Gedung Adaro Energy di Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Bursa Saham

ADRO Mau Jual Anak Usaha Senilai Rp37 Triliun, Apa Penyebabnya?

  • PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) berencana melepas seluruh kepemilikan sahamnya di PT Adaro Andalan Indonesia (AAI), yang sebelumnya dikenal sebagai PT Alam Tri Abadi.

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA - PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) berencana melepas seluruh kepemilikan sahamnya di PT Adaro Andalan Indonesia (AAI), yang sebelumnya dikenal sebagai PT Alam Tri Abadi. 

Saat ini, ADRO menguasai 7,01 miliar saham AAI, yang setara dengan 99,99% kepemilikan. Nilai transaksi penjualan ini diperkirakan mencapai US$2,45 miliar atau sekitar Rp37,8 triliun. Rencana tersebut akan dibahas dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dijadwalkan pada 18 Oktober 2024. 

Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), disebutkan bahwa penjualan ini merupakan bagian dari upaya ADRO untuk memisahkan bisnis pertambangan dari beberapa bisnis pendukung yang berada di bawah AAI. 

Fokus perusahaan akan dialihkan ke pilar bisnis Adaro Minerals dan Adaro Green, demi memperkuat sinergi antar lini bisnis yang berkaitan erat di masing-masing sektor industri. "Langkah ini diharapkan dapat memaksimalkan kinerja AAI serta meningkatkan fokus pada pengembangan bisnis nonbatu bara termal," ujar manajemen ADRO, Kamis, 12 September 2024. 

Transaksi ini diproyeksikan akan memperkuat fokus AAI pada pengembangan dan kinerja, serta memberikan akses yang lebih luas terhadap pendanaan kompetitif. Selain itu, pemisahan ini juga diharapkan mempermudah kerja sama dengan mitra bisnis potensial dalam proyek ramah lingkungan, sekaligus menawarkan peluang investasi baru bagi investor publik.

AAI saat ini memiliki saham di sejumlah perusahaan pertambangan batu bara termal, seperti PT Adaro Indonesia, PT Paramitha Cipta Sarana, PT Semesta Centramas, PT Laskar Semesta Alam, dan PT Mustika Indah Permai, yang memproduksi batu bara berkalori sedang dengan kadar polutan rendah. AAI juga memiliki saham di dua perusahaan batu bara termal yang sedang dikembangkan, yakni PT Pari Coal dan PT Ratah Coal.

Untuk mendukung operasionalnya, AAI juga menjalankan bisnis jasa logistik, termasuk pengangkutan tongkang, pemuatan kapal, pemeliharaan alur sungai, hingga pengoperasian pelabuhan. Selain itu, AAI mengelola sejumlah usaha pendukung lainnya, seperti pertanahan, air, investasi, dan ketenagalistrikan.

Ke depan, ADRO berencana memperluas bisnisnya di luar sektor pertambangan batu bara dengan tujuan menciptakan portofolio bisnis yang lebih seimbang dan mampu menghadapi berbagai fase siklus bisnis.

Selain itu, ADRO juga berkomitmen mendukung target pemerintah dalam penurunan emisi gas rumah kaca dan mencapai net-zero emission pada 2060 atau lebih awal. Perusahaan menargetkan sekitar 50% dari total pendapatan pada 2030 berasal dari bisnis nonbatu bara termal.

Sementara itu, pada perdagangan berjalan hari ini pukul 10.15 WIB, saham ADRO bergerak menguat 10,80% ke level Rp3.900 per saham. Dengan demikian, sepanjang sepanjang tahun ini saham ADRO telah melesat 56,63%.