ADB Fokus 3 Hal untuk Bantu Indonesia Tangani COVID-19
JAKARTA – Dalam sidang tahunan, Asian Development Bank (ADB) menyoroti tiga isu terkait perekonomian Indonesia di tengah masa pandemi COVID-19. Tidak hanya itu, ADB juga fokus peningkatan sumber daya dan kapasitas untuk membantu negara anggota ADB dalam penanganan pandemi, termasuk Indonesia. “Bentuk dukungan yang telah dicanangkan meliputi pinjaman dan pendampingan teknis,” kata Sri Mulyani Indrawati, […]
Industri
JAKARTA – Dalam sidang tahunan, Asian Development Bank (ADB) menyoroti tiga isu terkait perekonomian Indonesia di tengah masa pandemi COVID-19.
Tidak hanya itu, ADB juga fokus peningkatan sumber daya dan kapasitas untuk membantu negara anggota ADB dalam penanganan pandemi, termasuk Indonesia.
“Bentuk dukungan yang telah dicanangkan meliputi pinjaman dan pendampingan teknis,” kata Sri Mulyani Indrawati, dalam keterangan resmi dikutip dari laman Kementerian Keuangan, Rabu, 17 September 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Sebagamana diketahui, pada April 2020, ADB telah menyuntikkan dana ke Indonesia sebanyak US$1,5 miliar untuk penanganan pandemi di sisi kesehatan publik, sosial, dan perekonomian.
Adapun tiga isu yang dibahas adalah, pertama, penajaman dukungan kepada negara anggota. Indonesia memberi dukungan dalam bentuk pengetahuan, selain dukungan keuangan kepada pemerintah.
Kedua, mengedepankan kerja sama dan integrasi regional. Indonesia di bidang ekonomi, mendukung ADB untuk melancarkan arus distribusi barang serta dalam jangka panjang meningkatkan perdagangan regional.
Ketiga, mendukung keragaman gender dalam artian data menunjukkan wanita kehilangan pekerjaan sebanyak dua kali lipat dari pria sehingga memperbesar gap partisipasi wanita dan pria di pasar tenaga kerja selama pandemi.
Di tengah berbagai dukungannya ke Indonesia, ADB menyatakan tidak akan mengubah proyeksi perekonomian Indonesia 2020. Dalam Asian Development Outlook (ADO) 2020, ADB mempertahankan prediksi kontraksi Indonesia di level 1%.
ADB menjelaskan kontraksi tidak dapat dihindarkan, sebab Indonesia telah mengalami pelemahan konsumsi selama paruh pertama tahun ini. Dalam laporannya, ADB juga memperkirakan lemahnya permintaan domestik dapat menyebabkan inflasi sebesar 2%.
Lebih rendah dari prediksi ADB sebelumnya pada April 2020. Selain itu, defisit transaksi berjalan juga diperkirakan turun setara 1,5% dari produk domestik bruto (PDB).
Meski tahun ini cukup suram, ADB optimistis Indonesia dapat tumbuh di level 5,3% tahun depan. Selain itu inflasi juga diperkirakan naik ke level 2,8%.