ADRO Terus Perkuat Portofolio Energi Hijau dengan Skema Ini
- PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) fokus mengembangkan energi terbarukan melalui kerja sama antara PT Adaro Clean Energy Indonesia (ACEI) dan PT Batam Sarana Surya (BSS) untuk proyek hijau di Kepulauan Riau.
Bursa Saham
JAKARTA – PT Adaro Energy Indonesia Tbk yang telah berganti nama menjadi PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) terus memperkuat komitmennya dalam mengembangkan energi terbarukan sebagai bagian dari diversifikasi portofolio bisnis.
Langkah terbaru yang diambil adalah melalui penandatanganan perjanjian pinjaman antara anak usahanya, PT Adaro Clean Energy Indonesia (ACEI), dan PT Batam Sarana Surya (BSS), untuk mendukung pengembangan proyek energi hijau di Kepulauan Riau.
Asal tahu saja, ACEI, yang sahamnya 99,99% dimiliki langsung oleh ADRO, memberikan pinjaman hingga US$7,6 juta (sekitar Rp123 miliar) kepada BSS, anak usaha yang 65,17% sahamnya dimiliki tidak langsung oleh ADRO. Pinjaman ini ditujukan untuk investasi dan pengembangan proyek energi terbarukan milik BSS.
- Profil Sigit P. Santosa, Putra Pacitan Jadi Direktur Utama Baru Pindad
- Harga Sembako di Jakarta Hari Ini, Cabe Merah Besar (TW) Naik!
- Saham BBCA Diobral Asing, 2 Sekuritas Ini Sarankan Serok
Manajemen Alamtri menegaskan bahwa langkah ini adalah bagian dari visi strategis perseroan untuk menciptakan portofolio bisnis yang lebih seimbang, mengurangi ketergantungan pada sektor batu bara, dan memberikan kontribusi positif terhadap keberlanjutan.
“Melalui pengembangan proyek energi hijau yang terintegrasi dengan teknologi inovatif, kami tidak hanya meningkatkan daya saing tetapi juga memberikan dampak positif terhadap lingkungan dan masyarakat,” jelas manajemen Alamtri melalui keterbukaan informasi pada Jumat, 20 Desember 2024.
Proyek energi terbarukan yang dikelola oleh ACEI ini sejalan dengan tren global menuju keberlanjutan. Salah satu proyek andalan BSS saat ini adalah pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Kepulauan Riau. Pinjaman dari ACEI diharapkan dapat mempercepat realisasi proyek ini, yang memiliki potensi tinggi dalam meningkatkan profitabilitas dan likuiditas perusahaan.
Langkah strategis ini juga melibatkan kerja sama dengan pihak eksternal. Pada 28 Desember 2023, BP Batam bersama BSS dan PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) menandatangani perjanjian kerja sama penyewaan waduk untuk mendukung pembangunan infrastruktur PLTS. BP Batam dalam keterangannya menyebutkan bahwa BSS didirikan khusus oleh Alamtri untuk mendukung pengembangan energi terbarukan di Batam.
Dari lantai bursa, saham ADRO pada perdagangan Jumat, 20 Desember 2024, bergerak di zona hijau dengan penguatan 0,39% ke level Rp2.550 per saham. Angka ini mencerminkan penguatan 2,41% secara year to date. Lantas bagaimana prospeknya?
Sucor Sekuritas dalam risentnya pada awal Desember mengatakan ADRO saat ini merupakann pemain utama di sektor energi terbarukan dengan potensi pertumbuhan valuasi signifikan. Dengan izin ekspor untuk proyek panel surya berkapasitas 0,4 GW di Batam dan pengembangan pembangkit listrik tenaga air 1,3 GW, ADRO diproyeksikan memiliki posisi strategis dalam penyediaan energi terbarukan di Indonesia.
Selain itu, Sucor Sekuritas mencatat bahwa proyek pembangkit listrik tenaga air, yang 50% sahamnya dimiliki ADRO, diharapkan menghasilkan ROE sebesar 31%, sementara panel surya akan mengekspor listrik ke Singapura dengan biaya US$ 0,25 per kWh. Total kapasitas energi terbarukan ADRO mencapai 1,7 GW.
Valuasi proyek energi terbarukan ADRO diperkirakan memiliki net present value (NPV) sebesar US$ 4,2 miliar, dengan kelipatan EV/EBITDA 3,7x dan IRR 15%. Tak ayal, perusahaan efek memperkirakan investasi ini dapat mengdongkrak valuasi perusahaan hingga 56% dan merekomendasikan buy dengan target harga Rp4.500 per saham. Penurunan harga saham baru-baru ini dinilai menciptakan peluang investasi menarik untuk jangka panjang.