Ilustrasi bahagia kebahagiaan happiness happy
Gaya Hidup

Ahli: 3 Penghalang Terbesar Kebahagiaan

  • Rangkaian percobaan Locaso ini akhirnya memberikan tema yang konsisten penghalang kebahagiaan di banyak orang yaitu ketakutan akan kegagalan, ketidakstabilan keuangan, dan penilaian yang kurang baik dari orang lain dan diri mereka sendiri.

Gaya Hidup

Rumpi Rahayu

JAKARTA - Kita terbiasa menjadikan kebahagiaan sebagai tujuan akhir. Sayangnya, tujuan akhir yang kita kaitkan dengan kebahagiaan biasanya berdasarkan pada definisi kebahagiaan menurut orang lain yang belum tentu cocok untuk diterapkan pada setiap orang. 

Contohnya ketika seseorang sudah mencapai titik karier yang dia inginkan, memiliki rumah megah dan keluarga yang bahagia. Ia sudah berada dalam keadaan dimana kebahagiaan seharusnya memenuhi hari-harinya namun nyatanya, ia masih merasa tidak puas.

Merasa ada sesuatu yang salah tentang kebahagiaan, Penny Locaso seorang pembicara internasional dari Australia yang juga founder dari website Hacking Happiness seperti dilansir dari laman website Harvard Business Review memiliki misi untuk mengajari 10 juta manusia tentang kebahagiaan pada tahun 2025. 

Hal ini menghantarkannya untuk mencoba serangkaian pecobaan mulai dari mewawancarai lebih dari 100 orang berusia 22 hingga 70 tahun dari berbagai kalangan, mengadakan seminar dengan ribuan orang di Australia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat untuk mengeksplorasi dan mengungkap apa yang sebenarnya menghalangi kita dari perasaan bahagia.

Rangkaian percobaan Locaso ini akhirnya memberikan tema yang konsisten penghalang kebahagiaan di banyak orang yaitu ketakutan akan kegagalan, ketidakstabilan keuangan, dan penilaian yang kurang baik dari orang lain dan diri mereka sendiri. Kemudian ia menyimpulkan bahwa tiga penghalang kebahagiaan adalah distraksi atau gangguan, ketakutan, dan kurangnya rasa ingin tahu tentang diri sendiri, orang lain, dan dunia secara umum.

Locaso juga mendifinisikan kebahagiaan sebagai "Mampu menunggangi gelombang setiap emosi yang dilemparkan kehidupan kepada Anda. Mengetahui bahwa Anda dapat keluar dari sisi lain sedikit lebih baik dari sebelumnya karena Anda memiliki keterampilan (fokus, keberanian, rasa ingin tahu), sumber daya (pola pikir positif), dan struktur pendukung (komunitas) untuk mewujudkannya." 

Beragam eksperimen, pengamatan, dan wawancara yang dilakukan Locaso juga menemukan bahwa mereka yang membiarkan diri mereka sepenuhnya memproses apa yang disebut emosi negatif bersama dengan emosi positif cenderung menjalani kehidupan yang lebih bahagia. Hal ini karena kesadaran memproses emosi negatif mampu membantu mengungkap apa yang benar-benar penting dan bermakna bagi mereka.

Penemuan lain Locaso adalah bahwa orang-orang yang merasa paling puas dan bahagia dengan hidupnya adalah orang-orang yang telah belajar melepaskan kebutuhan untuk merasa bahagia sepanjang waktu. Singkatnya, tidak fokus mengejar kebahagiaan. Mereka mampu menerima pasang surut kehidupan yang mereka alami.

Pergeseran pola pikir dan perilaku ini membantu mereka berdamai dengan ketidakpastian, merangkul emosi (positif maupun negatif), dan beradaptasi dengan lingkungan mereka secara bermakna.