PT Adaro Energy Indonesia Tbk
Korporasi

Adaro Minerals Targetkan Proyek Smelter Alumunium Senilai Rp30,5 Triliun Rampung pada 2025

  • Proyek dengan nilai investasi sekitar US$2 miliar atau setara dengan Rp30,5 triliun ini lebih dari 6.000 tenaga kerja lokal pada fase konstruksi dan sekitar 1.500 tenaga kerja lokal pada fase operasi.

Korporasi

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – Presiden Joko Widodo meninjau perkembangan pembangunan aluminium smelter terbesar di Indonesia milik anak usaha PT Adaro Minerals Indonesia Tbk, PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI) di Tanah Kuning, Kalimantan Utara. 

Presiden Direktur PT Adaro Minerals Indonesia Tbk Christian Ariano Rachmat mengatakan smelter ini mendukung program hilirisasi industri sumber daya alam yang dicanangkan pemerintah guna memberikan nilai tambah bagi bahan mentah serta pemanfaatan energi hijau. 

Proyek dengan nilai investasi sekitar US$2 miliar atau setara dengan Rp30,5 triliun (asumsi kurs Rp15.250 per dolar Amerika Serikat) ini diharapkan mengurangi impor aluminium, memberikan proses dan nilai tambah terhadap alumina, meningkatkan penerimaan pajak negara maupun penyerapan lebih dari 6.000 tenaga kerja lokal pada fase konstruksi dan sekitar 1.500 tenaga kerja lokal pada fase operasi.

"Selanjutnya kami terus bekerja keras untuk mencapai target Commercial Operation Date (COD) yang direncanakan pada semester pertama tahun 2025," kata Christian dalam keterangan resmi, dikutip Kamis, 2 Maret 2023. 

Sebagai informasi, KAI membangun smelter aluminium di lahan seluas 600 Ha dengan kapasitas produksi aluminium pada fase pertama sebanyak 500.000 tpa aluminium. Dalam tahapan proses produksi dan pengembangan selanjutnya, aluminium smelter Adaro ini juga akan memanfaatkan energi baru dan terbarukan (EBT) dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan standar konstruksi modern yang ramah lingkungan. 

Pembangunan smelter aluminium terus dilakukan di mana perkembangan saat ini meliputi pembuatan Masterplan dan Detailed Engineering Design, serta telah menyelesaikan berbagai perizinan terkait di antaranya izin lingkungan sejak Desember 2021 dengan perluasan izin lingkungan untuk kegiatan jetty. 

Tahapan pra konstruksi aluminium smelter juga telah berjalan antara lain beberapa long lead items
sudah dipesan dan dibayar, serta pembangunan jetty untuk kebutuhan konstruksi sudah dilakukan. 
Alat-alat berat dan material juga telah masuk ke lokasi untuk pelaksanaan konstruksi. 

Selain itu, main equipment pembangkit listrik untuk mendukung operasi aluminium di tahap pertama juga sedang dalam proses fabrikasi.