<p>Proyek LRT Jabodetabek Lintas Cawang-Dukuh Atas / Dok. PT Adhi Karya (Persero) Tbk.</p>
Bursa Saham

Adhi Karya (ADHI) Diusulkan PMN Rp2,1 T, Cek Gelontoran Modal Negara 5 Tahun Terakhir

  • PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) diusulkan oleh Menteri BUMN Erick Thohir mendapatkan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp2,1 triliun untuk tahun anggaran 2025.

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) diusulkan oleh Menteri BUMN Erick Thohir mendapatkan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp2,1 triliun untuk tahun anggaran 2025.

Pertanyaannya, berapa kali emiten kontruksi plat merah itu memperoleh gelontoran modal negara dalam 5 tahun terakhir? 

Dikutip dari djkn.kemenkeu.go.id, PMN adalah pemisahan kekayaan negara dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) atau penetapan cadangan perusahaan atau sumber lain untuk dijadikan sebagai modal BUMN dan/atau perseroan terbatas lainnya, dan dikelola secara korporasi.

Usulan Adhi Karya memperoleh gelontoran modal tahun anggaran 2025 ini disampaikan Menteri BUMN dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi VI DPR RI, pada Selasa, 19 Maret 2024, kemarin. Erick mengungkapkan modal tersebut bakal digunakan ADHI untuk merampungkan dua jalan tol yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). 

Baca Juga: 16 BUMN Diusulkan Tambahan PMN Rp44,24 T di 2025, Ini Daftarnya

"Adhi Karya untuk pembangunan Tol Yogyakarta - Bawen dan Tol Solo - Yogyakarta itu (usulan PMN 2025) sebesar Rp2,1 triliun," kata Erick dikutip TrenAsia.com pada Kamis, 21 Maret 2024. 

Data yang dihimpun TrenAsia.com, sepanjang 5 tahun terakhir dari 2019 hingga 2024, emiten bersandikan ADHI hanya mendapatkan PMN satu kali. Gelontoran modal negara ini terjadi pada tahun 2022 dengan jumlah sebesar Rp1,98 triliun.

PSN Garapan ADHI

Sama seperti yang diusulkan untuk PMN tahun anggaran 2025, ADHI memperoleh modal negara tahun 2022 untuk menyelesaikan Jalan Tol Yogyakarta - Bawen dan Tol Solo Yogyakarta. 

Sebagai informasi, ADHI merupakan pemenang tender untuk membangun Jalan Tol Yogyakarta - Bawen sesuai PPJT Nomor: 01/PPJ/BPJT/2020. Emiten plat merah ini bertanggung jawab atas konstruksi Paket 1, termasuk Seksi 1 dan 6.

Jalan tol Yogyakarta - Bawen melintasi dua provinsi, Jawa Tengah (66,32 km) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (8,80 km), dengan total panjang 75,12 km. Terbagi dalam enam seksi: Seksi 1 Yogyakarta - Banyurejo (8,8 km), Seksi 2 Banyurejo - Borobudur (15,2 km), Seksi 3 Borobudur - Magelang (8,1 km), Seksi 4 Magelang - Temanggung (16,6 km), Seksi 5 Temanggung - Ambarawa (21,2 km), dan Seksi 6 Ambarawa - Bawen (5,12 km).

Berkenan dengan pengerjaan Jalan Tol Solo – Yogyakarta, ADHI merupakan salah satu pemegang proyek yang tergabung dalam konsorsium bersama PT Daya Mulia Turangga-PT Gama Group dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

Proyek tersebut melintasi dua provinsi, yakni Jawa Tengah sepanjang (35,64 km) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (60,93 km), dengan total panjang jalan mencapai 96,57 km. Terdiri dari 3 seksi: Seksi 1 Kartasura-Purwomartani (42,37 km), Seksi 2 Purwomartani-Gamping (23,42 km), dan Seksi 3 Gamping-Purworejo (30,77 km).

Peleburan BUMN Kontruksi

Selain menyampaikan PMN kepada Adhi Karya untuk tahun anggaran tahun 2025, Erick juga mengungkapkan rencana peleburan 7 BUMN kontruksi menjadi 3 emiten. Peleburan ini dianggap menjadi solusi untuk penyehatan bisnis emiten karya plat merah. 

Skema pertama, kata Erick, akan melibatkan PT Adhi Karya (Persero) Tbk, PT Nindya Karya (Persero), dan PT Brantas Abipraya (Persero) dengan fokus pengerjaan terhadap proyek air dan rel kereta api. 

“Skema kedua mencakup penggabungan antara PT Hutama Karya (Persero) dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk, yang akan berfokus pada proyek jalan tol, jalan non-tol, dan bangunan kelembagaan,” jelasnya. 

Erick melanjutkan, skema ketiga adalah konsolidasi antara PT PP (Persero) Tbk dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dengan fokus pada proyek pelabuhan laut, bandara, EPC, dan bangunan residensial.

Peleburan ini diharapkan dapat meredakan persaingan antara BUMN, terutama dalam konteks penawaran proyek lelang. Selain itu, diantisipasi bahwa penggabungan ini akan membawa potensi penghematan yang signifikan dalam komponen biaya produksi (overhead cost) dan biaya manajemen (management cost).

Rekomendasi Saham

Berdasarkan data RTI Business, pada Kamis, 21 Maret 2024, saham ADHI diparkir di level Rp306 per saham atau menguat sebesar 1,32% selama perdagangan sesi pertama. Saham ini bergerak di rentang Rp302-312 per saham. 

Sepanjang tahun ini atau (year-to-date/ytd) harga saham ADHI melemah 3,77%. Lantas bagaimana rekomendasi saham Adhi Karya yang sukes membukukan laba bersih pada 2023 sebesar Rp213 miliar ini?  

Melihat berbagai sentimen di atas, MNC Sekuritas memberikan rekomendasi saham ADHI speculative buy untuk ADHI dengan target harga Rp336 - Rp348 per saham. Perusahaan efek ini pun menjelaskan saham Adhi Karya berada di level support Rp290 per saham dan resistance Rp322 per saham.

Ditinjau dari laporan keuangan per 31 Desember 2023, Adhi Karya sukses meraih pendapatan sebesar Rp20,07 triliun pada 2023. Pendapatan tersebut bertumbuh 48,15% dari periode sama tahun sebelumnya Rp13,54 triliun.

Seiring dengan kenaikan pendapatan, ADHI juga sukses mencatat laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp214,01 miliar pada 2023. Laba tersebut melesat 163,4% dari periode sama tahun sebelumnya Rp81,24 miliar.

Alhasil, ekuitas Perseroan juga naik 4,5% menjadi Rp9,21 triliun pada 2023 dari periode 2022 sebesar Rp8,82 triliun. Kendati begitu, liabilitas ADHI juga mengalami kenaikan tipis 0,4% menjadi Rp31,2 triliun pada 2023 dibandingkan 2022.