logo
Ilustrasi ATM Link untuk Bank BUMN atau Himbara.
Perbankan

Adu Likuiditas Bank Himbara Berdasarkan Rasio LDR, Siapa yang Paling Sehat?

  • BRI mencatatkan LDR sebesar 88,85% pada akhir 2024. Dengan rasio ini, BRI menunjukkan keseimbangan yang sehat antara penyaluran kredit dan penghimpunan dana, memungkinkan fleksibilitas dalam ekspansi bisnis.

Perbankan

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Empat bank milik negara atau Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI/BBRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI/BBNI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN/BBTN), mencatatkan kinerja beragam sepanjang tahun 2024. Salah satu indikator utama dalam menilai kesehatan bank adalah Loan Deposit Ratio (LDR), yang mencerminkan efisiensi penyaluran kredit terhadap dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun.

BRI: Keseimbangan Likuiditas dengan LDR 88,85%

BRI mencatatkan LDR sebesar 88,85% pada akhir 2024. Dengan rasio ini, BRI menunjukkan keseimbangan yang sehat antara penyaluran kredit dan penghimpunan dana, memungkinkan fleksibilitas dalam ekspansi bisnis. 

Bank ini tetap berfokus pada segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UKM), dengan porsi kredit UKM mencapai 81,97% dari total kredit. Selain itu, CASA BRI mendominasi simpanan dengan porsi 67,30%, yang turut mendukung efisiensi biaya dana.

BNI: LDR Mengetat hingga 96,1%

BNI mencatat LDR tertinggi di antara bank Himbara, mencapai 96,1%, meningkat tajam dari 85,8% pada tahun sebelumnya. Tingginya LDR ini mencerminkan ekspansi kredit yang lebih agresif dibandingkan pertumbuhan DPK. 

BNI menyalurkan kredit sebesar Rp775,87 triliun, tumbuh 11,6% yoy, melampaui rata-rata industri. Namun, di sisi lain, DPK mengalami penurunan 0,6% yoy menjadi Rp805,51 triliun, sehingga menyebabkan tekanan pada likuiditas.

Bank Mandiri: LDR Optimal di 95,1%

Bank Mandiri mencatat LDR sebesar 95,1%, menunjukkan penyaluran kredit yang optimal dengan tetap menjaga likuiditas yang cukup. Kredit yang disalurkan mencapai Rp1.670 triliun, sementara DPK tumbuh menjadi Rp1.699 triliun. 

Baca Juga: Dilema Himbara: Beban Program Berat, Likuiditas Ketat

Struktur pendanaan yang efisien ditunjukkan dengan rasio CASA yang mencapai 74,8%, menandakan Bank Mandiri berhasil mengelola dana murah dengan baik. Dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 20,9%, bank ini tetap memiliki ruang ekspansi yang kuat.

BTN: LDR Tinggi di 93,8%, Tekanan pada Likuiditas

BTN mencatat LDR sebesar 93,8%, yang menunjukkan penyaluran kredit yang cukup tinggi dibandingkan penghimpunan DPK. Walaupun kredit BTN tumbuh 7,3% yoy menjadi Rp357,7 triliun, pertumbuhan ini lebih lambat dibandingkan tahun sebelumnya. 

Di sisi lain, DPK mengalami peningkatan 9,07% menjadi Rp381,6 triliun. Namun, meningkatnya beban bunga sebesar 21,9% dan penurunan Net Interest Margin (NIM) menjadi 2,9% turut memberi tekanan pada profitabilitas BTN, yang mengalami penurunan laba bersih 14% menjadi Rp3 triliun.

Kesimpulan: BNI dengan LDR Tertinggi, BRI Paling Sehat dari Segi Likuiditas

Dari perbandingan LDR, BNI mencatat rasio tertinggi (96,1%), diikuti oleh Bank Mandiri (95,1%), BTN (93,8%), dan BRI (88,85%). BRI terlihat memiliki struktur likuiditas yang lebih seimbang, sedangkan BNI menghadapi tantangan likuiditas karena LDR yang semakin mengetat. 

Bank Mandiri menunjukkan efisiensi optimal dalam penyaluran kredit, sementara BTN mengalami tekanan dari meningkatnya beban bunga dan perlambatan pertumbuhan kredit. Dengan demikian, dari segi kesehatan likuiditas, BRI memiliki posisi paling stabil di antara keempat bank Himbara pada tahun 2024.