Ada Diskon PPnBM dan Penurunan Suku Bunga, BCA Finance Bidik Pembiayaan Rp23 Triliun
- PT BCA Finance menargetkan pembiayaan sebesar Rp23 triliun tahun 2021 didorong diskon PPnBM dan penurunan suku bunga.
Industri
JAKARTA - Industri multifinance membidik perbaikan kinerja pembiayaan pada tahun ini. Dipantik insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), perusahaan multifinance membidik target tinggi pada 2021.
Direktur Utama PT BCA Finance Roni Haslim mengatakan perseroan membidik pembiayaan baru Rp23 triliun pada 2021. Roni bilang daya beli masyarakat yang semakin terungkit ditambah perbaikan penanganan COVID-19 membuat calon nasabah semakin tidak ragu melakukan kredit baru.
“PPnBM ini akan sangat bagus bagi sektor pembiayaan mobil baru, penjualannya akan meningkat,” kata Roni kepada TrenAsia.com, Selasa, 5 Oktober 2021.
- Bank Oke Kantongi Pernyataan Efektif OJK, Simak Jadwal Rights Issue DNAR
- Fungsi Intermediasi Perbankan Membaik, Siap-Siap Ekonomi Bangkit
- Studi AS: Efektivitas Vaksin Pfizer Menurun Setelah 6 Bulan
Seperti diketahui, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memutuskan untuk memperpanjang diskon PPnBM 100% hingga Desember 2021. Hal ini, kata Roni, akan memaksimalkan perbaikan kinerja setelah mengalami tekanan pada tahun lalu.
Pertumbuhan pembiayaan juga bakal ditopang oleh penurunan suku bunga kredit. Roni menuturkan BCA Finance berencana menurunkan suku bunga mulai Oktober 2021 ini untuk memaksimalkan momentum diskon PPnBM.
Suku bunga kredit di BCA Finance untuk tenor 3 tahun dipangkas dari 3,55% menjadi 2,99%. Suku bunga tenor 1 tahun dipatok 2,77%, 3,33% untuk tenor 2 tahun, dan 3,77% untuk tenor 4 tahun.
Sementara penyaluran pembiayaan di BCA Finance hingga Agustus 2021 telah menyentuh Rp15,4 triliun atau tumbuh 50,6% year on year (yoy).
Kendati demikian, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merekam industri multifinance masih terkontraksi. Hal ini tercermin dari piutang pembiayaan industri yang terkorelasi 2,36% year to date (ytd) dan 9,25% secara yoy dengan nilai outstanding Rp384,61 triliun.
Lebih rinci, pembiayaan mobil baru masih terkoreksi 3,03% ytd dengan nilai outstanding Rp108,8 triliun. Berselisih tipis, mobil bekas terkorelasi 2,9% ytd dengan outstanding Rp55,6 triliun.
Meski tidak mendapat insentif pajak, pembiayaan motor bekas justru jadi satu-satunya segmen yang tumbuh positif 7,19% ytd dengan outstanding Rp17,77 triliun. Adapun pembiayaan mobil baru masih turun 1,81% ytd dengan outstanding Rp63,5 triliun.