logo
Waspada! Teknologi AI Dapat Memudahkan Peretas Mencuri Password Anda
IKNB

AI Sudah Merambah Klaim Asuransi, Peran Manusia akan Semakin Minimum

  • Beberapa perusahaan startup kini menawarkan teknologi berbasis AI untuk membaca DNA, pencatatan rekam medis, hingga manajemen klaim. Teknologi ini diklaim dapat membantu perusahaan asuransi dalam menghindari overtreatment dan mempercepat proses klaim.

IKNB

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Dalam era digital yang berkembang pesat, penggunaan kecerdasan buatan (AI) semakin merambah berbagai sektor, termasuk industri asuransi. Salah satu area yang menjadi perhatian adalah implementasi AI dalam manajemen klaim, baik untuk asuransi kesehatan maupun kendaraan. Meski masih dalam tahap awal, penerapan teknologi ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam proses klaim.

Beberapa perusahaan startup kini menawarkan teknologi berbasis AI untuk membaca DNA, pencatatan rekam medis, hingga manajemen klaim. Teknologi ini diklaim dapat membantu perusahaan asuransi dalam menghindari overtreatment dan mempercepat proses klaim. 

Namun, menurut Kepala Departemen Keagenan Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) sekaligus Direktur Utama PT Sinarmas MSIG Life, Wianto Chen, implementasi AI dalam asuransi kesehatan masih berada di tahap awal.

Wianto mengatakan bahwa saat ini pelaku-pelaku bisnis deteksi DNA dan manajemen rekam medis sudah menawarkan jasanya ke perusahaan-perusahaan asuransi. Akan tetapi, saat ini para pelaku asuransi masih meninjau beberapa aspek, seperti jaringan yang dimiliki oleh para penyedia layanan dan sistem application programming interface (API) yang disediakan. 

Menurutnya, meski model bisnisnya menarik, ekosistem yang mendukung masih dalam tahap pengembangan. “Kalau ada pun, ada beberapa yang masih testing the model. Tentunya arahnya makin ke sana. Jadi mungkin sekarang lagi melihat dulu nih skemanya,” kata Wianto dalam konferensi pers paparan kinerja industri asuransi jiwa tahun 2024 di Jakarta beberapa waktu lalu. 

Wianto juga menyoroti tantangan dalam mengintegrasikan sistem AI dengan medical provider. Ia mencontohkan bahwa program Satu Sehat yang menghubungkan data medis nasional saja masih menghadapi berbagai tantangan teknis. Oleh karena itu, perlu waktu sebelum AI benar-benar diadopsi secara luas dalam industri asuransi kesehatan.

Baca Juga: Kurang Literasi, Masyarakat Lebih Senang Beli Aset Berisiko Ketimbang Produk Asuransi

AI untuk Klaim Asuransi Kendaraan: Meminimalkan Peran Manual

Sementara itu, di industri asuransi kendaraan, penggunaan AI mulai diuji coba untuk mempercepat proses klaim. Presiden Direktur PT Zurich General Takaful Indonesia (Zurich Syariah), Hilman Simanjuntak, menjelaskan bagaimana AI dapat menggantikan peran surveyor dalam memverifikasi klaim kendaraan.

“Pada saat orang klaim, itu tidak perlu lagi misalnya harus menunggu ada surveyor yang memeriksa. Jadi bisa tuh foto sendiri, foto sekeliling. Kemudian dari situ hasil fotonya itu akan otomatis dikirim ke sistem. Di situ AI nanti akan mengidentifikasi hasil foto itu mana-mana saja yang terjadi kerusakan,” ungkap Hilman.

Meski demikian, Hilman mengakui bahwa akurasi AI dalam proses ini masih dalam tahap pengembangan dan membutuhkan evaluasi secara berkala. “Kalau akurasi ya mestinya kita juga ekspektasinya harus akurat ya. Kalau enggak nanti klaimnya nggak sesuai,” katanya.

Tantangan dan Masa Depan AI dalam Asuransi

Meskipun AI diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi peran manusia dalam proses klaim, Hilman menekankan bahwa faktor komunikasi dengan pelanggan tetap penting, terutama dalam konteks layanan di Indonesia.

“Kita berharap kalau dengan AI mestinya semakin minimum peran manusia. Tapi tentunya ya namanya kita orang Indonesia ya. Kadang-kadang masih perlu komunikasi dengan orang. Kadang masih perlu merasa ditelepon, itu kita layani juga,” ujarnya.

Seiring dengan perkembangan teknologi, implementasi AI dalam industri asuransi diprediksi akan terus meningkat. Namun, tantangan utama yang dihadapi adalah membangun ekosistem yang matang, memastikan akurasi sistem, serta menjaga keseimbangan antara otomatisasi dan pelayanan manusia.

Bagi perusahaan asuransi, inovasi ini bisa menjadi solusi untuk meningkatkan efisiensi, sementara bagi nasabah, AI dapat memberikan pengalaman klaim yang lebih cepat dan mudah. Namun, perlu waktu sebelum teknologi ini benar-benar matang dan dapat diandalkan sepenuhnya dalam industri asuransi di Indonesia.