Dunia

Aduh! Elon Musk Berseteru dengan Raja Charles III Gegara Twitter Nunggak Bayar Sewa

  • Crown Estate telah mengeluarkan proses pengadilan ke Twitter setelah kontak sebelumnya dengan perusahaan media sosial atas sewa yang belum dibayar
Dunia
Rizky C. Septania

Rizky C. Septania

Author

LONDON - Perusahaan milik Elon Musk, Twitter tampaknya masih tersangkut masalah. Baru-baru ini, perusahaan micro blogging tersebut tengah terjerat kasus hukum dan dibawa ke pengadilan di Inggris oleh perusahaan properti yang dimiliki oleh Raja Charles III Crown Estate.

Adapun alasan digugatnya Twitter ke pengadilan Inggris tersebut dikarenakan perusahaan nunggak bayar sewa atas kantornya di London.

Mengutip Insider Rabu, 25 Januari 2023, sebelumnya Crown Estate telah mengeluarkan proses pengadilan ke Twitter setelah kontak sebelumnya dengan perusahaan media sosial atas sewa yang belum dibayar. Saat ini kedua belah pihak dikabarkan tengah berdiskusi.

Sebagaimana diketahui sebelumnya, pada kantornya di London, semua tanda dan logo Twitter telah dihapus. Namun, perusahaan yang baru dibeli Elon Musk Oktober lalu dikabarkan masih menempatinya.

Sekadar informasi, The Crown Estate mengelola properti senilai US$19,2 miliar atau kisaran Rp298,4 triliun. Pengelolaan ini terdiri dari 241 properti yang berada di pusat kota London.

Karena properti itu pada akhirnya dimiliki oleh raja, tiga perempat dari keuntungan pendapatan bersih Crown Estate senilai US$384 juta atau kisaran Rp6 triliun digunakan untuk pengeluaran publik di Inggris. Sisanya kemudian diberikan kembali kepada keluarga kerajaan.

Menurut laporan The Guardian minggu lalu, Raja Charles telah meminta keuntungan dari portofolio ladang angin lepas pantai senilai US$1,2 miliar atau kiraran Rp18 triliun yang dimiliki oleh Crown Estate untuk digunakan untuk pendanaan publik.

Tak hanya di London

Kasus nunggak sewa kantor Twitter rupanya tak hanya terjadi di London. Pada Desember 2022 lalu, The New York Times melaporkan bahwa Twitter tidak membayar sewa di salah satu kantornya selama berminggu-minggu.

Sejak itu, pemilik kantor pusat Twitter di San Francisco juga telah memulai proses hukum terhadap perusahaan media sosial tersebut.

Pun halnya dengan kantor yang berbasis di Singapura. Karyawan Twitter di Singapura bahkan untuk sementara diusir dari kantor mereka karena tidak membayar sewa sebelum pada akhirnya Musk membayar di hari yang sama.