<p>Michael Bambang Hartono adalah konglomerat paling kaya di Indonesia selama 10 tahun berturut-turut, bersama adiknya Budi Hartono sebagai pemilik Grup Djarum. / Istimewa</p>
Industri

Ada Pandemi, 5 Konglomerat Ini Malah Makin Tajir Melintir

  • Lebih dari separuh konglomerat dalam daftar 50 orang terkaya versi Forbes 2019 mengalami penurunan kekayaan tahun ini. Harta para konglomerat ini menyusut 1,2% dari sebelumnya Rp134,6 miliar atau Rp1.901,89 triliun (kurs Jisdor Rp14.130 per dolar Amerika Serikat) menjadi hanya US$133 miliar atau setara Rp1.879,29 triliun.

Industri
Fajar Yusuf Rasdianto

Fajar Yusuf Rasdianto

Author

JAKARTA – Lebih dari separuh konglomerat dalam daftar 50 orang terkaya versi Forbes 2019 mengalami penurunan kekayaan tahun ini. Harta para konglomerat ini menyusut 1,2% dari sebelumnya Rp134,6 miliar atau Rp1.901,89 triliun (kurs Jisdor Rp14.130 per dolar Amerika Serikat) menjadi hanya US$133 miliar atau setara Rp1.879,29 triliun.

Namun di balik kekayaan yang tergerus itu, ada juga konglomerat yang justru makin tajir di masa pandemi COVID-19 ini. Dia adalah Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono alias Hartono Brothers.

Kekayaan pemilik Grup Djarum ini meningkat dari US$37,3 miliar atau Rp527,05 triliun menjadi RpUS$38,8 triliun atau Rp538,24 triliun. “Mereka tetap di nomor 1 sebagai orang terkaya Indonesia sejak 12 tahun silam,” tulis Forbes, Kamis, 10 Desember 2020.

Selanjutnya ada juga keluarga mendiang Eka Tjipta Widjaja pemilik Sinar Mas Grup yang kekayaannya melesat dari US$8,6 miliar atau Rp121,52 triliun menjadi US$11,9 miliar atau Rp168,14 triliun. Dengan tambahan kekayaan US$2,3 miliar atau Rp32,49 triliun itu, keluarga Widjaja pun tetap bertengger sebagai orang terkaya nomor 2 di Indonesia.

Di samping itu, ada juga nama Anthoni Salim pemilik Grup Salim yang kekayaannya melejit dari US$5,5 miliar atau Rp77,72 triliun menjadi US$5,9 miliar atau Rp83,27 triliun. Dengan catatan itu, Anthoni Salim tetap kokoh berdiri sebagai orang terkaya nomor 4 Indonesia 2020.

Grup Sido dan Emtek

Selain tiga orang paling tajir itu, kekayaan bos PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) Irwan Hidayat juga menjadi konglomerat yang kekayaanya turut meningkat tahun ini. Kekayaan Irwan melesat 41% dibandingkan tahun lalu dari sebelumnya US$1,1 miliar atau Rp15,54 triliun menjadi Rp1,55 miliar atau Rp21,9 triliun.

“Harga saham perusahaan (SIDO) meningkat seiring dengan penjualan salah satu produk andalan perusahaan, yakni Tolak Angin,” tulis Forbes. Dengan tambahan kekayaan itu, Irwan Hidayat pun tetap bertengger sebagai orang terkaya nomor 17 di Indonesia.

Selanjutnya, ada juga taipan Eddy Kusnadi Sariaatmadja pemilik Grup Emtek yang kekayaannya melesat nyaris 80% dari sebelumnya US$780 juta atau Rp11,02 triliun menjadi US$1,4 miliar atau Rp19,78 triliun. Eddy, kini bertengger sebagai orang terkaya nomor 20 di bawah Djoko Susanto.

“Saham perusahaannya, Elang Mahkota Teknologi (Emtek), melonjak karena rumah produksi tersebut lebih banyak menggunakan layanan e-commerce dan streaming,” ungkap Forbes.

Sebagai informasi, daftar kekayaan ini disusun dengan menghitung kepemilikan saham dan informasi keuangan perusahaan maupun individu. Pergerakan saham dan laporan keuangan dianalisa sehingga mendapatkan penaksiran kekayaan demikian.

Perusahaan swasta dinilai berdasarkan perusahaan serupa yang diperdagangkan secara publik. Kekayaan publik dihitung berdasarkan harga saham dan nilai tukar per 16 November 2020.