Ada Banyak Jenis Masker, Mana Yang Lebih Baik?
Masker telah menjadi kebutuhan pokok di tengah pandemi COVID-19 yang belum juga reda. Kemampuannya menyekat partikel udara kecil, yang disebut aerosol yang diproduksi ketika orang berbicara atau menghembuskan napas menjadikan masker efektif untuk penularan berbagai penyakit. Ada banyak jenis masker termasuk jumlah lapisan yang digunakan. Lantas jenis mana yang paling efektif? 1. Masker hybrid Sebagaimana […]
Gaya Hidup
Masker telah menjadi kebutuhan pokok di tengah pandemi COVID-19 yang belum juga reda. Kemampuannya menyekat partikel udara kecil, yang disebut aerosol yang diproduksi ketika orang berbicara atau menghembuskan napas menjadikan masker efektif untuk penularan berbagai penyakit.
Ada banyak jenis masker termasuk jumlah lapisan yang digunakan. Lantas jenis mana yang paling efektif?
1. Masker hybrid
Sebagaimana dilaporkan Business Insider Sabtu 18 Juli 2020, para peneliti di Inggris menyatakan masker hybrid yakni menggabungkan dua lapisan kain. Dan biasanya juga berbahan seperti katun, sutra, sifon, atau flanel, menyaring lebih dari 80 persen partikel kecil (kurang dari 300 nanometer) dan lebih dari 90 persen partikel lebih besar (lebih besar dari 300 nanometer).
Menurut peneliti, kombinasi katun dan sifon memberikan perlindungan yang paling besar, diikuti oleh katun dan kain flanel, katun dan sutra, dan empat lapis sutera alam.
Menurut para peneliti masker ini lebih baik dalam menyaring partikel kecil daripada masker N95, meskipun tidak selalu lebih baik dalam menyaring partikel yang lebih besar.
Dua lapis katun atau dua lapis sifon mungkin lebih baik dalam menyaring partikel kecil daripada masker bedah.
2. Masker tiga lapis kain
WHO merekomendasikan masker kain memiliki tiga lapisan: lapisan dalam yang menyerap, lapisan tengah yang menyaring. Lapisan luar yang terbuat dari bahan nonabsorben seperti poliester.
Sebuah studi Universitas Illinois yang masih menunggu tinjauan sejawat, menemukan, tiga lapis sutra atau 100 persen katun mungkin sama protektifnya dengan masker medis.
Sutra khususnya memiliki sifat elektrostatik yang dapat membantu menjebak partikel virus yang lebih kecil.
3. Serbet dan kain antimikroba
Handuk dan kain antimikroba bukan bahan yang ideal, tetapi lebih baik dari pada satu lapisan kain katun. Keduanya bisa menjadi alternatif terbaik berikutnya, asalkan dijalin rapat untuk memberikan perlindungan.
Kain antimikroba (biasanya terbuat dari satin, sutra, atau bambu) lebih disukai daripada kain katun standar, menurut peneliti.
4. Kain katun di sekitar hidung dan mulut
Peneliti Inggris menemukan satu lapisan katun paling tidak efektif untuk memblokir partikel virus corona baik besar maupun kecil.
Selembar selendang dan kaus katun mengurangi risiko infeksi sekitar 44 persen ketika dikenakan di daerah terkontaminasi virus corona selama 30 detik, demikian temuan studi Journal of Hospital Infection.
Namun, setelah 20 menit paparan di lingkungan yang sangat terkontaminasi, pengurangan risiko turun menjadi hanya 24 persen. Tapi itu lebih baik dari nol.
Bahkan masker katun yang dipasang longgar secara substansial mengurangi penyebaran partikel virus ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin, menurut para peneliti di India baru-baru ini.
Peneliti menemukan, tetesan infeksius menjalar hingga 16 kaki atau 5 meter ketika seseorang tidak mengenakan masker. Sementara itu, risiko partikel masuk ke sisi masker hanya 5 kaki atau sekitar 1,5 meter.