<p>Literasi dan Inklusi Keuangan</p>
Industri

Agen BRILink, Solusi Inklusi dan Literasi Keuangan dari BRI

  • JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (BRI Persero) terus mendorong Agen BRILink dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat. Hal itu sejalan dengan komitmen bank pelat merah tersebut dalam mengurangi …

Industri

Acep Saepudin

JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (BRI Persero) terus mendorong Agen BRILink dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat. Hal itu sejalan dengan komitmen bank pelat merah tersebut dalam mengurangi jumlah masyarakat yang unbanked (belum terlayani layanan keuangan).

Direktur Jaringan dan Layanan Bank BRI A. Solichin Lutfiyanto mengatakan, pada tahun ini perseroan menargetkan penambahan 500.000 Agen BRILink. Angka tersebut tumbuh 18,4% dibandingkan dengan jumlah agen di akhir tahun 2019 dengan jumlah 422.160 agen.

“Tahun ini fokus kami meningkatkan jangkauan melalui penambahan agen serta meningkatkan produktivitas agen existing dibandingkan dengan pengembangan jaringan kantor konvensional. Hal ini dengan tujuan agar lebih efektif dan efisien,” ujar Solichin dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Minggu (16/2).

Menurut Solichin, selain melayani fitur-fitur transaksi perbankan, pihaknya juga terus mendorong agar para agen mengedukasi masyarakat sekitar melalui referral pembukaan tabungan. Terutama bagi masyarakat yang belum memiliki rekening bank untuk menyimpan uang.

“Juga referral pinjaman bagi pelaku UMKM yang usahanya feasible. Serta penjualan asuransi mikro yang bertujuan memberikan perlindungan kepada masyarakat dengan premi yang terjangkau,” lanjutnya.

Dalam mendukung literasi dan inklusi keuangan, BRI bersama Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI) telah menjalankan formula dan strategi baru untuk melakukan penetrasi percepatan pencapaian target keuangan inklusif melalui skema bisnis pembukaan rekening di Agen BRILink.

Strategi Keuangan Inklusif telah dicanangkan Pemerintah sejak Tahun 2016 melalui Peraturan Presiden No. 82 Tahun 2016.

Skema tersebut membuat masyarakat yang unbanked tidak lagi perlu lagi ke kantor bank untuk membuka rekening. Masyarakat cukup menuju Agen BRILink terdekat untuk melakukan proses pembukaan rekening. Melalui pemanfaatan data kependudukan masyarakat melalui platform tersebut dapat membuka rekening simpanan tidak lagi harus mengisi formulir pembukaan rekening yang begitu banyak.

Bank BRI telah menghadirkan layanan BRILink sebagai cara untuk mendorong literasi dan inklusi keuangan bagi masyarakat. Hal itu dilakukan mengingat masih banyaknya masyarakat di Indonesia yang belum terlayani layanan keuangan.

Berdasarkan pada data Survei Nasional Literasi Keuangan (SNLIK) yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2019, indeks literasi keuangan di Indonesia mencapai 38,03 persen dan indeks inklusi keuangan 76,19 persen.

Lahan Basah Fintech

Sementara itu Indonesia menjadi lahan basah bagi industri teknologi finansial (tekfin/fintech). Hal itu disebabkan oleh masih banyaknya orang dewasa yang belum tersentuh akses perbankan formal (unbanked). Alhasil fintech memiliki ruang berkembang yang cukup besar. Berdasarkan laporan Findex, baru 48,9 persen orang dewasa memiliki akses ke perbankan.

“Sistem fintech sangat mampu membantu pencapaian target inklusi dengan lebih cepat. Ini berkat kemampuan fintech untuk menggapai daerah terpencil yang belum tersentuh perbankan konvensional,” ujar Chairman Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) Niki Luhur pada 2019 lalu.

Sekitar 71 persen pelaku fintech menargetkan masyarakat yang tidak memiliki rekening bank (unbanked) dan masyarakat yang memiliki rekening bank namun tidak memiliki akses kredit (underbanked).

Menurut Niki, sebanyak 250 perusahaan fintech anggota Aftech sudah terkoneksi dengan bank-bank konvensional. “Fintech tak bisa eksis tanpa perbankan dan selalu ada kerja sama antara fintech dan lembaga keuangan seperti perbankan,” tuturnya.