6 internet.jpg
Tekno

AI Bisa Dimanfaatkan Untuk Keamanan Siber UKM di Indonesia

  • Palo Alto menyebutkan hanya ML yang dapat mengatasi semakin banyaknya tantangan dalam keamanan siber.

Tekno

Bintang Surya Laksana

JAKARTA - Palo Alto Networks,  pemimpin keamanan siber global, mengungkapkan kerentanan Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam menghadapi ancaman dan kejahatan siber. 

Hal tersebut disebabkan oleh keterbatasan sumber daya manusia dan aset yang dimiliki oleh UKM pada umumnya. Hal tersebut berimbas pada UKM yang mengalami kesulitan dalam melindungi diri dari serangan siber.

Hal itu terungkap dalam Laporan Kondisi Keamanan Siber di ASEAN tahun 2023. Laporan itu  menyebutkan integrasi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) merupakan salah satu strategi utama yang diadopsi secara masif oleh organisasi-organisasi teknologi di seluruh ASEAN untuk memerangi gangguan dan kejahatan siber. 

Akibat hal tersebut, UKM sering menjadi sasaran empuk bagi penjahat siber yang terus berkembang. Selain itu, banyak UKM menganggap keamanan siber bukan sebagai inisiatif berkelanjutan. Hal tersebut berdampak pada UKM yang tidak memperbarui kemampuan keamanan mereka untuk menghadapi ancaman yang terus berkembang.

Dengan perkembangan AI dan Machine Learning (ML) yang sangat pesat, penjahat siber terus mencari cara untuk memanfaatkan teknologi untuk tujuan jahat. 

Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) memahami potensi kerusakan dan gangguan keamanan siber yang dapat disebabkan oleh lonjakan teknologi yang diantisipasi, yang diproyeksikan akan mengubah cara data dicari pada tahun 2029. Lonjakan ini mencakup penggunaan ML, AI, analisis big data, hingga komputasi kuantum.

Aktivitas kejahatan siber tersebut dapat berdampak serius dan menimbulkan kekhawatiran, termasuk kerugian finansial, gangguan bisnis, pencurian kekayaan intelektual, dan pelanggaran privasi.

"Dalam rangka memperingati Bulan Kesadaran Keamanan Siber di bulan Oktober ini, kami memantapkan misi kami untuk memberdayakan UKM dengan postur keamanan siber yang lebih kuat, dengan menyadari peran penting mereka sebagai salah satu tulang punggung perekonomian di Indonesia," ujar  Wakil Presiden untuk ASEAN di Palo Alto Networks, Steven Scheurmann.

Menurutnya, sangat penting untuk diingat bahwa UKM, seperti halnya organisasi yang lebih besar, memiliki data berharga yang dicari oleh para penyerang siber untuk mendapatkan keuntungan finansial

Dalam menghadapi ancaman siber yang terus berkembang, pendekatan keamanan tradisional sudah tidak cukup efektif untuk melawan serangan canggih seperti phishing, ransomware, kampanye jahat, dan lainnya. Malware tingkat lanjut dapat berubah bentuk untuk menghindari deteksi, dan metode tradisional tidak lagi efisien dalam mengidentifikasi serangan canggih tersebut. 

Palo Alto menyebutkan hanya ML yang dapat mengatasi semakin banyaknya tantangan dalam keamanan siber.  ML dapat meningkatkan solusi keamanan dengan kemampuannya untuk mendeteksi serangan yang belum dikenal dan serangan tingkat lanjut, termasuk malware polimorfik.

Teknologi AI dan ML telah mengubah cara keamanan siber untuk mengidentifikasi, mencegah, dan mengatasi ancaman siber. AI dan ML berperan penting dalam meningkatkan keamanan siber khususnya untuk UKM dengan memberikan kemampuan deteksi ancaman tingkat lanjut, manajemen kerentanan proaktif, dan respons insiden otomatis. 

Dengan menganalisis sejumlah besar data yang berkaitan dengan serangan sebelumnya dan menggunakan intelijen ancaman real-time, sistem AI memungkinkan untuk mendeteksi dan menilai potensi serangan dengan tingkat akurasi dan kecepatan yang lebih tinggi. Hal tersebut memungkinkan tim keamanan untuk merespons dengan cepat, mengurangi kerugian, dan mencegah pelanggaran data.

"Bahkan bisnis yang berukuran kecil dan memiliki sumber daya terbatas pun dapat membangun postur keamanan yang tangguh, sehingga sulit ditembus oleh penyerang, asalkan ada budaya keamanan siber yang kuat di dalam perusahaan," pungkas Steven.