Ilustrasi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
Perbankan

AI Jadi Solusi agar Tabungan Masyarakat Tetap Tumbuh Saat PPN Naik

  • Dengan memanfaatkan teknologi, masyarakat dapat lebih mudah menyisihkan penghasilan untuk menabung, meskipun ada kenaikan biaya hidup akibat kebijakan baru seperti PPN dan Tapera.

Perbankan

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Tahun depan, masyarakat Indonesia akan menghadapi berbagai perubahan ekonomi yang signifikan, salah satunya adalah kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 12% serta penerapan iuran Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) bagi pekerja. Kedua kebijakan ini memunculkan pertanyaan mengenai bagaimana masyarakat sebaiknya menyikapi perubahan tersebut, khususnya dalam pengelolaan keuangan dan kebiasaan menabung.

Vera Margaret, Head of Deposit & Wealth Management UOB Indonesia, dan Herjunot Ali, seorang aktor sekaligus pengusaha, memberikan pandangan mereka tentang prioritas keuangan masyarakat di tengah dinamika ekonomi.

Tetap Menabung di Tengah Tantangan Ekonomi

Menurut Vera, meskipun tantangan ekonomi semakin besar, kebiasaan menabung tetap menjadi hal yang penting untuk dilakukan. Ia menekankan pentingnya prinsip “menyisihkan, bukan menyisakan” dalam menabung.

“Memang akan lebih sulit menabung dengan banyaknya pungutan baru. Tapi kita tetap harus menyisihkan sebagian penghasilan, meskipun persentasenya lebih kecil. Misalnya, jika tahun ini bisa menabung 15%, mungkin tahun depan cukup 12%. Yang penting, kebiasaan menabung tetap terjaga,” ujar Vera dalam diskusi yang diselenggarakan bersamaan dengan peluncuran program Saving Weeks dari UOB Indonesia di Jakarta, Senin, 2 Desember 2024.

Ia juga mengingatkan bahwa setiap kebijakan ekonomi yang diambil pemerintah memiliki tujuan yang baik untuk masyarakat di masa depan. Oleh karena itu, masyarakat perlu tetap berfokus pada tujuan finansial jangka panjang, seperti mencapai kebebasan finansial (financial freedom).

Baca Juga: Kebiasaan Keuangan Gen Z yang Bisa Bikin Makin Miskin

Manfaatkan Teknologi untuk Meningkatkan Penghasilan

Dari sudut pandang lain, Herjunot Ali menyoroti pentingnya teknologi dalam mendukung produktivitas dan pengelolaan keuangan. Ia menekankan bahwa kemajuan teknologi bisa menjadi alat yang membantu masyarakat meningkatkan kemampuan dan penghasilannya.

“Setiap kemajuan zaman pasti diiringi perubahan teknologi. Teknologi ini bisa digunakan untuk memperkuat keterampilan kita, sehingga membantu meningkatkan penghasilan. Misalnya, dengan teknologi AI, pekerjaan yang sebelumnya harus melibatkan pihak ketiga kini bisa dilakukan sendiri,” jelas Herjunot.

Ia percaya bahwa dengan memanfaatkan teknologi, masyarakat dapat lebih mudah menyisihkan penghasilan untuk menabung, meskipun ada kenaikan biaya hidup akibat kebijakan baru seperti PPN dan Tapera.

Prediksi Tren Dana Pihak Ketiga (DPK) Tahun Depan

Terkait tren Dana Pihak Ketiga (DPK), Vera optimis bahwa masyarakat tetap akan menabung meskipun ada kenaikan PPN. Ia mengungkapkan, kebutuhan masa depan yang semakin besar mendorong masyarakat untuk tetap merencanakan keuangan dengan baik.

“Kenaikan PPN dari 11% menjadi 12% tidak menghilangkan kebutuhan masyarakat untuk menabung. Sebaliknya, kebutuhan masa depan yang semakin besar justru membuat masyarakat harus lebih cermat dalam mengelola pengeluaran, terutama untuk kebutuhan tersier dan gaya hidup. Menabung tetap harus menjadi prioritas,” ungkap Vera.

Menurutnya, meskipun kondisi ekonomi menantang, masyarakat semakin sadar akan pentingnya memiliki dana cadangan. Vera mencatat bahwa pertumbuhan DPK hingga kuartal III tahun ini berada di kisaran 10-15%. Namun, ia juga mengakui adanya fenomena “makan tabungan” di kalangan masyarakat kelas menengah ke bawah akibat tekanan ekonomi.

“Kami tetap optimis bahwa DPK akan tumbuh double digit tahun depan, meskipun mungkin tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya,” tambahnya.

Mengatasi Tantangan Kenaikan Biaya Hidup

Terkait dampak kenaikan PPN, Vera menjelaskan bahwa pengaruhnya terhadap belanja harian masyarakat tidak terlalu signifikan untuk nominal kecil.

“Kalau belanja sehari-hari seperti makan Rp100 ribu, kenaikan PPN dari 11% ke 12% hanya menambah Rp1.000. Tapi untuk nominal besar seperti transaksi bisnis miliaran atau triliunan, dampaknya tentu jauh lebih terasa,” ujar Vera.

Ia juga menyoroti pentingnya masyarakat untuk terus meningkatkan keterampilan diri agar penghasilan dapat mengikuti laju inflasi dan kenaikan biaya hidup. Dengan begitu, masyarakat tidak perlu mengorbankan tabungan mereka untuk kebutuhan sehari-hari.

“Sekarang belajar skill baru juga lebih mudah, banyak yang gratis, bahkan bisa memanfaatkan teknologi AI. Intinya, kembangkan diri agar kita tidak kalah dengan inflasi atau kenaikan PPN, sehingga tetap bisa menabung untuk mencapai financial freedom,” tambahnya.