Pemandangan kepadatan Kota Jakarta yg kian hari semakin bertambah dengan pembangunan gedung-gedung dan bangunan baru baik hunian maupun kawasan bisnis, Kamis 2 Februari 2023. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Makroekonomi

ADB Prediksi Ekonomi Indonesia Tumbuh 5 Persen pada 2024 dan 2025

  • Asian Development Bank (ADB) memproyeksikan ekonomi Indonesia akan tumbuh mencapai 5% masing-masing pada tahun 2024 dan 2025, yang mana didorong oleh investasi dan konsumsi swasta.

Makroekonomi

Distika Safara Setianda

JAKARTA - Asian Development Bank (ADB) memproyeksikan ekonomi Indonesia akan tumbuh 5% masing-masing pada 2024 dan 2025 yang mana didorong oleh investasi dan konsumsi swasta.

“Secara seimbang, permintaan dalam negeri akan terus mendorong pertumbuhan dan mengimbangi lemahnya kontribusi ekspor neto,” kata ADB dalam laporan tahunan Asian Development Outlook April 2024, dikutip dari Antara, pada Jumat, 26 April 2024.

Kepala Ekonom ADB Albert Park, menyebutkan konsumsi swasta yang kuat, belanja infrastruktur publik, dan peningkatan investasi secara bertahap akan membantu mempertahankan pertumbuhan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 5% di tahun 2024 dan 2025.

Inflasi diperkirakan akan menurun dari tingkat rata-rata 3,7% pada tahun 2023 menjadi 2,8% pada tahun 2024 dan 2025.

Pengelolaan sisi penawaran dan ekspektasi inflasi yang stabil diharapkan dapat membantu menjaga tingkat inflasi berada pada kisaran sasaran inflasi yang lebih rendah.

Menurutnya, tim pengendalian inflasi dan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan akan terus memegang peran penting dalam mengelola inflasi yang dipicu oleh biaya dalam negeri.

Lebih lanjut, pemilihan umum (Pemilu) yang berjalan dengan lancar pada Februari 2024 diperkirakan akan meningkatkan kepercayaan pelaku bisnis, sehingga menghasilkan penarik investasi yang lebih kuat dan lebih cepat.

Meskipun ada kemungkinan bahwa suku bunga Federal Reserve akan tetap lebih tinggi jangka waktu lebih lama dari perkiraan, ketidakpastian geopolitik yang terus berlanjut, serta guncangan terkait perubahan iklim lebih lanjut dapat mengganggu rantai nilai global dan menyebabkan penurunan nilai perdagangan yang lebih tajam.

Di sisi lain, kebijakan moneter akan terus menargetkan stabilitas harga, dengan mengutamakan pengelolaan arus modal dan nilai tukar.

Kebijakan fiskal akan merangsang pertumbuhan pada 2024. Pemerintah telah meningkatkan target defisit anggaran untuk tahun 2024 menjadi 2,3% PDB, dari 1,7% PDB pada tahun 2023. Gaji pegawai negeri akan dinaikkan dan anggaran perlindungan sosial diperkirakan meningkat sekitar 12%.

Pada tahun 2024, total investasi publik, termasuk investasi pembiayaan suntikan modal ke badan usaha milik negara, akan tetap pada angka 1,9% dari PDB.

Pendapatan pemerintah diperkirakan akan naik sebesar 1% pada 2024, sementara belanja akan bertambah sebesar 6,1%. Karena proyeksi pemerintah yang hati-hati, ada kemungkinan pendapatan akan melampaui harapan dan menurunkan defisit.

Beelanja terkait Pemilu, program bantuan sosial pemerintah, kenaikan gaji pegawai negeri pada 2024, serta perkiraan inflasi yang lebih rendah selama periode perkiraan akan meningkatkan konsumsi.

Investasi diperkirakan akan tetap stabil pada 2024 dan mengalami peningkatan pada 2025, didorong proyek-proyek pemerintah dan reformasi sebelumnya.

Pemerintah saat ini kemungkinan akan mempercepat proyek-proyek prioritas infrastruktur serta pembangunan Ibu Kota Nusantara, hingga pemerintahan baru mengambil alih pada Oktober 2024.

Diperkirakan investasi swasta akan meningkat pada 2025, ketika pemerintahan baru menetapkan rencananya, dan sikap wait and see dari dunia usaha terhadap investasi memudar.

Sektor manufaktur diperkirakan akan terus berkembang, didukung oleh peningkatan indeks manajer pembelian manufaktur selama 30 bulan terakhir. Penerapan ari Omnibus Law Cipta Kerja juga diharapkan akan membantu mendorong investasi pada 2025.