<p>Foto: Adira Finance </p>
IKNB

Adira Finance Targetkan Pertumbuhan Pembiayaan Baru 12-14 Persen

  • Target tersebut sedikitnya cukup setara dengan proyeksi Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) yang memasang ekspektasi pertumbuhan piutang pembiayaan multifinance mencapai 12-13% pada tahun 2024.
IKNB
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA – PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) atau Adira Finance menetapkan target pertumbuhan pembiayaan baru sekitar 12%-14% pada tahun 2024. 

Target tersebut sedikitnya cukup setara dengan proyeksi Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) yang memasang ekspektasi pertumbuhan piutang pembiayaan multifinance mencapai 12-13% pada tahun 2024. 

Presiden Direktur Adira Finance Dewa Made Susila mengatakan, Perseroan optimis terhadap prospek penjualan di industri otomotif pada tahun 2024. 

Proyeksi ini didasarkan pada keyakinan bahwa pertumbuhan ekonomi domestik akan tetap stabil, dengan dukungan dari konsumsi rumah tangga yang kuat.

Menurut Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil baru diperkirakan akan tetap stabil sekitar 1,1 juta unit pada tahun 2024. 

Sementara itu, Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) memproyeksikan penjualan sepeda motor baru mencapai rentang 6,2-6,5 juta unit.

Sebagai informasi, Adira Finance berhasil mencatat pertumbuhan pada tahun 2023 dengan laba bersih meningkat sebesar 21% year-on-year (yoy) menjadi Rp1,94 triliun. 

Peningkatan tersebut utamanya disokong oleh kenaikan total pendapatan sebesar 14% yoy menjadi Rp9,5 triliun, yang sejalan dengan pertumbuhan pembiayaan baru perusahaan. 

Dengan demikian, Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) Perseroan masing-masing mencapai 8,6% dan 18,7%.

Perseroan terus melakukan diversifikasi sumber pendanaan melalui dukungan dari pembiayaan bersama dengan Bank Danamon, perusahaan induknya. 

Selain itu, Adira Finance juga berhasil memperoleh pinjaman eksternal dari bank dalam negeri dan luar negeri, serta melibatkan diri di pasar modal melalui penerbitan obligasi lokal dan sukuk mudharabah.

Per-Desember 2023, Pembiayaan Bersama menjadi bagian integral dari struktur pendanaan perusahaan, mencapai 47% dari total piutang yang dikelola. 

Dari sisi pendanaan, perusahaan berhasil meningkatkan total pinjaman sebesar 53% yoy menjadi Rp16,1 triliun pada Desember 2023. Gearing ratio ADMF berada di level 1,5 kali pada Desember 2023.

Struktur pinjaman ini terdiri dari pinjaman bank dalam negeri dan luar negeri, serta obligasi dan sukuk, dengan kontribusi masing-masing sebesar 58% dan 42%. 

Menyimak pencapaian tersebut, Dewa menyatakan bahwa Perseroan berhasil memperkuat bisnis otomotifnya di tahun 2023, tercermin dari kenaikan pangsa pasar mobil baru dan sepeda motor baru sebesar 5% dan 10% masing-masing, dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 

“Di segmen non-otomotif, Perusahaan berhasil meningkatkan penyaluran pembiayaan terutama pada pinjaman multiguna,” papar Dewa melalui keterangan resmi, dikutip Jumat, 16 Februari 2024.

Pada tahun 2023, pembiayaan baru Adira Finance mencatatkan pertumbuhan sebesar 31% yoy menjadi Rp41,6 triliun, sementara piutang pembiayaan yang dikelola perusahaan, termasuk pembiayaan bersama, tumbuh sebesar 25% menjadi Rp55,7 triliun. 

Hal ini menunjukkan kesuksesan Adira Finance dalam menangkap peluang pasar dan memberikan dukungan finansial yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Perusahaan juga berhasil memperluas keberadaannya di segmen syariah dengan pencapaian positif. Pembiayaan baru di segmen syariah meningkat sebesar 34% yoy menjadi Rp8,9 triliun, menyumbang 21% dari total pembiayaan baru. 

Menurut Dewa, ekspansi ini didukung oleh strategi pemasaran yang agresif, ekspansi kanal penjualan di komunitas syariah, kampanye edukasi masyarakat, dan produk seperti AMANAH (Adira Multi Dana Syariah), solusi multi-financing berdasarkan prinsip-prinsip syariah.

Secara regional, Adira Finance mencatatkan kinerja positif di wilayah Jabodetabek dengan pembiayaan baru mencapai Rp10,8 triliun, naik 28% yoy. 

Pertumbuhan ini terutama didorong oleh pembiayaan baru sepeda motor dan non-otomotif, masing-masing sebesar 46% yoy dan 21%, sementara pembiayaan mobil tumbuh 13% yoy. Dengan demikian, wilayah Jabodetabek berkontribusi sekitar 26% dari total pembiayaan baru Adira Finance.