Ada di Berbagai Artefak hingga Jadi Mumi, Ini Alasan Kucing Dipuja Masyarakat Mesir Kuno
- Hal ini ditunjukkan dengan banyak ditemukannya wujud kucing di berbagai peninggalan perabadaban seperti artefak, perhiasan, monumen hingga hierogrif.
Tekno
KAIRO- Kucing menjadi salah satu hewan yang dipuja pada masa peradaban Mesir Kuno. Hal ini ditunjukkan dengan banyak ditemukannya wujud kucing di berbagai peninggalan perabadaban seperti artefak, perhiasan, monumen hingga hierogrif.
Tak sampai di situ, orang Mesir Kuno juga disebut melakukan praktik mumifikasi pada kucing hingga menciptakan lahan perkuburan pertama di dunia untuk menyemayamkan kucing peliharaan mereka.
Saat seekor kucing mati, pemilik kucing bahkan disebut akan mencukur alis mereka sebagai tanda berkabung.
- Simak! Taktik Pemasaran yang Bisa Tingkatkan Brand Awareness dan Kredibilitas Bisnis Anda
- Tidak Fokus Mengejar Kebahagiaan, Ini 5 Cara Seru Membuat Hidup Anda Lebih Bahagia
- Jangan Kelewat, Ini Jadwal Pasar Murah di Bandung Jelang Ramadan
Lantas, apa alasan orang Mesir Kuno begitu terobsesi pada Kucing?
Mengutip Live Science 13 Februari 2023, kesukaan orang Mesir kuno pada kucing bermula dari anggapan bahwa dewa dan penguasa mereka memiliki sifat seperti kucing.
Mengutip tulisan pameran sejarah yang dihelat pada 2018 Museum Nasional Semi Asia Smithsonian, Washington, kucing memiliki dualitas temperamen.
Di satu sisi, kucing dikenal sebagai hewan yang jinak, setia, mandiri, menjaga, dan mengasihi. Tapi di sisi lain, kucing bisa dianggap sebagai hewan yang garang dan agresif.
Berangkat dari hal tersebut, salah satu dewi yang dipercaya sebagai yang terkuat di Mesir, Sakhmet, digambarkan sebagai sosok yang memiliki bentuk hepala menyerupai singa yang masih saudara dengan kucing dan tubuh wanita.
Sakhmet dipercaya sebagai dewi pelindung terutama pada saat-saat transisi, termasuk fajar dan senja.
Selain Sakhmet, ada dewi lain yakni Bastet yang direpresentasikan sebagai singa atau kucing. Ini melambangkan bahwa kucing merupakan hewan suci baginya. Kemungkinan lain, kucing juga dicintai karena kemampuannya berburu tikus dan ular.
- Trailer Kedua Guardian of The Galaxy Vol.3 Tayang, Adam Warlock Ikut Mejeng?
- Rayakan Valentine? Coba Tanya 7 Hal Ini ke Pasangan Agar Hubungan Makin Lengket
- Pemerintah Mau Lepas Saham Garuda Indonesia (GIAA) hingga 35 Persen ke Maskapai Timur Tengah, Emirates atau Saudia Airlines?
Berdasarkan catatan University College London, orang Mesir kuno menamai atau menjuluki anak-anak mereka dengan unsur yang tak jauh dari kucing, termasuk "Mitt”, yang berarti kucing, untuk anak perempuan.
Tidak diketahui kapan tepatnya kemunculan kucing peliharaan di Mesir. Namun, para arkeolog telah menemukan pemakaman kucing yang berasal dari tahun 3800 SM.
Kucing juga tidak jadi lambang dewa bagi orang Mesir kuno. Mereka membiakkan kucing dan mempersembahkannya pada dewa. Dalam persembahan tersebut, kucing dimumikan lalu dikubur dalam peti mati yang sama rumitnya dengan peti mati manusia zaman itu.
Mumi kucing persembahan itu dibungkus rapat dengan kain linen, lalu penutup bagian wajahnya dicat atau digambar dengan tinta hitam. Persembahan ini diletakkan di kuil sebagai tanda terima kasih pada dewa.
Mengenai hal ini, terdapat hipotesa bahwa pada masa itu terdapat kemungkinan industri yang dikhususkan membiakan jutaan anak kucing untuk dibunuh dan dimumikan. Alhasil, orang dapat dikuburkan di sampingnya, yang sebagian besar terjadi di antara 700 SM dan 300 M.