AI Generatif Diprediksi Bisa Hemat 30% Jam Kerja di Tahun 2030
- Artificial intelligence (AI) generatif diprediksi bisa hemat hingga 30% jam kerja di tahun 2030 nanti. Data ini didapat dari laporan Global Learning & Skills Trends 2024 dari platform kursus online Udemy.
Tekno
JAKARTA - Artificial intelligence (AI) generatif diprediksi bisa hemat hingga 30% jam kerja di tahun 2030 nanti. Data ini didapat dari laporan Global Learning & Skills Trends 2024 dari platform kursus online Udemy.
Laporan ini juga juga memproyeksikan kontribusi AI generatif terhadap ekonomi global sekitar US$15 triliun atau setara Rp233,1 kuadriliun (kurs Rp15.539).
Selama setahun terakhir, platform Udemy mencatat peningkatan sebesar 60% dalam pelatihan terkait AI, sementara permintaan akan kursus ChatGPT meningkat sebanyak 5.226% di kuartal pertama 2023.
- Krisis Literasi, Selandia Baru Larang Penggunaan Ponsel di Sekolah
- Stres Finansial, Lebih dari Seperempat Orang Amerika Malah Lakukan Doom Shopping
- Spring City Hadir Melengkapi Sentul City sebagai Kota Mandiri
“Ini menunjukkan bagaimana organisasi mengutamakan peningkatan keterampilan untuk memaksimalkan hasil bisnis,” tulis manajemen Udemy dalam keterangan resmi yang diterima TrenAsia.com pada Jum’at, 1 Desember 2023.
Indonesia sendiri telah berupaya mengembangkan kecerdasan buatan sejak tahun 2020 dengan meluncurkan Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial RI (Stranas KA). Stranas KA kala itu diluncurkan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Stranas ini disusun untuk menjawab tantangan pengembangan KA di Indonesia, di antaranya kesiapan regulasi yang mengatur etika penggunaan, kesiapan tenaga kerja, kesiapan infrastruktur dan data pendukung pemodelan, serta kesiapan industri dan sektor publik dalam mengadopsi inovasi kecerdasan artifisial.
Dikutip dari Antara, Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria baru-baru ini menyebut Stranas KA perlu diperbarui untuk mengikuti perkembangan terkini teknologi tersebut.
Nezar menilai bahwa Stranas KA yang sudah ada kurang memadai untuk menangkap perkembangan terkini khususnya dalam ranah AI generatif.
“(Stranas Kecerdasan Artifisial) waktu itu belum menangkap perkembangan dua tahun terakhir ini, dengan perkembangan generatif AI,” ujar Nezar di Jakarta, Kamis, 30 November 2023.
Sementara itu Ketua Umum Kolaborasi Riset dan Inovasi Kecerdasan Artifisial (KORIKA) menyebut saat ini penyusunan ulang Stranas KA sedang dilakukan oleh pemangku kepentingan terkait.
DIrinya juga berharap revisi ini bisa rampung tahun depan agar bisa segera diimplementasikan seiring dengan kian masifnya perkembangan teknologi AI.
“Saya sih berharap targetnya paling lambat sebelum Pemilu kita sudah punya Stranas, supaya Stranas itu bisa dipakai untuk implementasi di 2024. Kalau enggak nanti terlambat lagi,” ucapnya.