Ada Relawan Jokowi di BRIS Hasil Merger, Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris Bank Syariah Indonesia
PT Bank BRISyariah Tbk (BRIS) resmi menunjuk sejumlah nama untuk mengisi kursi pengurus bank syariah hasil merger alias PT Bank Syariah Indonesia Tbk. Hery Gunardi ditetapkan sebagai Direktur Utama dan salah satu kursi komisaris diberikan kepada relawan Joko Widodo (Jokowi) dalam Pilpres 2019, M. Arief Rosyid Hasan.
Industri
JAKARTA – PT Bank BRISyariah Tbk (BRIS) resmi menunjuk sejumlah nama untuk mengisi kursi pengurus bank syariah hasil merger alias PT Bank Syariah Indonesia Tbk. Hery Gunardi ditetapkan sebagai Direktur Utama dan salah satu kursi komisaris diberikan kepada relawan Joko Widodo (Jokowi) dalam Pilpres 2019, M. Arief Rosyid Hasan.
Persetujuan ini disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BRIS yang digelar hari ini, Selasa, 15 Desember 2020. Dalam agenda tersebut, dibahas pula rancangan, akta, dan anggaran dasar yang kelak menjadi bagian dari entitas baru ini.
Diungkapkan, RUPSLB ini merupakan salah satu proses yang harus dilalui dalam proses merger BRIS, BNI Syariah, dan Syariah Mandiri. Bank hasil merger akan bergabung secara efektif pada 1 Februari 2021.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- Tandingi Telkomsel dan Indosat, Smartfren Segera Luncurkan Jaringan 5G
- Bangga! 4,8 Ton Produk Tempe Olahan UKM Indonesia Dinikmati Masyarakat Jepang
Berikut susunan lengkap direksi dan komisaris baru Bank Syariah Indonesia:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama dan Komisaris Independen: Mulya E. Siregar
Komisaris: Suyanto
Komisaris: Masduki Baidlowi
Komisaris: Imam Budi Sarjito
Komisaris: Sutanto
Komisaris Independen: Bangun S. Kusmulyono
Komisaris Independen: M. Arief Rosyid Hasan
Komisaris Independen: Komaruddin Hidayat
Komisaris Independen: Eko Suwardi
Dewan Pengawas Syariah
Ketua Dewan Pengawas Syariah: Mohamad Hidayat
Anggota Dewan Pengawas Syariah: Oni Syahroni
Anggota Dewan Pengawas Syariah: Hasanudin
Anggota Dewan Pengawas Syariah: Didin Hafidhuddin
Dewan Direksi
Direktur Utama: Hery Gunardi
Wakil Direktur Utama 1: Ngatari
Wakil Direktur Utama 2: Abdullah Firman Wibowo
Direktur Wholesale Transaction Banking: Kusman Yandi
Direktur Retail Banking: Kokok Alun Akbar
Direktur Sales and Distribution: Anton Sukarna
Direktur Information Technology: Achmad Syafii
Direktur Risk Management: Tiwul Widyastuti
Direktur Compliance and Human Capital: Tribuana Tunggadewi
Direktur Finance and Strategy: Ade Cahyo Nugroho
Seluruh nama tersebut akan bekerja efektif mulai 1 Februari 2021 setelah merger mendapat persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Demikian juga dengan Dewan Pengawas Syariah, yang juga harus mendapat rekomendasi dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI).
- IHSG Masih Konsolidasi Usai Rilis BI Rate, Simak Saham EMTK, LSIP, ZYRX, dan WIKA
- Saham Pilihan Mirae Sekuritas Juni 2021: BBRI Ditendang Diganti PRDA, Temani ANTM hingga INCO
- IHSG Terancam Bearish Jelang Rilis BI Rate, Rekomendasi Saham AALI, SMRA, BNGA, dan GGRM
Proses Merger Kian Matang
Diketahui, perkembangan rencana merger ini semakin matang. Dokumen Perubahan Ringkasan Rencana Merger sendiri telah disampaikan kepada seluruh regulator terkait, baik di pasar modal maupun perbankan. Tahapan dan proses selanjutnya akan dilaksanakan sesuai dengan regulasi dan perundang-undangan yang berlaku.
Manajemen memastikan, rencana perubahan dan penyesuaian operasional sesuai dengan visi dan misi yang dicanangkan. Targetnya, bank ini menjadi Top 10 bank syariah terbesar di dunia dalam lima tahun ke depan. Sementara di Tanah Air, PT Bank Syariah Indonesia Tbk bisa menempati Top 10 bank terbesar di Indonesia.
Seperti diketahui, aset bank hasil merger akan mencapai Rp214,6 triliun dengan modal inti lebih dari Rp20,4 triliun. Hery menambahkan, bank hasil penggabungan tetap berstatus sebagai perusahaan terbuka. Bank ini tercatat di PT Bursa Efek Indonesia dengan kode emiten BRIS.
Adapun rincian komposisi pemegang saham, yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) 51,2%, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) 25,0% dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) 17,4%. Selain itu, ada pula komposisi kepemilikan saham dari DPLK BRI – Saham Syariah 2% dan publik sebesar 4,4%. (SKO)