Ilustrasi asuransi.
IKNB

AAUI Prediksi Premi Bruto Asuransi Tumbuh 8 Persen dalam 5 Tahun

  • Sektor asuransi umum di Indonesia pulih dengan kuat pada 2022 setelah mengalami koreksi selama 2 tahun berturut-turut.
IKNB
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

BALI -  Asosiasi Asuransi Umum (AAUI) memprediksi pertumbuhan secara compounded annual growth (CAGR) pada premi bruto industri asuransi bisa mencapai 8% dalam lima tahun, tepatnya dari 2023 hingga 2027.

Perkiraan tersebut disampaikan Ketua Umum AAUI Budi Herawan dalam pembukaan acara Indonesia Rendezvous yang diselenggarakan AAUI di Nusa Dua, Bali, pada tanggal 11-14 Oktober 2023.

Dalam pidatonya, Budi menyebutkan pada 2022, premi bruto industri asuransi umum di Indonesia mencapai sekitar Rp75,7 triliun.

"Diharapkan akan mencapai CAGR lebih dari 8% selama 2023-2027," kata Budi.

Budi mengatakan sektor asuransi umum di Indonesia pulih dengan kuat pada 2022 setelah mengalami koreksi selama dua tahun berturut-turut.

Pertumbuhan pada tahun tersebut didorong oleh sejumlah faktor, termasuk pemulihan ekonomi yang kuat setelah mengalami penurunan selama dua tahun, dan peningkatan frekuensi peristiwa cuaca ekstrem yang mendorong permintaan produk asuransi bencana alam.

Sementara itu, tren pasar yang mempengaruhi industri dan berpotensi mendorong pertumbuhan ke depannya di antaranya berkenaan dengan tren produk asuransi yang terpersonalisasi dan terintegrasi, prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (environmental, social, and governance/ESG), dan kendaraan listrik.

Produk asuransi yang terpersonalisasi dan terintegrasi ini memperoleh momentum seiring dengan kemajuan teknologi dalam industri. Sedangkan tren kendaraan listrik mulai menggeliat seiring dengan dorongan dari pemerintah untuk mewujudkan penggunaan energi baru terbarukan (EBT) di dalam negeri.

Maka dari itulah, pada Januari 2023, AAUI membentuk tim khusus untuk pengembangan produk asuransi yang spesifik untuk disesuaikan dengan kebutuhan ekosistem kendaraan listrik.

Potensi Insurtech

Seperti yang disebutkan sebelumnya, kemajuan teknologi di industri asuransi adalah salah satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan ke depan.

Insurance technology (insurtech) dikatakan Budi memang cukup berpengaruh terhadap tumbuhkembangnya  industri asuransi di dalam negeri dan akan menjadi faktor positif untuk industri 

"Insurtech di Indonesia diperkirakan akan tumbuh empat kali lipat selama 2021-2026 dan mencapai ukuran premi bruto yang bernilai miliaran dolar," papar Budi.

Menurut Budi, potensi insurtech layak untuk dilirik seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan kebutuhan asuransi, penetrasi digital yang lebih luas, penawaran produk yang lebih banyak, dan sebagainya.

Oleh karena itu, segmen insurtech diproyeksikan akan mengikuti pertumbuhan yang kuat walau saat ini tingkat penetrasinya masih relatif rendah, yakni 3%. Pertumbuhan ini pun terjadi seiring dengan perubahan demografi di Indonesia.

"Segmen populasi yang lebih muda kemungkinan besar akan mendorong pertumbuhan produk asuransi. Selain itu, kita melihat bahwa pembayaran digital telah mengurangi hambatan terkait pembayaran, meningkatkan kepuasan pengguna, dan membantu pertumbuhan industri asuransi," ungkap Budi.

Perusahaan insurtech pun disebut Budi dapat menyediakan solusi inovatif bagi konsumen untuk dengan mudah mengakses polis asuransi tradisional, misalnya ketika asuransi kesehatan yang diakses secara digital menjadi tren saat pandemi COVID-19.

Oleh karena itulah AAUI melihat minat investor yang berlanjut dalam sektor asuransi kesehatan digital. Selain kesehatan, kategori asuransi mikro dan asuransi perjalanan juga diharapkan akan tumbuh dalam 5 tahun mendatang.

Munculnya produk asuransi dengan premi kecil dan kemitraan dengan aplikasi super populer memberikan dukungan yang sesuai untuk sektor ini.