Bandara Supadio (supadio-airport.co.id)
Nasional

Ada Rp50 Triliun Uang China di Balik Pembangunan Bandara Bali Utara

  • Proyek ini diprakarsai oleh PT. BIBU Panji Sakti, dengan dukungan finansial dan teknis dari ChangYe Construction Group, perusahaan infrastruktur terkemuka asal China.

Nasional

Muhammad Imam Hatami

SHANGHAI - Penandatanganan Head of Agreement (HoA) antara PT. BIBU Panji Sakti dan ChangYe Construction Group di Shanghai pada acara Business Forum KJRI, Rabu 24 November  2024. Ini  menandai realisasi megaproyek bandara Bali utara senilai US$3 miliar atau setara dengan Rp50 triliun, yang sudah lama diimpikan sejumlah kalangan.

Acara penandatanganan tersebut dihadiri langsung oleh Duta Besar RI untuk China, Djauhari Oratmangun, dan Konsul Jenderal RI di Shanghai, Berlianto Situngkir. HoA ini juga menjadi kelanjutan dari Nota Kesepahaman (MoU) yang telah ditandatangani sebelumnya di KBRI Beijing.

Proyek ini diprakarsai oleh PT. BIBU Panji Sakti, dengan dukungan finansial dan teknis dari ChangYe Construction Group, perusahaan infrastruktur terkemuka asal China. Presiden Direktur PT. BIBU, Erwanto Sad Adiatmoko mengklaim pembangunan bandara tersebut sejalan dengan target Presiden Prabowo Subianto untuk mendorong pemerataan pembangunan dan konektivitas di Indonesia.

"Kami terus bergerak maju dengan kecepatan penuh untuk memastikan proyek ini sesuai dengan arahan Bapak Presiden. Penandatanganan Head of Agreement ini adalah bukti konkret dari kerja nyata kami," ujar Presiden Direktur PT. BIBU Panji Sakti Erwanto Sad Adiatmoko, di Denpasar, Senin, 25 November 2024.

Pembangunan bandara tersebut nantinya mencakup fasilitas penerbangan, serta kawasan pendukung modern meliputi Aero City dan Aerotropolis, yang diklaim akan menjadi salah satu proyek infrastruktur terbesar di Indonesia. Bandara ini ditargetkan rampung pada akhir 2027.

Menurut Erwanto pembangunan bandara tidak akan mengorbankan lahan produktif, tempat ibadah, pemukiman, atau situs bersejarah di Kabupaten Buleleng. Menurutnya lahan masyarakat akan digunakan dengan sistem sewa, tanpa mengubah status kepemilikan. 

ChangYe Construction Group mengklaim visi mereka yang akan sejalan dengan pelestarian budaya dan alam Bali. Proyek Bandara Bali, menurut ChangYe dirancang untuk mengintegrasikan harmoni antara budaya, alam, dan manusia.

"Proyek Bandara Internasional Bali Utara adalah karya luar biasa yang mencerminkan harmoni antara budaya, alam, dan manusia. Kami bangga menjadi bagian dari inisiatif ini yang memiliki dampak global," tambah , President Director ChangYe Construction Group Yu Xueze.

Simbol Investasi Besar China di Indonesia

Duta Besar RI untuk China, Djauhari Oratmangun, menyebut proyek ini sebagai bukti eratnya hubungan bilateral Indonesia dan Tiongkok. Kerja sama tersebut menurut Djauhari menunjukkan bagaimana kedua negara bisa bersinergi dalam proyek strategis, tidak hanya di sektor ekonomi, tetapi juga pembangunan berkelanjutan.

Bali Utara, yang selama ini kurang berkembang dibanding wilayah selatan, diharapkan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru. Bandara ini nantinya diproyeksikan akan meningkatkan konektivitas internasional serta membuka peluang investasi dan lapangan kerja di sektor pariwisata dan industri kreatif.

Lewat dukungan dan modal besar dari China, proyek Bandara Bali Utara menjadi simbol ambisi Indonesia untuk mempercepat pembangunan infrastruktur berkelas dunia. Di tengah tantangan ekonomi global, kerja sama ini membuktikan bahwa Indonesia tetap menjadi tujuan strategis bagi investor internasional.

Bandara Bali Utara Ditentang Megawati

Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, secara tegas menolak rencana pembangunan Bandara Internasional Bali Utara di Buleleng, Bali. Menurutnya, proyek tersebut tidak strategis dan hanya akan menghabiskan anggaran tanpa manfaat yang jelas. Dalam kunjungan ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur tahun 2023, Megawati menyampaikan keberatannya langsung kepada Gubernur Bali, Wayan Koster, dan meminta agar rencana itu dievaluasi. 

Ia menegaskan pembangunan infrastruktur seperti bandara seharusnya tidak hanya berorientasi pada pengembangan pariwisata, tetapi juga harus mempertimbangkan kepentingan masyarakat lokal.

"Waktu (rencana) dibangun lagi bandara di Buleleng. Kan saya bilang keluarga besar saya di sana. Mau dibikin lapangan terbang, ngamuk saya. Saya panggil Pak Koster enak saja, aku bilang, hanya untuk ngehubungin pariwisata, enggak gitu," ujar Megawati di Sanur, 16 Januari 2023 lalu.

Megawati juga mengingatkan pentingnya melindungi Bali yang memiliki wilayah kecil dan populasi terbatas, dengan fokus pada kebutuhan warga ketimbang kepentingan investor. Hal ini disampaikan kepada Sekretaris Kabinet Pramono Anung.

Mega meminta pemerintah memprioritaskan kesejahteraan masyarakat Bali dalam setiap proses pembangunan. Ia menekankan bahwa warga Bali tidak boleh dikesampingkan dalam upaya pengembangan Pulau Dewata.