<p>Mitra Driver Grab Bike mengenakan sekat pembatas penumpang saat peresmian pengoperasian kembali ojek online (ojol) dalam mengangkut penumpang di Bekasi, Jawa Barat, Kamis, 9 Juli 2020. Grab Indonesia sebagai salah satu Platform penyedia layanan transportasi online menghadirkan GrabProtect dilengkapi dengan fitur keamanan, peralatan kebersihan, serta aturan keamanan terbaru yang menjadi standar terbaik dalam industri ride-hailing  untuk menghadapi Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di Kota Bekasi. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>

AFPI Gelar Karpet Merah Jika Grab Masuk Pasar Pinjol

  • Grab sebagai salah saatu perusahaan digital terbesar di Asia Tenggara ini akan segera mengajukan izin permohonan perbankan digital di Singapura. Hal ini guna memuluskan jalan Grab untuk menyaingi Bank serta Teknologi Finansial (financial technology/fintech).

Drean Muhyil Ihsan

JAKARTA – Grab terus ekspansif. Setelah bisnisnya di ride-hailing mulai mapan, Grab mulai melakukan ekspansi bisnis di sektor layananan keuangan semacam pinjaman online. Bagi perusahaan milik pengusaha Malaysia tersebut, strategi ini akan menjadi bisnis masa depan.

Rencananya, salah satu perusahaan digital terbesar di Asia Tenggara ini akan segera mengajukan izin permohonan perbankan digital di Singapura. Hal ini guna memuluskan jalan Grab untuk menyaingi Bank serta Teknologi Finansial (financial technology/fintech).

Pinjaman online akan disediakan oleh bank yang menjadi mitra perusahaan kami melalui aplikasi Grab,” ujar Managing Director of Grab Financial Group, Reuben Lai, dikutip Reuters, Rabu 5 Agustus 2020.

Selain itu, layanan lain yang disediakan Grab adalah micro investment. Pengguna dapat melakukan investasi di platform itu mulai dari satu dolar Singapura. Layanan ini hadir setelah Grab Financial mengakuisisi Bento Invest, startup robo-advisory beberapa waktu lalu.

Ternyata Grab bukan kali pertama melebarkan sayap bisnisnya ke sektor layanan pinjaman. Sebelumnya, Grab juga pernah menawarkan pinjaman modal kerja kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di beberapa negara Asia Tenggara.

Jika nantinya Grab berhasil mendapatkan lisensi bank digital, perusahaan akan memiliki akses ke deposito, pinjaman atau layanan keuangan lainnya. Kepastian penerbitan lisensi ini akan diumumkan pada pertengahan tahun ini.

AFPI Gelar Karpet Merah

Ketua Harian  Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), Kuseryansyah menyatakan hadirnya Grab ke industri fintech tak akan menggangu perusahaan lainnya. Hal ini dikarenakan segmen di industri fintech sangat bervariasi.

“Jadi kan kalau di ekosistem digital, mereka fokus melayani konsumen yang dalam ekosistemnya. Jadi tidak akan menggangu yang lain,” ujarnya saat dihubungi TrenAsia.com, Rabu 5 Agustus 2020.

Bahkan, dia menyambut baik jika Grab melebarkan sayapnya ke industri fintech. Dengan begitu, makin banyak masyarakat yang akan terlayani, khususnya yang tidak memiliki akses pada bank (unbankable).

“Jadi tidak hanya perusahaan decacorn, siapapun yang ingin masuk memberikan support pendanaan kepada masyarakat yang unbankable ya kita senang, bagus,” tutup Kuseryansyah. (SKO)