Agung Podomoro Land
Industri

Agung Podomoro Masih Jadi Raja Mal, Ini Daftarnya!

  • Sukses menjual 85% saham Central Park Mall (CP Mall) senilai Rp 4,5 triliun, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) tak kehilangan pamornya sebagai raja mal Indonesia
Industri
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

Jakarta – Sukses menjual 85% saham Central Park Mall (CP Mall) senilai Rp 4,5 triliun, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) tak kehilangan pamornya sebagai raja mal Indonesia. Saat ini APLN masih memiliki dan mengelola berbagai mal top di ibukota Jakarta dan berbagai kota besar lainnya.

Deretan mal milik Agung Podomoro itu diantaranya Kuningan City, Senayan City, Baywalk Mall dan Emporium Mall Pluit di Jakarta, Festival City Link Bandung dan Braga City Walk di Bandung, Deli Park Medan serta Plaza Balikpapan di Kalimantan Timur.

Bersama Agung Podomoro Group (APG), APLN juga pemilik sejumlah pusat perbelanjaan seperti Harco Glodok, Lindeteves Trade Centre, Plaza Kenari Mas, Thamrin City, Season City, Mangga Dua Square dan Balikpapan Trade Centre.

Direktur Marketing APLN Agung Wirajaya menjelaskan bahwa penjualan aset properti seperti Central Park Mall merupakan bagian dari bisnis perusahaan properti seperti Agung Podomoro.  

"Sebagai perusahaan properti salah satu bisnis Agung Podomoro adalah menjual properti. Penjualan CP Mall adalah transaksi biasa dan wajar dilakukan selama memberikan keuntungan yang optimal bagi perusahaan. Kami juga masih memiliki banyak mal kok," jelas Direktur Marketing APLN Agung Wirajaya saat ditemui dalam sebuah acara ESG Award, di Ritz Carlton, Jakarta, Rabu malam (19/10).

Penjualan  85% saham CP Mall kepada CPM Asset Indonesia tidak serta merta menghilangkan kepemilikan APLN. Pasalnya, perusahaan dengan rekam jejak lebih dari 53 tahun di industri properti Indonesia ini masih menguasai 28,58% saham CPM Asset Indonesia. Sementara saham CPM Asset Indonesia lainnya dimiliki oleh Hankyu Hanshin Properties Co., Ltd. melalui anak usahanya, CPM Assets Japan LLC.

"Fokus kami saat ini adalah mengoptimalkan mal dan pusat perbelanjaan APLN ini sebagai booster bagi pemulihan ekonomi Indonesia. Kami bersyukur sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk melonggarkan kunjungan ke mal pasca pandemi Covid-19, tingkat okupansi tenant dan pengunjung mal terus meningkat," ungkap Agung.

Lebih jauh Agung mengatakan, penjualan CP Mall semakin memperkuat fundamental bisnis perseroan. Dengan dukungan likuiditas yang terus bertambah, APLN akan terus mempercepat pembangunan proyek-proyek properti baru. Apalagi selama pandemi Covid-19, APLN terbukti sukses menjual proyek-proyek properti di Jakarta dan di berbagai daerah di Indonesia.

"Inisiatif kami untuk terus membangun proyek baru sejak awal pandemi Covid 19 di tahun 2020 mendapat respon luarbiasa dari konsumen. Kami percaya sektor properti akan terus bangkit dan menjadi ujung tombak pertumbuhan ekonomi nasional pada saat ini dan ke depan," tambah Agung.

Penjualan CP Mall dengan harga premium itu akan menambah likuiditas APLN. Sampai Juni 2022 lalu saja perusahaan tercatat memiliki dana kas dan setara kas sekitar Rp 1,03 triliun. Selain itu, pasca transaksi ini utang perseroan juga makin kempis menyusul pelunasan pinjaman Guthrie Venture Pte. Ltd. sebesar SGD172,8 juta. Surat utang itu baru akan jatuh tempo pada 20 November 2022.

CP Mall yang mulai beroperasi pada 9 September 2009 memiliki total luas yang dapat disewakan lebih dari 128 ribu M2, dan pada bulan Agustus 2022 tingkat okupansinya mencapai hampir 95%. Pusat perbelanjaan ini berada di kawasan Podomoro City Jakarta yang dilengkapi dengan apartemen, hotel, dan ruang perkantoran. Penghuni kawasan Podomoro City mencapai lebih dari 20 ribu jiwa.

Saat ini APLN termasuk salah satu raksasa properti yang sangat agresif dalam membangun proyek-proyek properti baru. Berbagai proyek propertinya terbentang dari Medan, Batam, Jakarta, Bogor, Depok, Karawang, Bandung, Samarinda dan Balikpapan.

"Salah satu proyek baru kami yaitu Kota Podomoro Tenjo yang mulai dipasarkan Agustus 2020, saat Covid terjadi, sudah terjual lebih dari 4,400 unit. Kami yakin kesuksesan ini akan terus berlanjut karena kebutuhan properti juga terus meningkat," tutup Agung.