Ada Wabah, Wisman Bulan Maret 2020 Turun 64,11%
JAKARTA – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto mengatakan telah terjadi kontraksi tajam 64,11% pada statistik kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada Maret 2020 dibandingkan Maret 2019 dan turun 45,50% dibandingkan Februari 2020. Menurut kebangsaannya, kunjungan wisman pada Maret 2020 paling banyak berasal dari Malaysia, yakni sebesar 113,8 ribu kunjungan atau 24,2% dari total 470,9 ribu […]
Nasional
JAKARTA – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto mengatakan telah terjadi kontraksi tajam 64,11% pada statistik kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada Maret 2020 dibandingkan Maret 2019 dan turun 45,50% dibandingkan Februari 2020.
Menurut kebangsaannya, kunjungan wisman pada Maret 2020 paling banyak berasal dari Malaysia, yakni sebesar 113,8 ribu kunjungan atau 24,2% dari total 470,9 ribu kunjungan wisman.
“Kalau kita lacak data historisnya, jumlah wisman ini hampir sama dengan jumlah wisman posisi tahun 2007,” kata Suhariyanto dalam konferensi per BPS di Jakarta, Senin, 4 Mei 2020.
Sebelumnya, BPS mencatat pergerakan turun di sektor pariwisata telah terjadi di Indonesia sejak Februari 2020 lalu. Artinya, penurunan telah terjadi sebelum pemerintah Indonesia mengumumkan pandemi ini pada awal Maret 2020.
“Diduga, ini akan berdampak dalam pada sektor-sektor pendukung pariwisata seperti tingkat hunian kamar hotel, transportasi, ekonomi kreatif, perdagangan, dan sebagainya,” tambah dia.
Secara kumulatif dari Januari hingga Maret 2020, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 2,61 juta kunjungan atau turun 30,62% dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama 2019 yang berjumlah 3,76 juta kunjungan.
Sektor Terdampak
Sementara, tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel klasifikasi bintang di Indonesia pada Maret 2020 mencapai rata-rata 32,24% atau turun 20,64 poin dibandingkan dengan TPK Maret 2019 yang tercatat sebesar 52,88 %. Selain itu, jika dibanding TPK Februari 2020, TPK hotel klasifikasi bintang pada Maret 2020 juga mengalami penurunan sebesar 16,98 poin.
Sedangkan, rata-rata lama menginap tamu asing dan Indonesia pada hotel klasifikasi bintang selama Maret 2020 tercatat sebesar 1,83 hari, terjadi kenaikan sebesar 0,02 poin jika dibandingkan keadaan Maret 2019.
Tidak hanya kontraksi di sektor pariwisata, BPS juga memaparkan anjloknya jumlah penumpang angkutan udara domestik yang diberangkatkan pada Maret 2020 sebanyak 4,6 juta orang atau turun 20,84% dibanding Februari 2020.
Adapun, jumlah penumpang tujuan luar negeri (internasional) turun 50,44% menjadi 558,7 ribu orang. Selama Januari–Maret 2020 jumlah penumpang domestik sebanyak 16,7 juta orang atau turun 10,12% dan jumlah penumpang internasional sebanyak 3,4 juta orang atau turun 24,15% dibanding periode yang sama tahun 2019.
Meskipun transportasi penumpang turun, terdapat kenaikan di sektor transportasi logistik. Tercatat, jumlah barang pada angkutan laut tumbuh
5,10 % atau mencapai 74,6 juta ton selama kuartal-I 2020.
“Kenaikan ini wajar karena pemerintah memastikan distribusi logistik harus tetap normal meski ada pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di banyak daerah,” ujar Suhariyanto.
Jumlah barang yang diangkut kereta api juga tercatat tumbuh 5,82 % menjadi 13,0 juta ton.