Adhi Karya Kantongi Kontrak Baru Hingga Agustus 2020 Rp4,7 Triliun
Pada 2020, BUMN Karya ini membidik kontrak baru sebesar Rp35 triliun. Namun karena pandemi COVID-19, emiten konstruksi ini memangkas targetnya. Adhi Karya optimistis dapat mengantongi kontrak baru hingga Rp25 triliun-Rp27 triliun hingga akhir 2020.
Industri
JAKARTA – Emiten konstruksi pelat merah PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) meraih kontrak baru sebesar Rp4,7 triliun hingga Agustus 2020. Perolehan itu naik 18% dibandingkan dengan Juli 2020 yaitu sebsar Rp4 triliun.
Sekretaris Perusahaan Adhi Karya Parwanto Noegroho mengatakan dengan tambahan kontrak baru tersebut nilai order book perseroan tercatat sebesar Rp35,2 triliun. Namun jumlah itu masih di luar perhitungan pajak.
“Realisasi perolehan kontrak baru pada Agustus 2020 didominasi oleh preservasi Jalan Lintas Timur Sumatera senilai Rp439,6 miliar,” kata Parwanto dalam keterangan resmi, Selasa, 15 September 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Secara rinci, kontribusi per lini bisnis untuk perolehan kontrak baru tersebut antara lain segmen konstruksi dan energi menyumbang paling besar yakni sebesar 89%. Kemudian, segmen properti sebesar 10%, dan sisanya dari segmen lainnya.
Dominan dari BUMN
Dia menyebutkan perolehan kontrak baru itu didominasi proyek yang berasal dari pemerintah. Proporsinya mencapai 68%. Kemudian disusul oleh proyek dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar 22%, dan sisanya sebesar 10% berasal dari swasta.
Purwanto juga menjelaskan tipe pekerjaan kontrak baru itu meliputi proyek gedung sebesar 38%, proyek moda raya terpadu (MRT) sebesar 33%, jalan dan jembatan sebesar 5%. Sisanya adalah proyek infrastruktur lainnya seperti pembuatan bendungan, bandara, dan proyek-proyek EPC (engineering, procurement, and construction) sebesar 24%.
Pada 2020, BUMN Karya ini membidik kontrak baru sebesar Rp35 triliun. Namun karena pandemi COVID-19, emiten konstruksi ini memangkas targetnya. Perseroan optimistis dapat mengantongi kontrak baru hingga Rp25 triliun-Rp27 triliun hingga akhir 2020.
Tidak hanya Adhi Karya, sejumlah BUMN Karya lainnya juga melakukan hal serupa termasuk PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP), dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT). (SKO)