Photo by RDNE Stock project: https://www.pexels.com/photo/girl-in-multi-colored-long-sleeve-shirt-covering-her-face-6182311/
Gaya Hidup

Ahli: Cara Menjelaskan Konsep Kematian Kepada Anak-Anak

  • JAKARTA - Kehilangan seseorang adalah pengalaman pahit dan rumit bagi siapapun tak terkecuali bagi anak-anak. Sebagai orang dewasa, kita perlu membantu anak-ana

Gaya Hidup

Rumpi Rahayu

JAKARTA - Kehilangan seseorang adalah pengalaman pahit dan rumit bagi siapapun tak terkecuali bagi anak-anak. Sebagai orang dewasa, kita perlu membantu anak-anak memahami kematian sesuai dengan usia dan pemahaman mereka.

Menjelaskan kematian kepada anak-anak bukanlah hal yang mudah. Dalam proses penalaran yang masih berkembang, kematian adalah konsep yang abstrak dan sulit untuk dipahami. Sehingga penting bagi kita untuk menggunakan bahasa dan pendekatan yang sesuai dengan usia mereka.

Marrianne Matzo, seorang praktisi perawat bergelar Ph.D bersama dengan Daiene Domanik, pensiunan pengacara lingkungan dan advokat pengasuhan anak, membuat sebuah buku yang bisa menjadi media untuk mendisuksikan kematian kepada anak kecil berjudul "Everyone Dies and Yes, It Is Normal".

Buku tersebut ditujukan untuk anak-anak berusia di bawah 10 tahun. Marianne menjelaskan kepada Psychology Today, seperti dilansir oleh Tren Asia pada Selasa (30/5/2023), bahwa cara tersebut juga ia gunakan dalam praktik klinisnya sebagai perawat serta dengan anak-anaknya sendiri.

“Model untuk berbicara dengan anak-anak tentang kematian adalah salah satu yang saya gunakan dalam praktik klinis saya sebagai praktisi perawat, serta dengan anak-anak saya sendiri,” kata Marianne.

Lalu Bagaimana Cara Mendiskusikan Topik Kematian Kepada Anak-Anak?

Marianne menyarankan Anda untuk menjelaskan kepada anak bahwa ada 3 alasan seseorang meninggal atau hewan mati.

1. Karena sangat-sangat sakit 
2. Karena sangat-sangat tua 
3. Karena sangat terluka

Menurut Marriene, anak dapat memahami penjelasan di atas dan mereka akan menggunakan bahasa mereka sendiri untuk mengungkapkannya.

Marriane bahkan menceritakan bahwa anak-anak perempuannya yang telah berusia 26 dan 27 tahun selalu bertanya ''Apakah meraka sakit atau sangat-sangat sakit?" ketika mendengar cerita tentang seseorang yang tengah sakit.

Kematian memang sudah selayaknya menjadi topik diskusi antara Anda dengan anak-anak Anda. Dokter anak, David Schonfeld memperingatkan bahwa membatasi diskusi tentang kematian dapat mengganggu kemampuan anak untuk mengatasinya ketika hal tersebut terjadi pada seseorang yang mereka kenal.

Anak-anak mungkin akan merasa bersalah, malu, atau bahkan memandang kematian sebagai bentuk hukuman karena belum memahami konsep kematian yang sebenarnya.