PT Adaro Enery Tbk (ADRO) melalui anak usahanya memenangkan tender pembangunan PLTB di Kalimantan Selatan.
Korporasi

Adaro (ADRO) Menangkan Tender Pembangunan PLTB di Kalimantan, Jadi Penawaran Terendah Sepanjang Sejarah

  • PT Adaro Power sebagai anak usaha ADRO dan Total Eren terpilih sebagai tender setelah memberikan penawaran listrik per-kWh terendah kepada PT PLN (Persero).

Korporasi

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Anak usaha PT Adaro Energy Indonesia Tbk (kode saham: ADRO) memenangkan tender pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) berkapasitas 70 MW di Tanah Laut, Kalimantan Selatan.

PT Adaro Power sebagai anak usaha ADRO dan Total Eren terpilih sebagai tender setelah memberikan penawaran listrik per-kWh terendah kepada PT PLN (Persero).

Penawaran tersebut adalah yang paling rendah sepanjang sejarah pembangunan PLTB di Indonesia.

Misalnya, di pembangunan PLTB Sidrap, penawaran terendah yang diperoleh PLN sebesar 11 cUSD/kWh dan PLTB Jeneponto 10 cUSD/kWh. Sementara itu, penawaran dari ADRO dan Total Eren sebesar 5,5 cUSD/kWh.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, pihaknya berupaya untuk terus mendorong target nol emisi karbon pada 2060.

Potensi angin yang cukup besar di wilayah Tanah Laut pun dinilai PLN dapat dimaksimalkan manfaatnya melalui pembangunan PLTB.

"Penetapan pemenang sebagai pengembang proyek merupakan salah satu milestone penting untuk menuju tahapan selanjutnya, yaitu penandatanganan Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) dan Financial Close," ujar Darmawan dikutip dari situs PLN, Rabu, 16 November 2022.

PLTB dengan kapasitas 70 MW yang dilengkapi dengan sistem penyimpanan energi baterai sebesar 10 MWh ini diproyeksikan dapat memperkuat pasokan listrik di sistem interkoneksi Kalimantan pada 2024.

Tidak hanya itu, PLTB ini pun digadang-gadang dapat mengurangi emisi CO2 sebesar 220.000 ton pertahun.

Direktur ADRO Garibaldi Thohir mengatakan bahwa kerja sama ini merupakan salah satu implementasi perseroan dalam melakukan transformasi energi yang lebih ramah lingkungan.

"Proyek ini menunjukkan komitmen kami dalam membangun Adaro yang lebih hijau melalui pilar Adaro Green yang fokus pada pengembangan berbagai sumber energi baru terbarukan (EBT)," kata Garibaldi.

Untuk diketahui, saat ini pemerintah Indonesia tengah menggenjot transformasi EBT di Indonesia untuk menciptakan ekosistem yang berkelanjutan sesuai dengan kesepakatan global pada Perjanjian Paris (Paris Agreement).

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dalam KTT G20 di Bali pun mengumumkan bahwa pihaknya akan berupaya memobilisasi dana hingga US$20 miliar atau setara dengan Rp310 triliun dalam asumsi kurs Rp15.500 perdolar AS untuk proyek transisi energi di Indonesia.

"Kami berharap dapat memobilisasi dana sebesar US$20 miliar untuk mendukung upaya Indonesia mengurangi emisi, mengembangkan jaringan energi baru dan terbarukan, dan membantu para pekerja yang terdampak kebijakan penutupan pembangkit listrik berbasis batu bara," ujar Biden di pertemuan Partnership for Global Infrastructure and Investment (PGII), dikutip Rabu, 16 November 2022.

Sementara itu, Dewan Pengelola Cilmate Investment Funds pun baru-baru ini telah menyepakati dukungan pendanaan lunak sebesar US$500 juta (Rp7,7 triliun) untuk Indonesia.

Pembiayaan ini diharapkan dapat mempercepat penghentian 2 GW dari pembangkit listrik tenaga batu bara untuk mengurangi sekitar 50 juta ton emisi karbondioksida pada 2030 dan 160 juta ton pada 2040.