Gedung Adaro Energy di Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Bursa Saham

ADRO dan AADI Terus Jadi Sorotan, Dua Sekuritas Ini Ramal Masa Depannya

  • Transformasi besar terjadi pada PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), yang kini berganti nama menjadi PT Alamtri Resources Indonesia Tbk

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA - Sepanjang 2024, pasar modal Indonesia didominasi oleh konglomerat besar, termasuk kelompok usaha Garibaldi 'Boy' Thohir, yang berhasil memperluas portofolio bisnis dan mempengaruhi kinerja saham beberapa emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Transformasi besar terjadi pada PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), yang kini berganti nama menjadi PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. Pada September 2024, Alamtri mengumumkan spin-off bisnis batu bara termalnya melalui entitas baru, PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI), dengan skema Penawaran Umum oleh Pemegang Saham (PUPS). 

Nilai transaksi ini mencapai Rp34,6 triliun, menjadikannya salah satu transaksi korporasi terbesar tahun ini. Langkah tersebut diikuti dengan penawaran umum perdana saham (IPO) AADI pada Desember 2024, yang berhasil mengumpulkan Rp4,32 triliun. 

Transformasi dan aksi korporasi ini menegaskan langkah strategis Alamtri untuk memaksimalkan potensi bisnis baru, di tengah dinamika industri batu bara dan transisi energi global. Selain itu, Alamtri juga mengumumkan rencana pembagian dividen interim untuk tahun buku 2024 sebesar US$200 juta atau sekitar Rp3,25 triliun. 

Dengan jumlah saham beredar sebanyak 30,75 miliar, setiap pemegang saham berpotensi menerima dividen sebesar Rp105,6 per lembar. Cum date untuk dividen ini dijadwalkan pada 27 Desember 2024, sementara pembayaran dividen akan dilakukan pada 15 Januari 2025.

Kinerja positif dari aksi korporasi ini terlihat pada lonjakan saham AADI, yang sejak debutnya pada 5 Desember 2024 telah meningkat 27,4%. Saham induknya, ADRO, juga mencatatkan kenaikan tahunan sebesar 2,1%. Namun, tidak semua emiten terafiliasi mengalami pertumbuhan; saham PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) justru terkoreksi 11,7% sepanjang tahun.

Laporan riset dari Macquarie menilai langkah strategis ini cukup signifikan, dengan meningkatkan target harga ADRO dari Rp2.000 menjadi Rp2.500. Macquarie juga menyoroti potensi jangka panjang AADI sebagai aset penting di bawah Alamtri, meskipun proyek hijau ADRO belum menjadi bagian dari penilaian tersebut.

Di sisi lain, KB Valbury Sekuritas merekomendasikan buy untuk saham AADI dengan target harga Rp14.175 per saham. Rekomendasi ini didasarkan pada valuasi yang menarik, potensi pendapatan tinggi, struktur biaya kompetitif, dan ketangguhan operasional. 

Dengan valuasi pada PE multiple sebesar 5,53 kali, AADI diproyeksikan menjadi salah satu pemain kunci di industri batu bara termal. Langkah-langkah strategis ini mencerminkan dominasi konglomerat dalam pasar modal Indonesia, sekaligus memberikan sinyal kuat bagi investor untuk memanfaatkan peluang di tengah berbagai transformasi dan inovasi korporasi.