85 Persen Bioskop XXI Distribusikan Limbah Minyak Jelantah untuk Dikonversi Jadi Biofuel
- Sejak November 2023 hingga Maret 2024, 209 lokasi bioskop Cinema XXI telah berpartisipasi dalam pengumpulan minyak jelantah sebanyak 52.766 kg untuk diolah menjadi biofuel. 209 bioskop tersebut setara dengan 85% dari total bioskop yang dimiliki oleh Cinema XXI.
Korporasi
JAKARTA - PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk (Cinema XXI/CNMA) mengimplementasikan inisiatif keberlanjutan melalui pendistribusian limbah minyak jelantah untuk dikonversi menjadi biofuel.
Sejak November 2023 hingga Maret 2024, 209 lokasi bioskop Cinema XXI telah berpartisipasi dalam pengumpulan minyak jelantah sebanyak 52.766 kg untuk diolah menjadi biofuel. 209 bioskop tersebut setara dengan 85% dari total bioskop yang dimiliki oleh Cinema XXI.
Menurut Plt. Head of Cinema Operations Cinema XXI, Ricky Samsoedin, prinsip keberlanjutan menjadi bagian integral dari setiap kegiatan bisnis dan operasional perusahaan. Meskipun tidak langsung terkait dengan aktivitas lingkungan hidup, Cinema XXI berkomitmen untuk berperan dalam menjaga dan melindungi lingkungan.
- Membedah Program Tapera dan Dampaknya: Siapa yang Diuntungkan?
- Gonjang Ganjing Tapera: Tantangan Pengembalian hingga Penggunaan Dana
- Dibongkar BPK, Begini Borok Tapera
Ricky mengatakan, pihaknya memastikan bahwa inisiatif keberlanjutan yang dijalankan merupakan langkah bertahap untuk mendorong transisi energi. Diharapkan, langkah positif ini tidak hanya memberi dampak jangka pendek, tetapi juga mendorong penerapan prinsip ekonomi sirkular dalam jangka panjang.
Cinema XXI menjalankan program pengumpulan minyak jelantah melalui kerjasama dengan TUKR, sebuah perusahaan yang mengoperasikan pengumpulan used cooking oil (UCO) atau minyak jelantah.
Limbah minyak jelantah dari proses produksi dan bisnis Cinema XXI dikumpulkan oleh TUKR sebagai bahan baku produksi biofuel yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan fossil fuel.
Ricky menekankan bahwa langkah ini juga sejalan dengan komitmen perusahaan untuk menjaga kualitas produk makanan dan minuman yang disajikan kepada konsumen.
Baca Juga: Jumlah Penonton Bioskop Cinema XXI Melonjak 56 Persen Tembus 21 Juta per Kuartal I-2024
Cinema XXI juga berfokus pada penggunaan kemasan yang aman dan ramah lingkungan untuk produk Food and Beverage (F&B) mereka. Mereka telah mulai menggunakan bahan-bahan biodegradable yang mudah terurai di alam dan dapat didaur ulang.
Selain itu, Cinema XXI memperhatikan penggunaan bahan baku berkualitas tinggi dan baik untuk kesehatan, seperti biji jagung Non-Genetically Modified Organism (Non-GMO), gula kelapa organik, dan minyak tanpa trans-fat untuk produk popcorn mereka.
"Ke depannya, Cinema XXI akan melanjutkan program ini dan harapannya nanti seluruh bioskop 21 bisa mempraktikkan ini," kata Ricky dalam acara Media briefing di Jakarta, Rabu, 5 Juni 2024.
Adhi Putra Tawakal, Head of Brand & Partnership TUKR, menyatakan bahwa kolaborasi dengan Cinema XXI dalam inisiatif pengolahan minyak jelantah bertujuan untuk memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat. Mereka berharap bahwa lebih banyak perusahaan dan individu akan memiliki motivasi yang sama untuk mendorong perubahan positif demi kesehatan lingkungan.
Berdasarkan laporan TUKR, sejak November 2023 hingga Maret 2024, 209 lokasi bioskop Cinema XXI telah berpartisipasi dalam program pengumpulan minyak jelantah, dengan total yang berhasil diolah mencapai 52.766 kg.
Dengan demikian, Cinema XXI telah berkontribusi dalam mencegah emisi karbon sebesar 175.027 kg, menjaga kemurnian air hingga 52.766 juta liter, dan melindungi kesehatan lebih dari 52.766 anggota masyarakat.
Adhi Putra Tawakal juga menjelaskan bahwa komitmen keberlanjutan Cinema XXI sejalan dengan misi TUKR dalam memanfaatkan minyak jelantah sebagai sumber energi yang ramah lingkungan.
Selain itu, sertifikasi dari International Sustainability & Carbon Certification (ISCC) yang dimiliki oleh TUKR menjadi jaminan bahwa limbah minyak jelantah dari Cinema XXI telah memenuhi standar keberlanjutan tinggi yang ditetapkan oleh Uni Eropa.
"Kami sudah mengumpulkan minyak jelantah dari 209 lokasi bioskop yakni sekitar 85% dari seluruh bioskop XXI. Alasannya kenapa sebaiknya kita tidak buang minyak jelantah? Dampaknya satu, yaitu merusak. Ke manapun dibuang pasti merusak. Kalaupun dibuang di tempat sampah akan menjadi tempat bakteri, kalau dibuang di tanah, tanahnya akan mengeras dan tidak cocok untuk ditanam. Dibuang ke air, tidak akan bisa menyatu dan berdampak kepada biota di dalamnya," tutur Adhi.
- Tak Hanya Tapera, Berikut Sederet Potongan untuk Gaji Karyawan
- Dicontoh Indonesia, Program Tabungan Perumahan Kenya Juga Penuh Masalah
- Saksi Sebut SNI dalam Pemeriksaan Tol MBZ Bukan Produk BSN
Aulia Qisthi, Sustainability Analyst dan Dosen Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Indonesia, mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh Cinema XXI dalam menjalankan inisiatif program keberlanjutan untuk lingkungan hidup.
Menurutnya, kelestarian lingkungan adalah tanggung jawab bersama, dan penting bagi semua pihak untuk ambil bagian dalam upaya pelestarian lingkungan.
Ia menekankan pentingnya melibatkan semua pihak, termasuk pemerintah, perusahaan, dan masyarakat umum, dalam mendukung dan mengadopsi inisiatif keberlanjutan untuk kebaikan bersama dan masa depan generasi selanjutnya.
Hal ini menunjukkan bahwa Cinema XXI tidak hanya berfokus pada aspek bisnis, tetapi juga peduli terhadap lingkungan dan masyarakat di sekitarnya. Dengan demikian, langkah-langkah keberlanjutan yang diambil oleh Cinema XXI menjadi contoh bagi perusahaan lain untuk mengikuti jejak yang sama dalam menjaga keberlanjutan lingkungan hidup.
"Tentunya kita harus mengapresiasi positif inisiatif Cinema XXI untuk praktik keberlanjutan ini yang sudah memenuhi kriteria 3P, yaitu people, profit, planet. Selain itu, praktik keberlanjutan ini tidak hanya dilakukan, tapi dipublikasikan juga sehingga meningkatkan awareness publik untuk tahu bahwa ternyata minyak jelantah bisa loh dikontribusikan. Ketika penonton datang, akhirnya mendapatkan knowledge lain selain hiburan film itu sendiri," pungkas Aulia.