Ilustasi Ibu CEO
Rumah & Keluarga

9 Tips Work Life Balance dari Para Ibu yang Berprofesi Sebagai CEO

  • "Suatu tahun saya memiliki pertemuan klien penting yang dijadwalkan di pagi ulang tahun anak saya. Saya harus menjelaskan bahwa meskipun dia adalah prioritas utama saya, ada saat-saat ketika komitmen bisnis tidak bisa dipindahkan," kata Bogues.

Rumah & Keluarga

Rumpi Rahayu

JAKARTA - Masalah work-life balance atau keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan merupakan hal yang sering dihadapi oleh banyak ibu rumah tangga. Kehidupan ibu rumah tangga sering kali dipenuhi dengan tugas-tugas rumah tangga, merawat anak-anak, dan mendukung anggota keluarga lainnya. 

Namun, seiring dengan tuntutan tersebut, ibu rumah tangga juga sering berharap untuk menjaga keseimbangan dengan memiliki waktu untuk diri sendiri, mengejar minat dan hobi pribadi, serta mengejar ambisi atau karier di luar rumah.

Tak jarang para ibu rumah tangga ini memiliki profesi sebagai CEO dan menjaga work life balance menjadi hal yang seringkali sulit dicapai. Meski begitu, ada strategi yang bisa dilakukan para ibu rumah tangga yang juga berperan sebagai CEO ini untuk menjaga keseimbangan keduanya. 

1. Prioritaskan Waktu Berkualitas

Waktu berkualitas jauh lebih penting daripada banyaknya waktu yang dihabiskan bersama anak-anak. Ini membantu memperkuat ikatan dengan anak-anak dan tetap fokus dalam peran sebagai orang tua dan CEO.

Baca Juga: Ahli Beberkan 8 Rahasia Mengatasi Burnout dan Hidup Lebih Seimbang

Dilansir dari Inc.com, Nageen Riffat, seorang spesialis pengembangan kepemimpinan dan pelatihan di Nyn's Dreams, sebuah praktik kepemimpinan bisnis di West Haven Connecticut mengatakan "Kamu tidak diukur dari jumlah jam yang kamu habiskan di rumah tapi dari cinta dan kebijaksanaan yang kamu berikan selama momen yang kamu bagikan."

2. Terus Evaluasi Prioritas

Mengelola tuntutan dari klien dan kebutuhan anak-anak membutuhkan evaluasi terus-menerus terhadap prioritas. 

Kimberly Bogues, pendiri dan CEO Flourish Business Consulting, sebuah firma konsultasi milik dan dioperasikan di Phoenix membagikan pengalamannya. 

"Suatu tahun saya memiliki pertemuan klien penting yang dijadwalkan di pagi ulang tahun anak saya. Saya harus menjelaskan bahwa meskipun dia adalah prioritas utama saya, ada saat-saat ketika komitmen bisnis tidak bisa dipindahkan," kata Bogues. 

"Meskipun rasa bersalah karena melewatkan perayaan ulang tahun tradisional sangat berat bagiku, itu adalah pelajaran dalam prioritas dan manajemen waktu bagi kita berdua." lanjutnya. 

3. Libatkan Anak-anak dalam Aktivitas Kerja

Melibatkan anak-anak dalam aktivitas kerja bisa menjadi cara untuk menjaga kedekatan dengan mereka sambil menyelesaikan tugas-tugas pekerjaan.

Erika Thomas, pendiri perusahaan public relations Coveted Portfolio berbasis di Miami, berbagi cerita "Pada hari-hari di mana pekerjaan sudah mendesak, saya membiarkan anak-anak saya bekerja dengan saya karena mereka tertarik padanya,"

 "Pada intinya, saya pikir anak-anak kita hanya ingin dekat dengan kita dan melakukan apa yang kita lakukan." lanjutnya. 

4. Fleksibel dengan Jadwal Kerja

Mengubah jadwal kerja menjadi lebih fleksibel membantu menyesuaikan kebutuhan keluarga dengan pekerjaan. Ini memungkinkan tetap produktif sambil hadir untuk keluarga.

Itulah mengapa Alli Hill, pendiri perusahaan konten dan penulisan kopi Fleurish Freelance di Toccoa, Georgia, memutuskan untuk menukar jadwal kerja yang tipikal dari 9 pagi hingga 5 sore dengan hari kerja yang tidak linear.

"Bekerja dengan jadwal non-tradisional memungkinkan saya untuk melibatkan peran ibu ketika diperlukan dan bekerja di sekitar jadwal anak-anak saya," kata Hill.

5. Sisihkan Waktu untuk Perawatan Diri

Merawat diri adalah kunci untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan mental. Membuat waktu untuk diri sendiri membantu menjaga keseimbangan dalam kehidupan sehari-hari.

"Pada awalnya, berhenti sejenak untuk merawat diri terasa seperti kemewahan yang tidak bisa saya beli dalam jadwal padat saya," sebut Toccara Karizma, CEO Karizma Marketing, sebuah agensi digital di Kailua-Kona, Hawaii.

6. Tetapkan Jadwal yang Terstruktur

Menetapkan jadwal yang terstruktur membantu mengalokasikan waktu dengan lebih efisien antara pekerjaan, keluarga, dan waktu luang.

7. Miliki Rencana Darurat

Memiliki rencana darurat membantu mengatasi situasi tak terduga baik dalam kehidupan pribadi maupun pekerjaan.

Anda tidak bisa berhenti menjadi seorang orang tua atau seorang profesional bisnis. Menciptakan opsi cadangan seperti penjaga anak dadakan atau membuat pertemuan tatap muka menjadi digital dapat membantu menjaga keseimbangan kedua tanggung jawab tersebut.

8. Terimalah Bantuan dari Keluarga

Tidak ada yang salah dengan menerima bantuan dari keluarga, terutama dalam mengelola tugas-tugas sehari-hari. Kerjasama keluarga dapat membuat beban menjadi lebih ringan.

9. Jangan Terlalu Khawatir tentang Keseimbangan yang Sempurna

Kadang-kadang keseimbangan sempurna tidak mungkin dicapai, dan itu tidak masalah. Yang penting adalah terus berusaha dan menghargai setiap momen bersama keluarga dan dalam karier.

Dengan mengadopsi beberapa tips ini, para ibu yang juga CEO dapat menemukan cara untuk menjaga keseimbangan yang sehat antara pekerjaan dan kehidupan keluarga mereka.