Vape
Nasional

Ahli Toksikologi: Penggunaan Vape Tidak Picu Gangguan Ginjal Akut

  • Ahli Toksikologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Shoim Hidayat menyoroti pemberitaan hoaks atau tidak benar bahwa rokok elektrik atau vape diduga mengandung cemaran etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG), yang mana senyawa tersebut dikaitkan dengan naiknya kasus gagal ginjal akut pada anak-anak di Indonesia.

Nasional

Feby Dwi Andrian

JAKARTA - Ahli Toksikologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Shoim Hidayat menyoroti pemberitaan hoaks atau tidak benar bahwa rokok elektrik atau vape diduga mengandung cemaran etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG), yang mana senyawa tersebut dikaitkan dengan naiknya kasus gagal ginjal akut pada anak-anak di Indonesia. Kabar terhadap vape tersebut dinilai tidak akurat lantaran belum ada penelitian dan kasus sebagai bukti nyata.

Shoim menjelaskan, cemaran EG dan DEG dalam obat sirop bisa muncul karena zat pelarut seperti propilen glikol dan gliserin. Kedua zat pelarut tersebut juga bisa digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan cairan untuk vape. Meski begitu, kadar cemarannya cenderung sangat rendah sehingga berdampak minim pada tubuh.

“Kadar cemaran tentunya sangat kecil, misalnya hanya 1 persen. Kalau propilen glikol digunakan untuk vape, kadar cemaran EG dan DEG biasanya sangat kecil. Sehingga, efek sampingnya tidak signifikan. Toksisitas propilen glikol sangat rendah dan penggunaannya bukan hanya untuk obat. Ada pula untuk makanan, kosmetik, dan keperluan industri lainnya,” katanya dalam keterangan resmi, Jumat (4/11/2022).

“Efek toksik cemaran EG dan DEG akan terjadi jika dosis yang dikonsumsi dalam jumlah besar. Kalau hanya sedikit sekali yang dikonsumsi, biasanya tidak akan muncul gejala,” lanjut Shoim.

Secara teori, kata Shoim, ada tiga tahapan toksisitas EG dan DEG pada tubuh. Pada 12 jam pertama, efeknya adalah mabuk seperti orang yang mengonsumsi etanol atau minuman keras. Pada 12 jam berikutnya, muncul masalah pada pernapasan dan jantung. Kalau tidak segera mendapatkan penanganan atau setelah 24 jam, efeknya akan merusak ginjal.

“Kalau hanya dari vape yang jumlah cemarannya tidak seberapa, saya yakin risikonya rendah sekali. Kalau pun ada pencemaran paling tinggi 1% dan masuk ke dalam tubuh, tidak ada akan berefek,” imbuhnya.

Perlunya Meninjau Kasus Gagal Ginjal Akut di Lapangan

Terkait dengan gangguan ginjal akut, sampai saat ini masih belum ada temuan kasus penyakit tersebut yang disebabkan oleh konsumsi rokok elektrik atau vape. Terlebih lagi, kasus yang ada saat ini melaporkan rata-rata kasus gagal ginjal akut terjadi pada anak-anak, yang diduga terjadi karena cemaran EG dan DEG pada obat sirop, bukan karena vape.

“Kalau mau dikaitkan antara gagal ginjal akut dan vape, sekarang kasusnya ada atau tidak? Harus dimulai dulu dari sana, apakah kasus gagal ginjal akut pada pengguna vape pernah ditemukan atau tidak? Jadi, harus dimulai dulu pengamatannya dari sana,” tutup Shoim.