<p>Seorang peternak ayam mandiri di kawasan Pasir Putih Depok Jawa Barat tengah memeriksa ternak yang ada di kandang. Jumat 11 Juni 2021. Saat ini mereka tengah resah di tengah isu ayam impor dan mahalnya harga pakan. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia</p>
Industri

Ada PPKM Darurat, Harga Daging Ayam Jeblok

  • Harga ayam pedaging di wilayah Jawa mengalami penurunan secara bulanan maupun tahunan selama periode Juni tahun ini. Pelemahan tersebut terjadi setelah musim libur Lebaran 2021 berakhir.

Industri
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Harga ayam pedaging di wilayah Jawa mengalami penurunan secara bulanan maupun tahunan selama periode Juni tahun ini. Pelemahan tersebut terjadi setelah musim libur Lebaran 2021 berakhir.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Emma A. Fauni mengungkap bahwa harga rata-rata bulanan ayam pedaging di wilayah Jawa pada bulan lalu adalah Rp17.500 per kilogram. Angka ini anjlok 25,9% year-on-year (yoy) dan 8,9% month-on-month (mom).

“Sementara itu, harga day old chicken (DOC) di Jawa Barat berada di harga Rp6.500 per ekor atau naik 3,6 persen yoy dan turun 6,5 persen mom, tetap di atas level yang kami harapkan,” ujarnya melalui riset yang diterima Trenasia.com, Kamis, 15 Juli 2021.

Hingga saat ini, lanjut Emma, run-rate laba bersih perusahaan perunggasan pada kuartal I-2021 yang berada di bawah cakupan Mirae Asset tetap berada di atas proyeksi. Misalnya, CPIN sebesar 32%, JPFA sekitar 43%, dan MAIN sebanyak 42%.

Menurutnya, jika laba bersih kuartal II-2021 serupa dengan kuartal sebelumnya, maka pencapaian laba bersih selama semester pertama tahun ini akan mencapai 60-80% dari proyeksi sepanjang tahun 2021.

“Sehingga ini akan mendorong konsensus untuk meningkatkan proyeksi lebih lanjut,” tambahnya.

Sebelumnya, pemerintah terus mengimbau pemusnahan di tingkat final stock (FS) dengan total 71 juta telur tetas berumur 19 hari yang efektif periode 10 Juli-11 Agustus 2021. Pemerintah juga mengamanatkan integrator untuk menyerap 31 juta unggas hidup untuk dipotong di rumah pemotongan hewan mereka sendiri.

Dengan gambaran tersebut, Emma melihat intervensi agresif tersebut merupakan sebuah upaya pemerintah untuk mengantisipasi melemahnya permintaan di tengah penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.

Selain itu, kata dia, potensi perpanjang PPKM Darurat yang tengah berlangsung ini juga dapat menimbulkan risiko terhadap permintaan ayam karena berkurangnya mobilitas masyarakat. Dengan demikian, ia memperkirakan harga komoditas unggas akan melemah di bulan Juli 2021.

“Namun, kami memperkirakan volatilitas harga akan tetap terkendali. Kami juga berharap untuk melihat pemusnahan bulanan lebih lanjut di bulan-bulan berikutnya,” tutur Emma.

Tak sampai di situ, ia turut mempertahankan view overweight untuk sektor unggas. Pasalnya, ia melihat adanya peluang pemulihan sektor serta momentum pertumbuhan laba bersih perusahaan unggas yang masih berlanjut.

“Sementara itu, kami kira pelemahan harga saham dapat memberikan peluang beli karena momentum prospek pertumbuhan pendapatan masih ada,” pungkasnya. (SKO)