Ilustrasi rumah dipasangi panel surya.
Properti

Ada 41 Juta Generasi Sandwich di Indonesia, Mungkinkah Membeli Rumah?

  • Edward menjelaskan, meskipun menghadapi sejumlah tantangan, generasi sandwich tetap menunjukkan minat dalam mewujudkan impian mereka memiliki hunian sendiri. Salah satu motivasi utamanya adalah didorong alasan membeli hunian untuk kebutuhan keluarga.

Properti

Debrinata Rizky

JAKARTA - Generasi sandwich menanggung banyak beban hingga disebut sulit membeli sebuah hunian. Berdasarkan  laporan Pinhome dan YouGov Indonesia, ada 41 juta generasi sandwich di negeri ini. 

General Manager YouGov Indonesia, Edward Hutasoit mengatakan, berdasarkan hasil penelitian terbaru milenial merupakan kelompok terbesar dalam generasi sandwich di Indonesia yaitu 53%. Lalu diikuti kelompok  gen Z yang mengambil porsi sebesar 26% dan gen X di 20%.

"Jika dilihat dari status perkawinan 24 persen dari generasi sandwich tidak dalam kondisi menikah hal ini menunjukkan bahwa generasi produksi Indonesia bukan hanya tanggung jawab finansial vertikal tetapi juga bersifat horizontal," katanya dalam konpers di Jakarta pada Selasa, 8 Oktober 2024.

Edward menjelaskan, meskipun menghadapi sejumlah tantangan, generasi sandwich tetap menunjukkan minat dalam mewujudkan impian mereka memiliki hunian sendiri. Salah satu motivasi utamanya adalah didorong alasan membeli hunian untuk kebutuhan keluarga.

Bagi generasi sandwich, memiliki rumah tapak bukan hanya sekadar tempat tinggal namun simbol keamanan dan stabilitas bagi keluarganya. Rumah tapak wujud stabilitas karena mereka ingin mengakhiri ketidakpastian yang sering kali hadir dalam kehidupannya yang berpindah-pindah dari satu rumah sewa ke rumah sewa lainnya.

Namun bukan berarti pasar apartemen lesu, sebagian generasi sandwich juga mempertimbangkan apartemen salah satunya melihat peluang pasar dan potensi investasi jangka panjang yang ditawarkan jika memiliki sebuah apartemen.

Tantangan Kepemilikan Rumah

Edward mengungkapkan, menemukan properti yang tepat adalah tantangan utama bagi generasi sandwich untuk memiliki sebuah rumah. Alasan kedua adalah biaya tambahan yang berlebihan membuat mereka takut untuk mengambil rumah.

Dan tantangan yang terakhir adalah biaya cicilan yang tinggi, bayang-bayang ketidakpastian biaya turut menjadi salah satu tantangan kepemilikan generasi sandwich ini untuk memiliki sebuah.

Sehingga kata CEO dan Founder Pinhome Dayu Dara dalam proses pembelian properti generasi sandwich membutuhkan dukungan setidaknya dari penasihat keuangan penilai properti dan bantuan hukum atau notaris.

Bagi generasi Sandwich yang berhasil membeli rumah tampak dalam satu tahun terakhir menyebut pemilihan properti dengan kesesuaian kebutuhan dan anggaran mereka menjadi faktor yang utama di tengah kompetitifnya pasar atau properti.  

Pentingnya peran-peran tersebut tidak hanya membantu mereka dalam proses pembelajaran tetapi juga memper tahankan keputusan yang diambil adalah keputusan yang terbaik.

Hal ini berbanding terbalik dengan generasi Sandwich yang memilih apartemen sebagai pilihan tempat tinggal. Mereka diakui darah hampir 47% menyatakan bahwa pemeliharaan atau renovasi properti menjadi tantangan tertentu untuk menjaga kondisi properti agar tetaplah yang tinggi di tengah potensi investasi yang ditawarkan.