Adu Laba Emiten Prajogo Pangestu Sepanjang Kuartal I-2024
- Nama Prajogo Pangestu mendadak merajai headline berita dan melejit menjadi orang terkaya di Tanah Aiar setelah sukses membawa BREN dan CUAN listing di Bursa Efek Indonesia pada 2023 lalu.
Korporasi
JAKARTA – Nama Prajogo Pangestu mendadak merajai headline berita setelah sukses membawa PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Oktober 2023 lalu.
Pasalnya, nilai saham BREN yang bergerak di bidang energi baru terbarukan ini berhasil melompat dari harga IPO sebesar Rp780 per saham. Adapun saham BREN pada perdagangan Selasa, 7 Mei 2024, pukul 10:37 WIB, berada di level Rp9.525 per saham. Dengan demikian, nilai saham tersebut melompat 1.121,15% sejak pertama kali listing di BEI.
Selain BREN, Prajogo Pangestu pada Maret 2023 juga sukses membawa PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) listing di BEI dengan harga penawaran Rp220 per saham. Mengacu data perdagangan hari ini saham tersebut berada di level Rp7.325 per saham. Artinya, sejak pertama kali IPO, nilai emiten pertambangan batu bara ini telah melesat 3.229,55%.
Hasilnya, berdasarkan laporan dari Forbes.com, Prajogo Pangestu saat ini menempati posisi puncak orang terkaya di Indonesia dengan jumlah kekayaan mencapai US$62,7 miliar atau sekitar Rp1.005 triliun (dengan asumsi kurs Rp16.040 per Dolar).
Jika mengacu data Oktober 2023, kekayaan Prajogo Pangestu yang juga pemilik PT Barito Pacific Tbk (BRPT) dan PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) masih berada di level US$12,3 miliar atau setara Rp193,09 triliun.
Dengan demikian, pasca BREN IPO dan seiring melesatnya harga saham CUAN, kekayaan Prajogo Pangestu hingga hari ini telah bertambah sekitar Rp812 triliun. Pertanyaannya, bagaimana kinerja emiten yang dimiliki orang terkaya nomor satu di Indonesia itu pada kuartal I-2024?
PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN)
PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) yang bergerak di bidang batu bara ini menjadi satu-satunya emiten Prajogo Pangestu yang sukses mencatatkan kenaikan yang seimbang antara pendapatan dan laba bersih sepanjang kuartal I-2024.
CUAN meraup pendapatan senilai US$86,33 juta selama tiga bulan pertama 2024. Melonjak 161,28% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang kala itu mampu meraup pendapatan sebesar US$33,04 juta.
Mayoritas pendapatan CUAN berasal dari penjualan batu bara yang mencapai US$4,69 juta atau setara 40,18% dari total pendapatan pada kuartal I-2024. Sehingga, laba bersih CUAN naik 381,18% secara tahunan menjadi US$30,17 juta atau setara Rp478,92 miliar. (Kurs Jisdor Rp15.873 per satu Dolar)
PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN)
Sepanjang kuartal I-2024, PT Barito Renewbales Energy Tbk (BREN) mencatat laba bersih sebesar US$28,8 juta atau sekitar Rp466,9 miliar (dengan asumsi kurs saat ini). Angka tersebut mengalami penurunan tipis 1,41% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, yang mencapai US$29,2 juta.
Sejalan dengan penurunan laba bersih, total pendapatan BREN yang bergerak di bidang energi baru terbaruk ini juga mengalami penurunan sebesar 1,14%, menjadi US$145,4 juta atau sekitar Rp2,35 triliun, dari kuartal I-2023 sebesar US$147,08 juta atau setara Rp2,38 triliun.
Mayoritas dari total pendapatan BREN berasal dari penjualan listrik, yakni sebesar US$66,4 juta atau setara dengan 45,71%. Namun, penjualan ini mengalami penurunan tipis dari periode sebelumnya yang mencapai US$66,8 juta.
PT Barito Pacific Tbk (BRPT)
PT Barito Pacific Tbk (BRPT) yang bergerak di bidang industri petrokimia ini melaporkan penurunan kinerja selama kuartal I-2024. Adapun laba bersih BRPT turun 61,98% secara tahunan menjadi US$8,85 juta atau setara Rp144,03 miliar. (Kurs Rp.16.260 per satu Dolar)
Satu nafas dengan penurunan laba bersih, pendapatan BRPT juga susut sebesar 4,93% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Pada kuartal I-2024, emiten milik Prajogo Pangestu ini hanya berhasil memperoleh pendapatan sebesar US$ 618,59 juta.
PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA)
PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) yang bergerak di bidang petrokimia menjadi satu-satunya emiten Prajogo Pangestu yang mencatatkan kerugian sepanjang kuartal I-2024 senilai US$33,12 juta atau setara Rp538,64 miliar miliar (kurs Rp.16.260 per satu dolar)
Kerugian TPIA itu berbalik dari keuntungan pada kuartal I-2023 yang meraup laba bersih US$8,57 juta. Selaras dengan kerugian, pendapatan TPIA sepanjang tiga bulan pertama tahun ini juga susut 6,05% secara tahunan menjadui US$471,91 juta.