dan hubungi keluarga, teman, dan orang terpercaya lainnya. Berhati-hatilah dengan cara Anda mengonsumsi berita: Cobalah mengidentifikasi waktu-waktu penting dalam sehari untuk mengetahui apa yang terjadi daripada terus-menerus online. Sebisa mungkin, luangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang membantu Anda rileks dan memulihkan diri.