<p>Kota Podomoro Tenjo. / Kota-podomoro.com</p>
Industri

Agung Podomoro Land Banjir Pembeli di Tengah Pandemi

  • JAKARTA – Emiten properti PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) atau APL mengaku kebanjiran peminat pada proyek hunian berkonsep transit oriented development (TOD) yang baru diluncurkannya pada Agustus 2020. Direktur APL Anak Agung Mas Wirajaya mengatakan sejak pertama kali diperkenalkan, Kota Podomoro Tenjo mendapat antusiasme yang tinggi. Minat konsumen untuk berinvestasi sangat besar. Hunian tersebut […]

Industri

wahyudatun nisa

JAKARTA – Emiten properti PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) atau APL mengaku kebanjiran peminat pada proyek hunian berkonsep transit oriented development (TOD) yang baru diluncurkannya pada Agustus 2020.

Direktur APL Anak Agung Mas Wirajaya mengatakan sejak pertama kali diperkenalkan, Kota Podomoro Tenjo mendapat antusiasme yang tinggi. Minat konsumen untuk berinvestasi sangat besar. Hunian tersebut berhasil menciptakan booming properti di tengah masa pendemi COVID-19.

“Hingga saat ini berdasarkan nomor urut pemesanan (NUP), minat pembeli mencapai lebih dari 1.200 calon konsumen,” kata Agung di Jakarta, Selasa, 13 Oktober 2020.

Agung menyebutkan pada bulan pertama saja perseroan berhasil mengantongi penjualan sebanyak 1.000 unit rumah. Tak heran diserbu pembeli, hunian tapak ini dibanderol dengan harga murah mulai dari Rp200 jutaan.

Menurut dia, mayoritas pembeli memilih rumah dengan tipe 36/72. Tipe tersebut mencakup 30% dari keseluruhan penjualan. Kemudian untuk tipe 41/60 berkontribusi sebesar 20%. Sementara, sisanya berasal dari penjualan tipe 27 hingga 52.

Saat ini, kata dia, emiten properti itu tengah melakukan uji pasar proyek Kota Kertabumi di Karawang. Proyek ini dibangun di atas lahan seluas 5,6 hektare (ha). Total rumah yang ditawarkan sebanyak 200 unit dengan harga sekitar Rp200 juta.

Hingga Juli 2020, Agung podomoro mencatat total marketing sales atau pra-penjualan sebesar Rp610 miliar. Adapun, target marketing sales yang dibidik perseroan sampai akhir 2020 sebesar Rp1-Rp1,5 triliun. Target itu pun telah dipangkas perseroan dari yang semula sebesar Rp2,5 triliun.