<p>Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali dalam telekonferensi  terkait PON 2020 Papua, Rabu, 15 April 2020/ Kemenpora.go.id</p>
Gaya Hidup

Ada Pelanggaran Etik Zainudin Amali di Balik Batalnya Indonesia Gelar Piala Dunia U-20?

  • Pelanggaran etik yang dilakukan Zainudin Amali saat menjabat Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) disebut-sebut ikut menyebabkan batalnya Indonesia menggelar Piala Dunia U-20 2023.
Gaya Hidup
Chrisna Chanis Cara

Chrisna Chanis Cara

Author

JAKARTA—Pelanggaran etik yang dilakukan Zainudin Amali saat menjabat Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) disebut-sebut ikut menyebabkan batalnya Indonesia menggelar Piala Dunia U-20 2023. Rumor yang beredar, Indonesia disebut tiga kali melakukan pelanggaran etik FIFA serius saat masih berstatus sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.

Salah satu pelanggaran tersebut terjadi tahun 2020 yakni ketika Zainudin mendahului pengumuman FIFA terkait persiapan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2021. Saat itu kompetisi akhirnya ditunda ke tahun 2023 lantaran kasus pandemi Covid-19. Hal ini pun dibantah tegas Zainudin Amali yang kini menjadi Wakil Ketua Umum PSSI. Dalam keterangan resminya. “Mereka (FIFA) cuma kasih tahu, tolong sabar dulu, jangan bicara apa-apa dulu,” ujar Zainudin dalam keterangan resminya, Selasa 11 April 2023. 

Menpora mengklaim harus menyampaikan pada publik terkait persiapan menjadi tuan rumah mengingat saat itu ada ketidakpastian terkait situasi pandemi. Saat itu logo dan maskot Piala Dunia U-20 pun belum dirilis. “Saya melalui PSSI diminta untuk diingatkan jangan bicara dulu tentang persiapan. Tunggu launching maskot dan logo. Itu saja. Hal tersebut bukan melanggar etika dalam statuta FIFA,” kelitnya. 

Lebih lanjut Amali memastikan alasan FIFA membatalkan Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia karena penolakan terhadap kehadiran Timnas Israel. “Bukan karena saya dianggap melanggar etika. Kejadiannya itu pun sudah tahun 2020,” tutur Amali. Saat ini PSSI dikabarkan tengah mengajukan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17 2023 menggantikan Peru.