Ilustrasi industrasi reasuransi.
IKNB

AAUI Proyeksikan Premi Tumbuh 10-15 Persen di Akhir Tahun, Properti dan Kredit Jadi Penopang

  • Dengan adanya pembagian risiko dengan rasio 75:25 bersama industri perbankan, pemain di industri asuransi dapat kembali melirik asuransi kredit sebagai pendongkrak premi.

IKNB

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA – Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) memproyeksikan pendapatan premi bisa tumbuh hingga 10%-15% di akhir tahun 2023 dengan segmen properti dan kredit sebagai penopang utama. 

Ketua Umum AAUI Budi Herawan mengatakan bahwa industri asuransi umum masih optimis dapat mencatat pertumbuhan double digit di segmen pendapatan premi hingga akhir tahun. 

“Harusnya (premi) bisa lebih baik. Naik dibandingkan tahun lalu, kemungkinan di 10%-15%,” papar Budi saat ditemui seusai konferensi pers paparan kinerja industri asuransi umum semester I-2024 di Jakarta, Senin, 30 September 2024. 

Budi mengatakan bahwa pihaknya meyakini asuransi properti dan kredit dapat menjadi penopang utama.  Pasalnya, permintaan di sektor properti dikatakan Budi masih cukup baik meskipun permintaan tersebut kebanyakannya hadir dari kalangan kelas menengah ke atas yang memiliki kapabilitas untuk membeli properti di atas Rp5 miliar. Per-kuartal II-2024, penjualan properti residensial di pasar primer tercatat tumbuh sebesar 7,3% yoy. Kemudian, untuk sektor properti komersial, indeks permintaan tumbuh 4% pada kuartal II-2024.

Sementara itu, untuk asuransi kredit, AAUI memandang bahwa terbitnya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 20 Tahun 2023 yang mengatur pembagian risiko asuransi kredit dengan industri perbankan dapat menjadi angin segar untuk produk asuransi kredit.

Dengan adanya pembagian risiko dengan rasio 75:25 bersama industri perbankan, pemain di industri asuransi dapat kembali melirik asuransi kredit sebagai pendongkrak premi. 

Nasabah Tajir Jadi Penopang Utama 

AAUI merilis laporan kinerja industri asuransi umum pada semester pertama tahun 2024, yang mencatatkan peningkatan signifikan. Berdasarkan data yang dirilis, perolehan premi industri asuransi umum mencapai Rp57,9 triliun, atau tumbuh 18,4% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023.

Meningkatnya aktivitas ekonomi di berbagai sektor menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ini. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa seluruh sektor ekonomi yang berkontribusi terhadap perekonomian nasional mengalami pertumbuhan positif pada pertengahan tahun 2024. 

Sektor jasa keuangan, yang mencakup industri asuransi umum, juga mencatat pertumbuhan positif, yang diiringi dengan peningkatan daya beli masyarakat serta penyaluran kredit baru.

Kinerja Premi di Berbagai Lini Usaha Asuransi Umum

Dalam laporannya, AAUI mengungkapkan bahwa pertumbuhan premi industri asuransi umum pada kuartal II atau semester pertama 2024 mencapai 18,4% secara tahunan (year-on-year/yoy). 

Dari keseluruhan lini usaha yang ada, hanya tiga lini yang mengalami kontraksi, yaitu asuransi rekayasa (engineering) sebesar 10,1% yoy, asuransi energi lepas pantai (offshore energy) sebesar 10,7%, dan suretyship sebesar 0,9%. 

“Sedangkan untuk lini usaha yang lainnya tercatat mengalami pertumbuhan yang positif pada pelaporan data industri asuransi periode Triwulan II atau Semester 1 2024 ini,” tutur Wakil Ketua AAUI untuk Bidang Statistik & Riset Trinita Situmeang dalam konferensi pers paparan kinerja AAUI semester I-2024 di Jakarta, Senin, 30 September 2024. 

Baca Juga: BCA Life dan BBCA Berikan Akses Digital untuk Asuransi MyGuard Lewat Internet dan Mobile Banking

Peningkatan Kewajiban Pembayaran Klaim

Selain mencatatkan peningkatan premi, kewajiban pembayaran klaim oleh industri asuransi umum juga mengalami kenaikan pada semester pertama 2024. 

Total klaim yang dibayarkan mencapai Rp22,5 triliun, naik 12,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yang tercatat sebesar Rp20,1 triliun.

Kenaikan klaim ini terlihat di berbagai lini usaha asuransi, meskipun ada tujuh lini yang mengalami penurunan klaim. Lini-lini tersebut antara lain asuransi tanggung gugat (liability insurance), suretyship, asuransi kecelakaan diri, asuransi satelit, asuransi penerbangan, asuransi energi lepas pantai, dan asuransi properti.

Dari segi rasio klaim, persentase klaim yang dibayarkan terhadap premi yang diterima turun menjadi 39% pada semester pertama 2024, dibandingkan 41% pada periode yang sama di tahun 2023. Hal ini menunjukkan efisiensi pembayaran klaim yang dilakukan oleh perusahaan asuransi umum.

Pangsa Pasar Dominan: Asuransi Harta Benda dan Kredit

Pada periode ini, asuransi harta benda atau properti dan asuransi kredit kembali mendominasi pangsa pasar dengan proporsi gabungan sebesar 47,1% dari total perolehan premi.

Asuransi harta benda menjadi lini usaha terbesar dengan perolehan premi mencapai Rp16,6 triliun, mencatatkan pertumbuhan signpifikan sebesar 32,8% dibandingkan semester pertama 2023. 

Ketua Umum AAUI Budi Herawan mengatakan, asuransi properti adalah produk yang saat ini nasabahnya didominasi oleh orang-orang dari kalangan menengah ke atas alias kalangan kaya (tajir). 

“Saat ini asuransi properti itu kebanyakannya adalah orang kelas menengah ke atas,” kata Budi dalam kesempatan yang sama. 

Pertumbuhan ini sebagian besar didorong oleh meningkatnya harga sewa properti komersial serta permintaan yang stabil di sektor properti komersial.

Asuransi kredit juga mencatatkan kinerja yang impresif, dengan total premi mencapai Rp10,5 triliun atau tumbuh sebesar 26% secara yoy. 

Peningkatan ini didukung oleh tingginya kegiatan usaha di berbagai sektor serta kebijakan pemerintah yang mendorong penyaluran kredit baru. Kebijakan tersebut turut berperan dalam peningkatan perolehan premi di lini usaha asuransi kredit.

Meski tidak sebesar pertumbuhan di sektor lainnya, asuransi kendaraan bermotor tetap menjadi salah satu kontributor utama dalam perolehan premi industri asuransi umum. 

Pada semester pertama 2024, asuransi kendaraan bermotor mencatatkan premi sebesar Rp10 triliun, meningkat sebesar 2% dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp9,8 triliun. 

Walaupun ada peningkatan signifikan dalam penjualan mobil listrik, lini usaha ini tetap mampu mempertahankan stabilitas dalam perolehan premi.