Ilustrasi pariwisata di Bali.  (Dok. Kemenparekraf)
Nasional

Ada Pemilu di 60 Negara, Sandiaga Yakin Target Kunjungan Wisman Aman

  • Industri pariwisata global menghadapi tantangan dari berbagai pemilihan umum atau pemilu di banyak negara. Namun, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga S Uno optimistis kunjungan wisatawan mancanegara tahun ini bisa mencapai target 14,3 juta orang.

Nasional

Distika Safara Setianda

JAKARTA - Industri pariwisata global menghadapi tantangan dari berbagai pemilihan umum atau pemilu di banyak negara. Namun, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga S Uno optimistis kunjungan wisatawan mancanegara tahun ini bisa mencapai target 14,3 juta orang.

Sebanyak 60 negara atau setengah dari populasi dunia akan menghadapi pemilu, yang menjadi faktor tambahan memperumit situasi. Perlambatan ekonomi global dan penurunan daya beli masyarakat global juga memperburuk kondisi ini.

“Target 14,3 juta kunjungan wisman ini bisa kami tingkatkan dan kami punya mimpi kunjungan wisman 2024 bisa mencapai 17 juta orang,” kata Sandiaga di kantornya, Senin, 5 Februari 2024.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik, total kunjungan wisatawan mancanegara sepanjang tahun 2023 mencapai 11,67 juta orang. Angka tersebut mengalami peningkatan hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya, yang hanya mencapai 5,88 juta orang pada tahun 2022.

Terdapat enam pintu masuk utama ke dalam negeri, yaitu Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Bandara Internasional Batam, Bandara Internasional Tanjung Riau, Bandara Internasional Juanda, dan Bandara Internasional Kuala Namu.

Bandara Ngurah Rai memegang rekor sebagai pintu masuk terbanyak bagi wisatawan mancanegara, dengan jumlah 5,28 juta orang.

Sandiaga berencana untuk meningkatkan jumlah acara di dalam negeri, sambil pemerintah juga akan memperluas program bebas visa ke negara-negara tambahan. Saat ini, jumlah negara yang memiliki kebijakan bebas visa untuk kunjungan ke Indonesia telah mencapai 20.

Sebelumnya, ia telah memperkirakan bahwa kinerja industri penerbangan nasional akan meningkat, yang akan memberikan dorongan tambahan bagi industri pariwisata tahun ini. Dorongan ini didukung oleh dua aksi penggabungan antara otoritas bandara dan maskapai.

Merger dilakukan antara PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II. Sementara untuk maskapai, pemerintah berencana menggabungkan PT Pelita Air Service dan PT Citilink Indonesia.

Sandiaga menilai kedua aksi korporasi tersebut akan meningkatkan frekuensi penerbangan. Hal ini disebabkan oleh tekanan biaya pelayanan operasional di bandara yang akan berkurang akibat merger antara AP I dan AP II.

“Penggabungan anak usaha PT Pertamina dan PT Garuda Indonesia Tbk ini kami harapkan akan berbuah penambahan jumlah pesawat yang signifikan,” kata Sandiaga pada bulan lalu.