Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva, Presiden China Xi Jinping, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, Perdana Menteri India Narendra Modi, dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov
Dunia

Afrika Selatan-China Teken Kesepakatan untuk Atasi Krisis Energi

  • Perusahaan utilitas negara Afrika Selatan, Eskom, mengalami kekurangan pasokan listrik sekitar 4.000 megawatt (MW), terhitung sepersepuluh dari kapasitas terpasangnya dan mengakibatkan rekor pemadaman listrik.

Dunia

Distika Safara Setianda

JAKARTA - Afrika Selatan menandatangani serangkaian kesepakatan dengan China untuk membantu negara merombak sektor energi yang lesu. Hal it termasuk meningkatkan pembangkit listrik tenaga nuklir sebagai upaya pemerintah meredakan krisis energi yang parah dan menghambat perekonomian.

Dilansir dari Reuters, Kamis 24 Agustus 2023, perjanjian yang ditandatangani dengan perusahaan listrik China di sela-sela KTT BRICS di Johannesburg mencakup peningkatan jaringan transmisi dan distribusi listrik Afrika Selatan.

“Kami bergerak dengan kecepatan tercepat, kami tidak akan bergerak dengan kecepatan lambat,” kata Menteri Kelistrikan Kgosientsho Ramokgopa setelah menandatangani kesepakatan.

Jaringan jaringan transmisi listrik, kapasitas pembangkitan, dan pembangkit energi terbarukan China adalah yang terbesar di dunia dan didirikan dalam waktu singkat. “Keahlian inilah yang ingin dipelajari Afrika Selatan, ” kata Ramokgopa.

Perusahaan utilitas negara Afrika Selatan, Eskom, mengalami kekurangan pasokan listrik sekitar 4.000 megawatt (MW), terhitung sepersepuluh dari kapasitas terpasangnya dan mengakibatkan rekor pemadaman listrik.

Kapasitas transmisinya sangat terbatas, menghalangi kemungkinan sumber daya listrik alternatif untuk digunakan. Sebagian besar infrastruktur distribusinya—berupa rangkaian ribuan trafo dan gardu induk yang memasok listrik ke rumah tangga—sering mengalami kerusakan yang mengakibatkan pemadaman listrik dalam waktu lama.

China akan membantu memperpanjang umur pembangkit listrik tenaga batu bara milik Eskom, menawarkan teknologi untuk mengurangi emisi dengan biaya lebih rendah daripada yang tersedia di tempat lain secara global. “China mungkin juga mendirikan fasilitas manufaktur trafo dan panel PV surya di negara tersebut,” kata Ramokgopa.

China juga akan membantu Afrika Selatan memperbarui pembangkit listrik tenaga nuklir. Presiden Cyril Ramaphosa mengatakan China, mitra perdagangan terbesarnya, akan menyediakan peralatan pasokan listrik darurat senilai 167 juta rand (US$8,9 juta) dan hibah sekitar 500 juta rand untuk sektor energi, tanpa memberikan jangka waktu.