<p>LRT City mengusung konsep Transit Oriented Development (TOD) dari PT Adhi Commuter Properti / LRTCity.com</p>
Industri

Adhi Commuter Properti Raup Marketing Sales Rp438 Miliar per Juni 2021

  • PT Adhi Commuter Properti (ACP) membukukan marketing sales sebesar Rp438 miliar per Juni 2021.
Industri
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – PT Adhi Commuter Properti (ACP) membukukan marketing sales sebesar Rp438 miliar per Juni 2021. Direktur Keuangan, Manajemen Risiko & Human Capital ACP Mochamad Yusuf mengatakan jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan nilai marketing sales tahun lalu, yakni Rp143 miliar.

Adapun penopang utama marketing sales tersebut berasal dari 10 proyek ACP, meliputi LRT City MTH, LRT City Sentul, LRT Bekasi – Eastern Green, LRT City Bekasi – Green Avenue, dan LRT City Jatibening. Kemudian, LRT City Ciracas, LRT City Tebet, Cisauk Point – Member of LRT City, Adhi City Sentul, dan Grand Central Bogor.

“Selain itu, Rp100 miliar dari marketing sales juga disumbang dari insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang diberikan oleh pemerintah,” ungkapnya kepada TrenAsia.com di Jakarta, Kamis, 16 September 2021.

Oleh karena itu, ia berharap pemerintah dapat memperpanjang berbagai stimulus di sektor properti hingga tahun depan. Pasalnya, kelonggaran tersebur dianggap cukup berhasil mendongkrak penjualan para developer.

Adapun hingga akhir tahun, ACP memproyeksikan nilai marketing sales mencapai Rp1,3 triliun. Hal ini didukung oleh proyek baru perusahaan, yakni Oase Park Apartement dan Adhi City Sentul.

Anak usaha PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) ini optimistis terhadap kinerja properti ke depan. Sektor ini dianggap memiliki multiplier effect yang prospeknya cerah. Bagi masyarakat, sektor properti sendiri dinilai masih menjadi kebutuhan pokok.

Portofilio landed perusahaan memiliki prospek bagus,” ujarnya. Terkait penjualan, perseroan selama ini mampu menjual rata-rata 15-20 unit per bulan.

Padahal, pada awal pandemic, yakni kuartal I sampai kuartal III tahun lalu, kinerja perseroan mengalami koreksi hingga 30%. Namun, pada kuartal akhir 2020 kinerja mulai rebound hingga mampu mencatat pertumbuhan mencapai 400%.

“Jadi, harapannya pemerintah bisa memperpanjang berbagai insentif di sektor properti,” tambahnya.