<p>Pengerjaan proyek PT Adhi Karya</p>
Korporasi

Adhi Karya (ADHI) Bidik Pertumbuhan Kontrak dan Kinerja Sebesar 25 Persen di 2022

  • Emiten konstruksi pelat merah, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) membidik pertumbuhan kinerja keuangan serta kontrak baru mencapai 25% year-on-year (yoy) pada tahun 2022.
Korporasi
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Emiten konstruksi pelat merah, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) membidik pertumbuhan kinerja keuangan serta kontrak baru mencapai 25% year-on-year (yoy) pada tahun 2022.

“Harapannya di tahun depan dari sisi kontrak dapat masih bertumbuh sebesar 20 – 25% dan untuk kinerja kurang lebih sama,” ujar Direktur Utama Adhi Karya, Entus Asnawi Mukhson dalam paparan publik virtual, Rabu, 17 November 2021.

Ia menyampaikan bahwa pendapatan perseroan tahun depan sebagaian ditopang oleh kontrak yang diperoleh pada tahun-tahun sebelumnya. Di samping itu, terdapat sejumlah kontrak baru yang mengalami pergeseran hingga 2022.

“Kita cukup punya carry over untuk tahun 2022 hasil perolehan dari tahun-tahun sebelumnya, termasuk tahun ini. Termasuk juga ada pergeseran kontrak baru yang seharusnya kita dapatkan tahun ini, bergeser ke tahun depan,” tuturnya.

Sepanjang kuartal III-2021, perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp17,01 miliar. Angka itu meningkat 10% year-on-year (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, sebanyak Rp15,38 miliar.

Naiknya laba perseroan didorong oleh kemampuan perusahaan dalam menekan beban usaha. Beban usaha dari pada akhir September 2020 sebesar Rp563,5 miliar atau lebih rendah dari periode yang sama 2020 senilai Rp490,52 miliar.

Kendati kinerja laba perusahaan tumbuh positif, pendapatan perseroan pada kuartal ketiga tahun ini justru mengalami penyusutan. Dari Rp8,45 triliun pada kuartal ketiga tahun lalu, menjadi Rp7,35 triliun dari periode sembilan bulan pertama 2021.

Penurunan pendapatan perusahaan berdampak terhadap kas dan setara. Pada akhir periode triwulan III-2021, kas dan setara kas perseroan menyusut menjadi Rp1,62 triliun dari Rp2,04 triliun tahun lalu, atau mengalami penurunan sebesar Rp738,41 miliar.