Aktifitas pelayanan perbankan di salah satu cabang BSI kawasan Gatot Subroto, Jakarta. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Korporasi

97 Persen Nasabah BSI Telah Beralih ke e-Channel untuk Aktivitas Perbankan

  • Hery pun menyampaikan bahwa akselerasi digital yang didorong perseroan telah mendorong kinerja BSI pada kuartal III-2022.
Korporasi
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA – Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI/kode saham: BRIS) Hery Gunardi mengatakan bahwa pada kuartal III-2022, 97% nasabah perseroan tercatat telah beralih ke e-channel untuk aktivitas perbankan.

“Profil nasabah BSI sebanyak 97% telah beralih menggunakan e-channel untuk beraktivitas perbankan. Transaksi kumulatif BSI Mobile per September 2022 mencapai 187,2 juta transaksi dan berkontribusi memberikan fee based income (pendapatan bank di luar bunga kredit) sebesar Rp173 miliar,” tutur Hery dikutip dari keterangan tertulis, 31 Oktober 2022.

Hery pun menyampaikan bahwa akselerasi digital yang didorong perseroan telah mendorong kinerja BSI pada kuartal III-2022. 

Pertumbuhan adopsi digital yang pesat terlihat dari lonjakan jumlah pengguna BSI Mobile yang mencapai 4,44 juta atau naik 43% secara tahunan (year-on-year/yoy).

Lonjakan tersebut dipengaruhi oleh pergeseran perilaku masyarakat yang semakin banyak beralih ke layanan e-channel BSI Mobile ataupun internet banking.

Untuk menjaga kinerja e-channel perseroan, BSI pun menyiapkan berbagai fitur yang terus dikembangkan untuk mendorong aktivasi BSI Mobile.

Berapa fitur tersebut di antaranya layanan buka rekening online, top up untuk e-wallet, pembiayaan multiguna online bagi aparatur sipil negara (ASN), layanan zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ZIZWAF), tarik tunai, serta perdagangan emas.

Untuk diketahui, pada kuartal III-2022, mencatat laba bersih sebesar Rp3,21 triliun atau tumbuh 42% yoy seiring dengan kinerja pembiayaan yang apik.

BSI membukukan total pembiayaan yang tumbuh 22,35% yoy menjadi Rp199,82 triliun, dan pertumbuhan itu didukung oleh pembiayaan bisnis mikro yang tumbuh 37,32% yoy, pembiayaan kartu kredit 35,81% yoy, dan pembiayaan gadai 30,15% yoy. 

Kualitas pembiayaan yang tercermin dari non-performing financing (NPF) netto pun terjaga di level 0,59%.

Kemudian, aset BSI bertumbuh 11,53% yoy menjadi Rp280 triliun, tingkat pengembalian ekuitas (return on equity/ROE) tumbuh 17,44%, dan efisiensi biaya cost of fund (COF) turun menjadi 1,56%. 

Sebagai emiten yang turut mengembangkan prinsip lingkungan (environmental), sosial (social), dan tata kelola (governance) atau ESG, BSI mencatat jumlah pembiayaan berkelanjutan yang mencapai Rp51,03 triliun atau sekitar 25,54% dari total pembiayaan.